Selamat membaca
_Anandahumairarazaq_Budayakan vote dan komen ya teman teman, karena votment itu gratiss!
Agar penulis juga semangat lanjutin part berikutnya.🌼
Sepuluh tahun lalu, ada gadis berusia tujuh tahun yang selalu menunggu ayahnya kembali kerumah untuk di bacakan dongeng sebelum tidur, wajah mungilnya berseri tiap kali mendengar suara mobil sang ayah memasuki pelataran rumah mereka.
Ya, sepuluh tahun lalu, dia tidak pernah sekalipun melewatkan malamnya tanpa dibacakan dongeng oleh sang ayah, dia bahagia sungguh benar benar bahagia.
Sampai datanglah tahun tahun setelahnya, dia terus menunggu dan menunggu setiap malam, meskipun sang ibu sudah memberi pengertian bahwa sang ayah sedang sibuk dan tidak bisa pulang kerumah tapi dia tetap kekeh menunggu ayahnya. Tak jarang dia tertidur dengan bekas air mata yang menempel di pipinya karena menangis, terkadang dia bahkan tidak mau memejamkan matanya demi menunggu sang ayah.
Sampai waktu terus bergulir, dia sering melihat kedua orang tuanya beradu mulut, mengeluarkan kata kata kasar membuat dirinya bersembunyi di bawah meja dengan perasaan penuh takut.
Dalam keadaan terburuk hanya kakaknya yang selalu mendekapnya hangat, memberi ketenangan untuk dirinya.
Hingga saat usianya menginjak tiga belas tahun, saat sepulang sekolah dia melihat ada seorang wanita dan anak seumurannya berada dalam kediaman mereka, dia melihat sang ibu menangis meminta kepada sang ayah untuk meninggalkan mereka yang ternyata adalah anak serta wanita simpanan dari ayahnya.
Gadis itu melebarkan matanya ketika melihat sang ayah menjambak dan menampar ibunya sadis, dia berteriak ketakutan memohon dan terus memohon berharap semua hanya mimpi buruk, namun ternyata itu adalah kenyataan yang sangat pahit.
Dia tidak lagi mau di sentuh oleh sang ayah, dia tidak lagi mau dibacakan dongeng oleh sang ayah, dia tidak pernah lagi menunggu kepulangan sang ayah, dia bagai manusia tak bernyawa kala itu. Dia mengalami depresi yang sangat berat, trauma akan hal hal yang berbau kekerasan.
Sang ayah menyesali perbuatannya, namun semua sudah terlambat, dia tidak lagi bisa mengembalikan situasi seperti semula, dia tidak lagi bisa mengembalikan tawa riang putrinya, dia bahkan tidak pernah mendengar sang putri memintanya membacakan dongeng sebelum tidur.
Yang ada hanya kekerasan, tiap kali putrinya marah dia akan menjambak, memukul, dan mengurung dirinya sendiri. Hal itu sudah menjadi pukulan keras bagi sang ayah, akibat ketamakannya sebagai laki laki. Dia tidak pernah menyadari apa yang sudah di dapatkannya semua dipenuhi dengan cinta.
🌼
"Gimana Ar?."
Ardi dokter yang selama ini menjadi menangani Valen, dia menghela nafas lesu. Kondisi Valen saat ini tidak sesuai dengan prediksinya."Gue juga bingung Rey, perasaan setahun belakangan adek lo normal normal aja, semua udah berjalan sesuai dengan yang kita harapin. Tapi kenapa akhir akhir ini malah jadi tambah parah." Reyhan mengusap wajahnya gusar, dia seharusnya berfikir dulu sebelum bertindak, kalau saja dia tidak gegabah pasti adiknya tidak akan mengalami hal ini lagi.
"Sebenernya, gue mindahin anak itu kesekolah Mama, emang kayaknya kali ini akibat keteledoran gue deh Ar. Gue terlalu cepet ngambil keputusan, bahkan gue bikin mereka satu kelas." Ardi memahami keinginan Reyhan, dia ingin memberikan pelajaran pada anak itu, tapi akibatnya malah jatuh pada adiknya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
F. A. M. O. U. S (TAMAT)
Teen Fiction"Sekolah disana juga?." "STM Bima Sakti." Dipertemukan kembali setelah lahir menjadi sosok yang berbeda, Valendra Callista Handoko dan Devano Ibrellian. Seperti apa kisah mereka? Apakah sama dengan kehidupan sebelumnya? Atau malah mengukir kisah bar...