🐾Garis keras Valendra.

2.1K 203 25
                                    

Selamat membaca, jangan lupa vote dan komen.

🌹

Memang benar jatuh cinta bukan perkara mudah untuk seseorang, apalagi bagi mereka yang belum pernah merasakannya, setidaknya setiap orang pasti memiliki beberapa kisah cinta mereka sendiri, terlepas dari itu mereka juga pasti memiliki cinta pertama yang sulit.

Ini bukan kali pertama bagi Devan jatuh cinta, tapi ini benar benar kali pertama bagi Valen, dia tidak pernah jatuh cinta pada siapapun, karena menurutnya tidak ada yang bisa membuat dirinya nyaman.

"Kisah cinta gue muter muter kayak biang lala." kata Valen sambil meminum sekaleng bir, saking frustasinya dia di abaikan oleh Devan akhirnya dia memilih minum bersama ketiga sahabatnya.

"Hm, jatuh cinta emang nggak segampang makan sandwich." sahut Yuki ngawur.

Disini hanya tinggal Alara yang masih sadar 100%, yang lainnya sudah tepar, cara bicara mereka juga sudah ngalor ngidul tidak jelas.

"Dasar sempak kuda! Aslinya sih Devan nggak ganteng ganteng amat, masih gantengan dokter Niko hahaha." Valen melempar kepala Adel menggunakan kacang, meskipun menyakitkan tapi menurut Valen hanya Devan yang paling tampan.

"Jangan asal ngomong, Devan udah paling best best best best." kata Valen mengacungkan jempolnya berkali kali.

Alara berdecih, sepertinya orang orang ini harus disiram air dingin agar mereka kembali sadar. Alara senang sebenarnya mendengar curhatan mereka saat mabuk seperti sekarang, setidaknya beban mereka bisa meluncur begitu saja melalui mulut tanpa ragu.

"Gue pernah liat dokter Niko pakek daleman warna biru donker, uwahhhh." Yuki dan Valen tertawa ngakak, ocehan Adel sedari tadi berputar pada dokter Niko terus, atau jangan jangan dia menyukai dokter Niko?

"Jangan, jangan ngomongin dokter Niko. Apa si Niko, gue kemaren ciuman sama Niko lo pada nggak tau kan."

Alara mendelik, mendengar pengakuan mengejutkan dari Valen. Adel memasang mimik wajah sedih, dia terus menangis kuat.

"Haaaaaa, lo jahat yakin. Gue padahal udah lama naksir dia." Valen menangkup wajah Adel tenang.

"Tenang tenang, gue nggak suka sama Niko, gue cuma nyicipin dikiiiiiiit doang. Bibirnya juga masih utuh kok."

Alara melihat ponselnya, sekarang sudah pukul 23:45 mereka bisa di hajar Reyhan kalau ketahuan minum minum di gazebo kolam renang. Akhirnya Alara memutuskan untuk menyeret mereka satu per satu ke kamar Valen.

"Gilak berat banget badan Yuki."

"Hah!." akhirnya selesai juga Alara memindahkan mereka, Alara ikut berbaring di kasur menatap langit langit putih bersih itu.

"Reyhan, kenapa lo,,

"Kenapa? Reyhan pernah ngompol, iya dia ngompol pas celana dalemnya gue isengin pake kecoa mati." kata Valen menyahut, matanya padahal sudah terpejam.

Tawa Alara pecah, kakak beradik memang soak semua. Tapi Alara sangat bersyukur memiliki sahabat seperti mereka, mereka bisa menutupi rasa sakit dengan tawa yang selalu muncul ketika mereka berkumpul bersama. Kebahagiaan yang seperti ini sudah lebih dari cukup untuk Alara.

F. A. M. O. U. S (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang