07

285 10 1
                                    

Happy Reading🌼

Jangan lupa  vote and komen ya

Typo bertebaran!

***

Setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu tersebut, akhirnya mereka sampai ke tempat yang dituju.

Pantai

Yap, Rey mengajak Dara ke pantai. Dara dan Rey turun dari mobil lalu berjalan menuju tempat yang lumayan teduh. Dara terperangah oleh pemandangan yang di depannya ini.

"Waw" Ucap  Dara spontan.

"Gimana lo suka?" Tanya Rey.

Dara mengangguk antusias "Suka banget"

Saking senangnya Dara tidak sadar bahwa dirinya memeluk Rey. Rey yang di peluk Dara menegang.

Jantungnya berdegup dua kali lebih cepat dari biasanya. Dara yang sudah sadar langsung melepaskan pelukannya.

Suasana menjadi canggung akibat perlakuan Dara barusan. Suasana Pantai yang sepi menjadi tambah sepi karena Dara maupun Rey tidak ada yang bicara.

"Khmm" Rey berdehem untuk mencairkan suasana.

"Maaf ya Rey, tadi refleks" Ucap Dara malu.

Semburat merah muncul di pipi nya, sungguh Dara sangat malu atas tindakannya.

Rey gemas melihat tingkah Dara, kedua tangan nya terangkat untuk mencubit pipi chuby milik Dara tersebut.

"Aww" Spontan Dara meringis, bukan bukan karena cubitan nya hanya saja bekas tamparan kemarin masih terasa sakit jika tertekan.

Sontak saja Rey panik " Duh Dar, pasti tadi gue cubitnya kekencengan ya,  aduh maaf deh Dar ma-, tunggu-tunggu ini pipi lo kenapa ko merah?" Tanya Rey.

Rahangnya Rey mengeras, siapa yang berani beraninya melukai Daranya.

"Ha-oh ini anu apa ya kemaren gu-"

"Jangan coba bohongin gue Dara" Tegas Rey memotong ucapan Dara.

Akhirnya mengalirlah  cerita yang kemarin Dara alami. Tangan Rey yang berada di samping tubuhnya mengepal hingga buku jarinya memutih.

"Revan" Desis Rey marah.

"Udah gue ga papa ko" Ucap Dara menenangkan Rey.

"Ga papa gimana, orang ini sampe merah gini juga" Murka Rey.

"Lo ngajak gue kesini cuman mau marahin gue aja" Galak Dara.

"Loh ko lo yang marah si" Heran Rey.

"Ya iya lah, lo kan ngajak gue kesini mau liat sunset tapi lo ko malah marahin gue" Renggut Dara kesal.

"Iya deh iya maaf, Cewe selalu benar emang" Akhirnya Rey lebih memilih mengalah kepada Dara, daripada Dara marah padanya  lebih baik dia mengalah.

Akhirnya Dara dan Rey memilih menikamati sunset dari pada harus berdebat.

Hari semakin gelap, Dara dan Rey memutuskan untuk pulang karena sudah waktunya solat magrib.

Sebelum mengantarkan Dara pulang, Rey mampir terlebih dahulu ke cafe untuk mengganjal perut nya yang sudah meronta minta di isi.

Di kejahuan sana tepatnya di dalam mobil, seorang laki laki mengawasi mereka berdua.

Dari mulai di sekolah sampai di pantai.

"Sial" umpatnya.

Setelahnya dia menghidupkan mesin mobilnya dan melesat meninggalkan tempat tersebut.

Setelah kenyang Rey mengantarkan Dara pulang ke rumahnya.

"Mau mapir ga?" Tawar Dara setelah sampai di gang menuju rumah nya.

"Lain kali aja, udah malem juga" Tolak Rey halus.

"Ok deh kalo gitu, hati hati ya" Ucap Dara sambil tersenyum.

"Ok, good night salam buat Bunda lo" Pesan Rey.

"Iya nanti gue salamin"

Tin tin

Setelah mobil Rey tidak terlihat Dara segera masuk ke dalam gang menuju rumahnya.

Lain hal nya dengan Rey saat ini, kini dia tengah mengabari teman temannya untuk menyerang Geng Revan.

"Tunggu pembalasan gue atas apa yang lo lakuin terhadap gadis gue" Ucap Rey menyeringai.

Setelah beberpa menit Rey sudah sampai di tempat tujuan dan di sana sudah ada teman teman nya yang menunggu dirinya.

"Ayo" Ucap Rey.

Mereka semua bergegas menuju basecamp Revan. Kilat mata Rey menandakan bahwa dirinya sedang dalam kondisi tidak setabil.

Abis lo sama gue. Batin Rey.

Basecamp Revan beda sekali dengan basecamp dirinya. Basecamp ini kotor bayak grafiti acak di tembok dan sampah rokok makanan berserakan di lantainya.

Beda dengan basecamp dirinya yang rapih, karena Rey tidak suka dengan hal hal yang berbau kotor.

"REVAN KELUAR LO" Teriak Rey.

"WOI PENGECUT DIMANA LO" Teriak Rey sekali lagi.

Muncul lah Revan dan anggota geng nya dari dalam gudang tua tersebut.

Dahi Revan menyirit, hari ini dia tidak membuat masalah karena luka yang semalam belum pulih. Tapi kenapa Rey dan geng nya datang kemari, se ingatnya geng dirinya tidak ada masalah dengan geng Rey.

"Weh kalem bro, ada apa gerangan lo kemari?" Tanya Revan heran.

"Jangan banyak bacot lo" Sewot Rey.

"Gue ga bikin masalah hari ini, dan kedatangan lo ke sini tiba tiba itu buat gue bingung" Jelas Revan.

"Kesalahan lo itu, udah buat gadis gue terluka" Ucap Rey dingin.

Alis Revan terangkat satu, se ingatnya semalam dia tidak melukai gadis Rey lagi pula dia tidak tahu siapa gadis yang di maksud Rey.

Seketika ingatan semalam sewaktu dia menggodai dan menampar gadis terlintas di otaknya.

"Ohh jadi gadis itu cewe lo?" Tanya Revan.

"Jangan banyak bacot, Serang" Perintah Rey.

Bugh

"Ini buat lo yang udah berani nampar gadis gue" Ucap Rey.

Bugh

"Dan ini buat lo yang so berkuasa"

Bugh

"Dan yang satu ini bonus" Ucap Rey menyeringai.

"Cabut"

Setelah puas Rey langsung meninggalkan Revan yang sudah babak belur.

***

Hulaaaa aku backk

Next or no?

Hmm ada yang penasaran siapa yang ngikutin Rey sama Dara?

Jangan lupa vote and komen ya

 Dara (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang