Twenty One (21)

142 18 0
                                    

Don't forget to Vomment^^
Thanks~♡

******

Percakapan Jaehyun dan Jiho di depan Jeno, terhenti ketika ada yang masuk ke ruangan itu. Seseorang dengan pakaian formal, khas orang kantoran. Dan sepertinya ia membawa makanan.

"Eh, Dongmin-ssi. Tumben kau datang siang-siang begini." Ucap Jiho ketika melihat Dongmin datang.

"Iya, kebetulan aku ada tugas di kantor cabang dekat sini. Jadi aku datang menjenguk." Jawab Dongmin.

"Ini aku bawakan makanan. Aku taruh di meja ini ya." Lanjut Dongmin.

Jaehyun hanya menyimak percakapan kedua orang ini. Ia pun memandang ke arah Jiho dengan pandangan bertanya.

"Oh iya, Jaehyun-ah kenalkan ini Dongmin. Lee Dongmin, hyung... dari Jeno." Suara Jiho sedikit memelan ketika menjelaskan siapa Dongmin itu.

"Dan, kenalkan ini Jung Jaehyun. Em, te-"

"Tunangan Jiho. Senang bertemu denganmu." Ucap Jaehyun memotong perkataan Jiho. Ia pun menjabat tangan Dongmin, yang dibalas juga oleh Dongmin.

"Saya Lee Dongmin. Senang bertemu Anda." Sahut Dongmin dengan senyumannya.

"Kau pasti belum makan 'kan, Jiho-ssi? Itu aku bawakan galbitang. Semalam kau bilang mau makan itu kan?" Kata Dongmin kepada Jiho.

"Wahh!! Kau bawakan galbitang?? Makasih, Dongmin-ssi hehe." Jiho langsung pergi ke sofa dan mengambil galbitang yang di bawakan Dongmin tadi. Melihat itu Dongmin hanya tersenyum sedangkan Jaehyun merasa tidak suka dengan Dongmin. Jaehyun pun mendatangi Jiho.

Sedangkan Dongmin, ia duduk di sebelah tempat tidur Jeno. Mengelus lembut rambut adiknya yang tidak sadar itu. Dongmin sebenarnya takut jika nanti ia akan ditolak oleh Jeno. Tapi Dongmin sayang sekali dengan Jeno.

Ketika Dongmin masih memandang Jeno, tiba-tiba saja ia seperti melihat jari-jari Jeno bergerak.

"Je- Jeno??!"

"Ada apa Dongmin-ssi? Kenapa?" Tanya Jiho yang melihat Dongmin memanggil nama Jeno.

"Tadi aku melihat jarinya tadi bergerak."

Mendengar itu, Jiho langsung berdiri dan menghampiri Jeno. "Benarkah?? Jeno-ya?? Jeno-ya??"
Jiho menggenggam tangan Jeno, sambil terus berharap kalau Jeno segera sadar.

"Aku yakin tadi ia-"

"Noo... noo...noona. enghh.."

Thanks God! Kim Jeno sudah sadar.

"Jeno-ya!! Jeno-ya? Noona disini! Kau dengar aku??! Dongmin-ssi, panggil dokter sekarang!!"

"Jeno-ya!! Jeno-ya? Noona disini! Kau dengar aku??! Dongmin-ssi, panggil dokter sekarang!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno benar-benar sudah sadar. Dan saat ini dokter sedang memeriksa Jeno secara keseluruhan. Bahkan tadi Jeno sudah sempat memeluk Jiho, karena orang pertama yang Jeno cari adalah Jiho.

Jisoo dan Junmyeon juga sudah ada di rumah sakit, mereka datang ketika Jiho memberi kabar mengenai Jeno. Syukurlah kali ini mereka mau meninggalkan pekerjaan mereka demi Jeno.

Selain Jiho, Jisoo, dan Junmyeon, ada juga Jaehyun dan Dongmin yang ikut menunggu Jeno selesai di periksa. Dongmin sangat senang dan gugup. Ia takut menjelaskan kepada Jeno. Bahkan tiba-tiba nyalinya ciut untuk mengenalkan dirinya kepada Jeno.

Arghhh!!!!!

Suara teriakan Jeno dari ruangannya terdengar. Mendengar itu, Jiho dan lainnya langsung berdiri. Mereka semua khawatir, khususnya Jiho, ia sangat cemas mendengar teriakan Jeno tadi.

Ketika mereka ingin masuk ke dalam ruangan, dokter yang memeriksa Jeno pun keluar.

"Permisi, kalian keluarga dari Kim Jeno 'kan? Bisakah salah satu dari kalian ke ruangan saya? Ada yang ingin saya bicarakan." Ucap dokter saat keluar dari ruangan.

"Saya dokter! Sa-"

"Tidak, Jiho-ya. Biar appa saja. Dokter, biar saya yang ke ruangan Anda." Junmyeon memotong ucapan Jiho. Kemudian sang dokter dan Junmyeon pergi dari situ.

Jiho ingin masuk ke dalam ruangan Jeno. Tapi suster melarangnya. Katanya harus menunggu instruksi dari dokter dulu. Jadi Jiho hanya bisa duduk lagi menunggu ayahnya dan dokter.

Namun dari luar Jiho dapat mendengar erangan Jeno dan tangisan Jeno. Dan tanpa sadar Jiho juga ikut menangis. Ia cemas dan hatinya tiba-tiba sakit. Ia merasa ada yang tidak beres dengan Jeno. Ingin rasanya Jiho menerobos masuk untuk menemui Jeno dan memeluk Jeno.

Tidak lama kemudian, ayahnya dan sang dokter kembali. Jiho pun langsung belari menghampiri ayahnya. "Appa! Bagaimana keadaan Jeno? Ia baik-baik saja 'kan?"

Tapi Junmyeon hanya diam saja. Raut mukanya tidak begitu bagus. Jiho menatap ke mata Junmyeon, menanti jawaban darinya.

"Appa, kumohon beri tahu aku. Jeno baik-baik saja 'kan?" Tanya Jiho sekali lagi.




"Appa memutuskan Jeno harus dibawa ke US."











~To Be Continue~





P.S: kyao! Hello! Tumben Van ninggalin pesan ya hehe. Van cuma mau tau kabar kalian gimana? Baik-baik aja kan? Please stay safe, stay healthy. Wabah ini memang bukan wabah biasa, sebisa mungkin kita menjaga jarak dari orang lain ya. Dan kalau memang gak ada kepentingan, sebaiknya berdiam di rumah saja. Bukan berarti kita takut sama wabah ini, tapi berjaga-jaga itu perlu 'kan?

Don't be panick but still be aware, okay? Jangan sampai kita panik, lalu menimbulkan kerugian bagi orang banyak. Tetap peduli satu sama lain ya~

I hope we're always in God's protection, amen🙏🏻

Cepat sembuh bangsaku, duniaku♡

Bro&Sis [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang