🌹
"Nggak usah lebay, gue nggak mati ya bego."
Adel menyeka ingusnya yang sudah nyaris mengenai bibir, Yuki bergidik jijik.
"Gue kan sedih, lo suka gitu amat heran." Valen memutar bola matanya malas, lagi pula keadaannya baik baik saja, hanya tulang tengkoraknya sedikit retak gara gara benturan wastafel kemarin.
"Halah!."
Valen mengibas ngibaskan tangannya, dengan teganya dia meminta Yuki dan Adel menjauh dari ranjangnya."Jauh jauh lo semua, dasar virus!." Yuki mengelus dada beberapa kali, untung sahabat kalau bukan pasti sudah dia hajar samapai mati.
Valen mengambil parsel buah yang ada di atas nakas samping ranjangnya lalu melempar ke arah Yuki.
"Eh buset!."
"Makan tu! Jangan sampe kalian mati kelaperan, btw buahnya mahal dari calon mertua, kalian kan miskin jadi pasti nggak pernah makan buah mahal gituan."
Mulutnya dasar,,,,
Dalam keadaan sakit pun dia tetap saja bicara sesuka hatinya, tidak pernah memfilter ucapan apalagi memikirkan hati orang yang di katainya. Itulah kekurangan serta kelebihan Valen.
"Untung temen."
Yuki lagi lagi mengelus dada, dia mendengar Valen berdecih dengan tangan yang di lipat kedepan dada."Mana mau gue temenan sama kalian."
Yuki dan Adel mendadak berdiri berjalan menuju pintu keluar, Valen tertawa terbahak bahak.
"Dasar baperan!."
Keduanya berbalik sambil memasang wajah jengkel, bisa bisanya mereka memiliki sahabat sekoplak dan segila Valen.Valen terdiam, memilih melihat kedua sahabatnya yang kini tengah sibuk memakan buah.
"Gue rasa gue butuh obat lagi deh." Adel menoleh.
"Obat apaan?." tanya Adel, perasaan tadi Valen sudah di minta minum obat oleh dokter.
"Kepala gue kayaknya bermasalah sama perut gue."
"Wah harus di periksa lagi kayaknya Va." Valen mengangguk, dia menatap datar.
"Tiap liat orang miskin kayak kalian pasti gue langsung pusing sama mual."
"VALEN!!." keduanya berteriak saking jengkelnya, Valen ngakak setan, sungguh senang menjahili keduanya seperti ini.
-
-
-
-
-"Ayah aku nggak sengaja." isak Mayra yang kini tengah bersimpuh di kaki Brian, jujur Brian sangat kecewa dengan sikap putrinya itu, tidak seharusnya dia mendorong serta menendang perut Valen seperti itu.
Bagi Brian Valen adalah segalanya, bahkan dia rela kehilangan Wanda dan Mayra asal dia tidak kehilangan putri bungsunya itu.
"Kamu udah keterlaluan! Ibu kamu nggak pernah ngajarin kamu buat nggak nyakitin orang lain ya!."
Wanda membuka mulutnya tidak percaya dengan ucapan Brian, selama hubungan mereka berjalan Brian belum pernah membentak Mayra dan juga menyalahkan dirinya seperti sekarang.
"Ayah! Valen juga sering jahatin aku, dia sering buli aku yah!."
"Tapi dia nggak pernah bikin kamu sampe masuk rumah sakit! Mulai sekarang stop nyakitin Valen, saya nggak akan mikir dua kali buat bikin kalian jadi gelandangan kalau kalian masih nyakitin putri saya!."
KAMU SEDANG MEMBACA
F. A. M. O. U. S (TAMAT)
Teen Fiction"Sekolah disana juga?." "STM Bima Sakti." Dipertemukan kembali setelah lahir menjadi sosok yang berbeda, Valendra Callista Handoko dan Devano Ibrellian. Seperti apa kisah mereka? Apakah sama dengan kehidupan sebelumnya? Atau malah mengukir kisah bar...