Twenty Five (25)-End

193 18 0
                                    

Don't forget to Vomment^^
Thanks~♡

*******

Hari yang cerah menghampiri kota Seoul. Matahari menerangi setiap insan yang beraktivitas hari ini. Cahaya mentari itu juga merebak ke dalam kamar Jeno. Jeno sedang duduk di atas ranjangnya. Ia sendirian saat ini. Ibu dan ayahnya sedang mengurusi administrasi rumah sakit. Sedangkan Jiho bersama Jaehyun lagi mengambil barang-barang Jeno dari rumah.

Jeno merenungkan banyak hal. Termasuk pembicaraan antara dia dan Jiho kemarin. Ia senang akhirnya menemukan jalan keluarnya. Tapi tidak dipungkiri ada rasa sakit. Tidak hanya sakit badannya, tapi hatinya. Justru Jeno tidak merasakan lagi sakit di badannya. Yang Jeno inginkan saat ini hanyalah, ia bisa berjalan lagi.

"Jeno-ya." Panggilan seseorang itu membuyarkan lamunan Jeno. Ternyata Jisoo dan Junmyeon sudah kembali ke ruangannya.

"Eung? Kalian sudah kembali rupanya. Bagaimana?" Tanya Jeno kepada Ibunya.

"Keadaanmu sangat stabil. Dan surat rujukan ke rumah sakit di US juga sudah selesai. Kau benar-benar tidak apa-apakan kesana?" Tanya Jisoo hati-hati kepada Jeno.

Jeno mengangguk dan tersenyum kepada Ibunya itu, "Aku tidak apa-apa, eomma. Mungkin memang aku perlukan sekarang adalah pergi kesana. Untuk penyembuhan 'menyeluruh'."

Jisoo paham apa maksud Jeno tadi. Ia 'pun mengelus pelan rambut Jeno, "Anak eomma sudah dewasa. Eomma tau kau pasti sangat sakit, tapi kau bisa menyikapi ini dengan dewasa. Eomma bangga dengan kamu, Jeno-ya."

"Eomma"

"Em? Kenapa, Jeno-ya?"

"Em bisakah kau memelukku?"

Jisoo terenyuh mendengar permintaan anaknya. Ia bahagia sekaligus merasa hatinya seperti diremas. Betapa rindunya Jeno kepada ibunya. Sehingga ia meminta pelukan seorang ibu.

Tanpa berpikir dua kali, Jisoo meraih Jeno ke dalam pelukannya. "Tentu saja, sayang. Maaf, eomma jarang memelukmu selama ini."

Jeno pun membenamkan wajahnya dipundak Jisoo, "Pelukan eomma adalah pelukan yang paling hangat." Siapapun yang melihat momen ini pasti akan tersentuh. Pelukan ibu memang pelukan yang paling hangat di dunia ini, 'kan?

Hari ini adalah hari dimana Jeno harus berangkat ke US, ditemani oleh Jisoo untuk satu bulan. Junmyeon tidak bisa ikut karena pekerjaan yang menuntutnya. Sedangkan Jiho ingin sekali menemani Jeno, tapi Jeno yang melarangnya.

 Sedangkan Jiho ingin sekali menemani Jeno, tapi Jeno yang melarangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Flashback malam sebelum keberangkatan Jeno*

"Noona?"

"Hm? Ada apa, Jeno-ya?"

"Hm... kau masih belum menjawab tentang pengakuanku waktu itu." Jeno melirik ke arah Jiho yang sedang mengupas apel untuknya.

Jiho menghentikan aktivitasnya dan memandang ke arah Jeno. "Jeno-ya, adik noona yang paling noona sayang. Maafkan noona. Noona mencintaimu. Sangat mencintaimu. Tetapi noona mencintaimu hanya sebatas sebagai seorang adik. Sekali lagi maafkan noona. Noona tau ini akan menyakitimu, tapi noona juga harus mengatakannya. Walaupun noona tidak ingat bagaimana kau bisa menjadi adikku, dan kita ternyata bukan saudara kandung, noona tetap menyayangimu seperti saudara kandung. Kau juga akan mengerti ini nanti. Kita ini saudara. Dan noona mencintaimu, Jeno-ya, sebagai adik noona. Itu jawaban noona."

Bro&Sis [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang