15

265 11 1
                                    

Happy Reading🌼

Jangan lupa vote and komen ya

Typo bertebaran!!!

Part terpanjang menurut aku si

***

Waktu sudah menunjukan pukul 06:55 menit, yang artinya 5 menit lagi bel akan berbunyi. Akan tetapi Raka masih anteng duduk di kuda besinya, belum berniat untuk meninggalkan parkiran.

Dirinya sedang menunggu seseorang yang sejak semalam mengganggu pikirannya. Ya siapa lagi jika bukan Dara pelakunya.

Matanya mengikuti motor yang lewat di depannya, tetapi fokusnya hanya kepada seseorang yang duduk di belakang.

Raka mendengus sebal "So pisan sia"

Turun dari motornya, menghampiri dua orang yang sedang berbincang. Tangannya segera menarik tangan Gadis tersebut, untuk mengikutinya.

"E-eh" Kaget Dara.

"Diem" Ketus Raka.

Raka terus menarik tangan Dara "Heh, stop lo mau bawa gue kemana"  Teriak Dara.

"Bacot"

"Cak kumaha aing bae atuh"

Raka berhenti berjalan "Lo cewe, g bagus ngomong kasar"

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Raka meninggalkan Dara di koridor sekolah sendirian.

"DASAR COWO SINTING LO" Teriak Dara.

Dara menghentakan kakinya dengan kesal, bibirnya maju kedepan pertanda dia sedang kesal.

Dengan langkah di hentak hentakan. Dara pergi menuju kelasnya.

"Naon maneh, dela dele" Sentak Dara ketika murid yang berada di koridor sekolah memperhatikannya.

***

Dara berlari memasuki pekarangan rumahnya, ketika indra penglihatannya melihat seorang laki laki paruh baya yang sedang berdiri di depan pintu rumahnya.

"AYAH" Teriak Dara.

Segera Dara berhambur kepelukan Ayahnya, tetapi bukan pelukan hangat yang dia inginkan, melainkan dorongan yang Dara dapatkan sampai dirinya terjerembab ke lantai.

"Awss" Ringis Dara.

Mata Dara berkaca kaca siap mengeluarkan cairan bening, tapi Dara menahannya. Tidak, dirinya tidak boleh menangis.

Dara bangkit dan tersenyum kepada ayahnya. Senyuman tulus yang dia berikan kepada Ayahnya yang dia rindukan.

"Ayah apa kabar?" Tanya Dara.

Surya- ayah Dara, tidak menanggapi pertanyaan Dara. Wajah nya yang datar menatap Dara tajam.

"Berani sekali kamu menyentuh saya" Ucap Surya dengan muka datar.

Deg. Jantung Dara rasanya berhenti berdetak, kala mendengar ucapan orang yang di rindukannya selama ini.

"Ma-maaf Yah, Dara cuman kangen sama Ayah" Adu Dara.

"Saya tidak peduli" Balas Surya.

"Ayah kemana pas aku ulang tahun, kenapa ngga ke sini?" Tanya Dara mengalihkan pembicaraan.

"Ga Penting"

Jleb. Rasanya seperti ada yang menikam dadanya. Kenapa orang tuanya tidak ada yang peduli?

Apakah dirinya salah lahir ke dunia ini?

"Kenapa ayah kaya benci sama Dara?" Tanya Dara was was.

 Dara (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang