Don't forget to Vomment^^
Thanks~♡******
"Noona.... noo...noona..."
Jeno memanggil Jiho. Suaranya benar-benar lemah. Dia merasa hancur. Ia merasa tidak berdaya.
"Jeno-ya... Jeno-ya... noona disini... noo-" Jiho tercekat, hatinya pedih melihat keadaan Jeno. Badannya yang bergetar menghampiri Jeno. Jiho berusaha untuk menahan air matanya.
"Noona... aku tidak berguna lagi. Aku tidak bisa berjalan lagi."
Mendengar Jeno berkata demikian, Jiho langsung menghambur ke pelukan Jeno. Ia memeluk Jeno erat. Pertahanannya runtuh, ia menangis. Jeno pun menangis dalam pelukan Jiho.
"Tidak, Jeno-ya. Tidak. Kau pasti akan sembuh. Kau pasti sembuh! Aku akan melakukan apapun agar kau sembuh." Ucap Jiho sambil menangis memeluk Jeno.
"Noona... noona..."
Jeno benar-benar seperti orang yang putus asa. Ia hanya memanggil-manggil Jiho. Melihat Jiho dan Jeno, semua orang yang ada di ruangan itu ikut sedih dan terharu. Jisoo tak bisa menahan tangisnya, dan ia merasa bersalah atas kedua anaknya itu. Sedangkan Junmyeon dia hanya menatap kedua anaknya itu.
Jaehyun dan Dongmin ada juga di ruangan itu. Ikut menyaksikan keadaan keluarga itu. Mereka hanya diam, karena tidak mau terlalu mencampuri urusan keluarga orang. Walau sebenarnya Dongmin sangat ingin menghampiri Jeno. Tapi tentu ia tau situasi.
"Bisakah aku bicara dengan Jeno berdua saja?" Ucap Jisoo tiba-tiba.
Mendengar itu, semua orang yang ada disana menatap Jisoo. Termasuk Jiho.
"Eomma, aku juga ingin bicara dengan Jeno.""Noona.. kita akan bicara nanti."
Hening. Cuma ada dua orang dalam ruangan ini. Rencananya mereka ingin mengobrol, tapi yang ada malah hening. Tidak ada yang memulai pembicaraan. Rasa canggung, takut, dan pikiran yang memenuhi kepala masing-masing, itu yang membuat keheningan ini.
"Jeno-ya..."
"Eomma..."
Sampai akhirnya kedua orang ini, sama-sama memulai pembicaraan.
"Eomma saja duluan." Kata Jeno mempersilahkan Jisoo berbicara terlebih dahulu.
Sebelum mulai bicara, Jisoo menarik nafasnya dahulu. "Maafkan eomma. Eomma minta maaf, Jeno-ya-"
Kata-kata Jisoo terpotong, karena dirinya mulai menangis. Melihat hal itu, Jeno merasa tidak tega melihat Ibunya menangis. Jeno pun berusaha memegang tangan Jisoo.
"Eomma minta maaf, eomma selama ini tidak menjadi eomma yang baik untukmu. Eomma juga minta maaf kalau kamu harus merasakan sakitnya jatuh cinta dengan orang yang tidak seharusnya. Seandainya eomma ada disamping kamu, mungkin eomma bisa menyadarkan kamu. Dan maaf, kamu harus mengetahui kenyataannya sendirian."
Jisoo masih menangis. Sedangkan Jeno, jujur ia merasa sakit dengan kenyataan yang diucapkan Jisoo. Namun ia juga sakit melihat Ibunya menangis. Walaupun Jisoo terlihat bukan seperti Ibu yang baik, mau bagaimanapun Jisoo tetap merawat Jeno dengan baik, yang notabene sebenarnya hanya anak angkat.
"Tidak apa-apa, eomma. Jeno juga minta maaf karena sudah mengacaukan semuanya. Jeno juga berterimakasih, eomma sudah mau merawat Jeno." Ucap Jeno sambil mengelus tangan Jisoo.
"Jeno... sayang eomma. Jeno... kangen eomma."
Jisoo mengangkat wajahnya. Ia terkejut Jeno mengatakan demikian. Ia pikir Jeno membencinya. Ia tersentuh dan hatinya juga hancur disaat bersamaan. Jisoo sadar seharusnya ia ada untuk Jeno, anaknya ini.
Jisoo merengkuh Jeno ke dalam pelukannya. Ia memeluk Jeno pelan, karena takut badan Jeno masih sakit. Ia mengelus pelan kepala Jeno. Masih dengan tangisannya, ia melakukan itu semua.
"Maafkan eomma, Jeno-ya. Eomma juga menyayangimu. Tidak, eomma mencintaimu, sangat mencintaimu. Eomma juga kangen kamu, Jeno-ya. Eomma minta maaf." Jisoo tidak henti-hentinya menangis dan meminta maaf kepada Jeno.
"Sudahlah eomma. Jangan minta maaf terus." Ucap Jeno yang sambil menyeka airmatanya sendiri. Iya, Jeno juga menangis.
Keduanya akhirnya melepaskan pelukannya. Jeno pun berusaha menghapus airmata Jisoo dan mengelus lembut tangan Ibunya itu.
"Tapi eomma...."
"Maaf..."
"Aku masih mencintai noona."
~To Be Continue~
KAMU SEDANG MEMBACA
Bro&Sis [✔]
FanficDia Adikku -Jiho Dia Noonaku -Jeno Start : January 12, 2020 End : April 05, 2020