🐾Ilusi

10.8K 416 20
                                    


Kringgggg

Masih dalam posisi yang sama, menikmati indahnya mimpi yang sedang berputar di dalam tidurnya. Meskipun alarm telah berdering berkali kali gadis mungil nan molek itu tetap melanjutkan mimpinya, sesekali Ia tersenyum menikmati alur dalam bunga tidurnya.

"Ya ampun Valen!."

Seketika matanya terbuka, buyarlah segalanya.

"Mama ih, Valen lagi..

"Lagi apa?!  Liat itu jam berapa?."
Mata gadis bernama Valen itu mengikuti arah telunjuk ibunya, semakin lama matanya semakin melebar tidak menyangka ini akan terjadi lagi. Pukul 07.00.

"Maaaaaaaa kok bisa sih, jamnya rusak!."
Teriak Valen, Ia segera bangkit dan berlari ke kamar mandi, secepat kilat Ia merapikan baju putih abunya menyambar tas dan sepatunya. Gadis itu berlari menuruni anak tangga, mengejar waktu yang semakin mepet.

"Kesiangan lagi hm?."

"Kak, kak, kak, please Valen gamau telat. Gimana caranya? Aduhhh!."
Reyhan menggeleng takjub melihat adik kesayangannya yang begitu nakal.

"Gimana orang kamu juga bangunnya telat."
Valen menyambar kunci mobilnya secara brutal.

"Papa mana?."

"Udah berangkat lah."

Valen semakin meringis mendengar ayahnya sudah berangkat.

"Mampus gue, hari ini kunjungan lagi. Bisa bisa dihukum mati gue ya ampun, bye kak Valen berangkat!."

Mobil bmw itu melaju membelah padatnya kota Jakarta di senin pagi, tidak perduli dengan segala umpatan orang orang yang hampir deterjangnya.

"Bisa bawa mobil nggak sih mbak!."
Teriak seorang wanita dengan tampilan ala ala kantoran, Valen menunjukkan cengirannya lebar.

"Ternyata orang kantoran ada juga yang masih bodoh, pasti ini alasan Papa nyekolahin aku, biar nggak bodoh kayak tante."
Wanita itu melebarkan pupilnya, bukannya meminta maaf Valen malah mengatainya bodoh.

"Di kasih tau malah ngatain, siapa yang bodoh he?."
Teriak wanita itu.

"Tante lah, mana ada orang bisa bawa mobil, tante emang bisa bawa mobil?..

Valen melirik jam tangannya, Ia seketika kesal.

"Gara gara tante nih aku bakal telat, ah dasar oncom."
Valen melajukan mobilnya lagi, 15 menit berselang tibalah Ia di depan gerbang sebuah sekolah dengan bangunan megah itu.

Sudah tertutup rapi.

"Pak! Pak Jono! Bukain gerbangnya!."
Sang satpam menggelengkan kepalanya.

"Yang nyuruh telat siapa non?."

"Bapak saya, katanya telat aja nggak apa apa lagian sekolah punya bapak saya ini Pak."
Canda Valen.

"Ya Allah ada aja jawabannya."

Terpaksa Jono membuka gerbang, lagipula Valen akan tetap mendapat hukuman karena telat.

"Unch makasih loh oppa Jono, muahhh."
Jono bergidik ngeri melihat tingkah konyol Valen.

Valen memarkirkan mobilnya sembarangan, Ia langsung keluar dan berlari sekuat tenaga menuju kelasnya di lantai tiga. Napasnya tersenggal senggal, lelah menguasai tubuhnya dalam hati Ia mengumpat kasar atas keterlambatannya sendiri.

Valen mengintip dari sela sela jendela, dilihatnya seorang guru telah memasuki kelasnya. Dengan pasti Ia melemparkan tasnya lewat jendela dan di sambut baik oleh teman sebangkunya, Valen masuk melewati jendela agar semua aman terkendali.

F. A. M. O. U. S (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang