19

241 6 0
                                    

Happy Reading

Jangan lupa vote and komen ya

Typo bertebaran!!!

***

"Ya ampun kenapa baju kamu basah gini sih bang?" Ucapan penuh khawatir tersebut terlontar dari mulut seorang wanita berhijab ungu.

"Tadi kehujanan Bun" Jawab Raka sambil menyalimi tangan Bundanya dan di ikuti Dara.

Dahi Bunda Raka berkerut, ketika melihat anak laki-lakinya tidak sendiri.

"Ini..siapa bang?" Tanya Dera Bunda Raka.

"Dara Bun" Balas Raka.

Dara mengangguk sopan sambil tersenyum kikuk "Dara, tante"

"Wah.. cantik ya bang" Goda Bunda Raka.

"Ck, apaan sih Bun" Dengus Raka.

Dera hanya terekeh geli melihat tingkah anak sulungnya tersebut.

"Ayo masuk takut masuk angin!" Ajak Dera.

Raka dan Dara melangkah masuk ke dalam rumah.

"Dara kamu bilas di kamar mandi tamu ya, nanti masalah baju biar tante cariin" Ujar Dera.

"Emm..maaf  jadi ngerepotin tan" Sungkan Dara.

"Ngga ngerepotin ko, malahan tante seneng loh Raka bawa cewe ke rumah" Ucap Dera.

"Seneng?" Heran Dara.

"Iya tante seneng, soalnya tante kira Raka itu belok, dia ga pernah bawa cewe kerumah apalagi jalan sama cewe, kamu itu perempuan pertama yang di bawa Raka kerumah" Jelas Dera sambil memberikan handuk kepada Dara.

"Makasih tante" Ucap Dara menerima handuk.

"Udah sana bilas dulu, nanti kita cerita lagi"

Dara segera masuk kedalam kamar mandi. Butuh waktu tiga puluh menit untuk Dara membersihkan dirinya.

Dara sudah rapih dengan pakaian khas rumahan tersebut. Melangkahkan kakinya keluar kamar, mencari tempat dimana semua orang berkumpul.

Dara menarik kedua sudut bibirnya, keluarga Raka terlihat harmonis dan bahagia. Berbanding terbalik dengan keluarganya, tidak ada kata harmonis. Harmonis? Jangan kan harmonis berkumpul saja tidak pernah.

"Eh Dara, sini sayang" Ucap Dera yang menyadari kehadiran Dara.

Dara tersenyum, melangkahkan kakinya menuju sofa yang tersisa.

"Bajunya pas kan sayang?" Tanya Dera.

"Pas ko tante, makasih ya" Balas Dara.

"Sama-sama sayang" Ucap Dera.

"Khemm"

Deheman tersebut mengalihkan perhatian mereka. Dara menaikan sebelah alisnya, kenapa dengan manusia es satu ini? Batin Dara.

"Kenapa bang, seret?" Tanya Dera.

"Ngga" Balas Raka cuek.

"Terus?"

"Raka ajak Dara kesini bukan untuk ngobrol sama Bunda, tapi untuk ajak Dara istirahat" Jelas Raka.

Dera mendengus ketika mendengar perkataan anak sulungnya tersebut. Sejak kapan anaknya ini jadi cerewet seperti ini.

"Iya-iya, Bunda kan ngga tau" Dengus Dera.

"Ko abang jadi cerewet si?" Pertanyaan tersebut terlontar dari mulut Rasi yang sedari tadi hanya diam.

 Dara (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang