10

249 13 0
                                    

Happy Reading🌼

Jangan lupa vote and komen ya

Typo bertebaran!!!

***

"Enghh"

Suara lenguhan itu mengalihkan perhatian seorang pemuda dari ponselnya.

Pemuda tersebut segera bangkit menghampiri seseorang yang sedang berbaring di brankar UKS.

Seorang gadis tersebut mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesualikan cahaya yang masuk ke dalam matanya.

"Shhh" Erang gadis tersebut.

"Jangan banyak gerak" Cegah Raka.

Dara hanya menurut saja, melawan pun percumah tubuhnya tidak mempunyai tenaga lebih baik dia menurut saja.

"Kenapa gue bisa di sini?" Tanya Dara.

"Pingsan" Balas Raka.

"Hah?"

"Ck, lo pingsan"

Matanya melirik pada jam yang di gantung di dinding UKS, matanya membelak ketika melihat jam sudah menunjukan pukul 15:10

"Anjirr, ko udah jam segini si" Jerit Dara.

"Berisik"

"Ya maaf, berarti gue pingsannya lama ya" Monolog Dara.

"Pulang"

"Tapi tas gue masih di kelas" Ucap Dara.

Bruk

"Santet orang dosa ga sih" Geram Dara.

"Dosa" Balas Raka santai.

Padalnya Raka melempar tas tepat di muka Dara, bagaimana Dara tidak emosi memangnya tidak sakit di timpuk oleh tas.

Bajingan. Batin Dara.

"Cepet, gue tinggal" Ancam Raka.

"Iya iya, dasar beruang kutub, kulkas berjalan tapi enakan di panggil cowo sinting si hehe" Guman Dara.

"Gila"

Dara melirik Raka sinis " Bacot lo cowo sinting"

***

"Makasih" Ucap Dara tulus.

"Hmm"

"Mau mampir ga?" Tawar Dara.

Melihat arloji menunjukan jam 16:00, mungkin mampir sebentar tak apa?.

"Boleh"

"Yaudah ayo" Ajak Dara.

Raka mengikuti Dara dari belakang, motornya di titipkan di pos satpan, mana mungkin Raka membawa motornya.

Setelah berjalan beberapa menit, akhirnya mereka sampai di kediaman Dara.

Rumahnya dan Dara berbeda, sangat berbeda. Raka berpikir kadang dirinya tidak bersyukur bisa di beri tempat tinggal yang mewah, kadang dirinya suka berpoya poya menghamburkan uang hanya untuk keperluan yang tidak penting. Tapi lihat Dara, gadis tersebut tidak malu mengajak dirinya mampir ke dalam rumah, tidak kebanyakan perempuan di luar sana.

Dia berbeda. Batin Raka.

"Maaf ya rumahnya sempit, terus kotor" Ringis Dara.

"Sans" Balas Raka.

"Duduk dulu, gue mau ganti baju" Ucap Dara.

Raka hanya membalas ucapan Dara dengan deheman. Sudah berapa kali dirinya mengantarkan Dara pulang, tapi baru pertama kali dirinya menginjakan kakinya di Rumah Dara.

 Dara (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang