17

259 9 0
                                    

Happy Reading🌼

Jangan lupa vote and komen ya

Typo bertebaran!!!

***

Hidup itu seperti roda, kadang di atas
Kadang juga di bawah.
Bersyukur, itu adalah kunci kebahagiaan.
Jika kita banyak mengeluh maka kita
tidak bisa menikmati hidup kita.
So, jangan lupa bersyukur atas apa yang di berikan tuhan sama kamu, karena belum tentu orang lain juga punya apa yang kamu punya saat ini.

***

Kadang orang-orang berpikir hidup kamu itu selalu bahagia, seperti tidak punya masalah dengan hidup kamu.

Kamu menutupi luka itu dengan senyuman, berkata bahwa kamu baik-baik saja, tapi buktinya kamu sedang tidak baik-baik saja.

Kamu sedang butuh seseorang untuk menjadi sandaran kamu, kamu butuh seseorang untuk menjadi penyemangatmu.

Tapi kenapa, di saat kamu membutuh kan mereka, mereka seolah tidak pernah mengenalmu, tapi lihat ketika mereka sedang dalam kesulitan mereka selalu datang kepadamu.

Kadang hidup memang sekejam ini, kadang kita merasa hidup ini tidak adil, seperti apa yang sedang Dara rasakan saat ini.

Kenapa hidupnya selalu penuh dengan penderitaan?

Kenapa hidupnya tidak pernah bahagia?

Kenapa?

Kenapa dan kenapa yang selalu Dara pikirkan, hidupnya tidak pernah bahagia. Tapi tunggu, sekarang dirinya sedang merasakan kebahagiaan.

Dengan datangnya seorang Raka Dirgantara ke dalam hidupnya, terkadang Dara berpikir apakah ini mimpi atau nyata.

Tolong jika ini mimpi jangan bangunkan Dara, dia sudah nyaman. Tapi, jika ini nyata tolong sadarkan Dara dari khayalannya.

"Dar?" Ucap Raka sambil melambaikan tangannya di depan muka Dara.

Mata Dara mengerjap "Ha-ha eh iya kenapa?"

"Ngelamun lagi" Kata Raka.

"Ngga ko, tadi cuman itu.. apa.. oh cuman lagi mikir aja, iya lagi mikir" Alibi Dara.

Kening Raka mengkerut "Mikirin apa?"

"Em..em apa itu, tugas aku numpuk" Ucap Dara sambil cengengesan.

Ya, Raka meminta Dara untuk mengubah panggilan mereka dari 'lo-gue' jadi 'aku-kamu'.

Raka hanya ber 'oh' ria saja. Setelahnya keadaan kembali hening.

"Raka kapan aku pulang?" Tanya Dara memecahkan keheningan.

"Kalo udah sembuh" Jawab Raka.

Dara mendengus "Aku kan udah sembuh"

"Belum"

"Udah Raka, aku udah sembuh buktinya aku udah bisa jalan udah ngga pusing ngga lemes ng-"

"Berisik" Potong Raka.

Dara mencebikan bibirnya "Ga baik tau potong omongan orang"

"Lo berisik" Ucap Raka santai.

"Ngeselin" Dengus Dara.

"Aku ngangenin" Goda Raka.

Geli memang mendengar Raka bicara 'aku -kamu' tapi mau bagaimana lagi, keputusan Raka tidak bisa di ganggu gugat.

"Pftt... kamu lucu" Ucap Dara sembari cekikikan.

Raka memutar bola matanya malas, selalu jika dirinya berbicara aku-kamu Dara pasti akan mentertawainya.

"Terserah" Balas Raka malas.

"Yah, ngambek masnya" Goda Dara.

Raka bangun Dari duduknya, mendekati Dara yang sedang bersandar pada kepala brankar.

Dara menahan nafas ketika muka Raka semakin mendekat, hembusan nafas beraroma mint menyeruak masuk kedalam indra penciumnya.

Raka memiringkan kepalanya seperti orang yang akan mencium, refleks Dara memejamkan matanya.

Raka meniup mata Dara "Ngarep pengen di cium"

Lantas Dara membuka matanya, Dara merasakan pipinya memanas seperti kepiting rebus. Ketahuan dirinya jika ngarep di sun oleh Raka.

Dasar tolol. Batin Dara.

"Nyebelin banget si" Kesal Dara mencubit lengan Raka.

"Aduh...Aduh.. sakit banget si cubitan kamu itu" Ringis Raka sambil mengusap lengan bekas cubitan Dara.

Dara mengambil lengan Raka "Abisnya ngeselin si, goda goda segala"

"Abisnya kamu kalo lagi kesel itu lucu" Gombal Raka berwajah datar.

Coba bayangkan di goda oleh kekasih tetapi memakai wajah datar, tidak ada senyum senyumnya.

"Gombal" Cibir Dara.

"Bukan Gombal, itu beneran kamu lucu aku jadi tambah cinta" Ucap Raka.

Dara menempelkan telapak tangannya di kening Raka "Sehat, ngga panas ko"

"Apaan si" Raka menurunkan tangan Dara dari keningnya.

"Abisnya kamu aneh" Celetuk Dara.

"Aneh" Beo Raka.

Dara menganggukan kepalanya "Iya aneh banget kamu itu, kamu kan biasanya dingin cuek eh tiba tiba ngegombal, ngegombalnya juga pake wajah datar lagi"

"Salah?" Tanya Raka.

"Pake nanya lagi, ya salah lah, harusnya ngegombal itu pake ekspresi lah ini mah ngga" Cerocos Dara.

"Oh jadi harus pake ekspresi"

Baru saja Raka akan menggombal dengan menggunakan ekspresi tetapi Dara buru-buru mencegahnya.

"Jangan deh jangan, yang ada nanti kamu tambah aneh" Sela Dara.

Raka menghela nafasnya. Ia serba salah saat menggombali Dara tidak memakai ekspresi, sekarang ia akan menggombali Dara dengan memakai ekspresi tetapi tetap salah.

Memang benar perempuan itu selalu benar, dan laki-laki selalu salah.

"Terserah kamu"

***

HALO AKU BACK GAYSSSS

GIMANA SAMA PART INI, SERU NGGA?

NEXT OR NO?

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN YA GAYS BIAR AKUNYA TAMBAH SEMANGAT BUAT NGETIKNYA

MAAF BANGET KALO MISALKAN GARING ATAU APALAH, NAMANYA JUGA MASIH BELAJAR JADI TOLONG DI MAKLUMI YA TEMAN TEMAN

TERUS MAAF JUGA KALO UPDATE NYA LAMA YA, TERGANTUNG MOOD KALO MOOD NYA BAGUS YA LANJUT TAPI KALO LAGI GA MOOD NGGA DI LANJUT

MAKASIH BUAT KALIAN YANG UDAH KASIH VOTE NYA, MAKASIH JUGA BUAT KALIAN YANG UDAH BACA  CERITA GAJE AKU HEHE. MAKASIH YA

POKONYA JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN YA GAYS

AKU SAYANG KALIAN MUACHH

SEE YOU NEXT  CHAPTER BABAY

PURPLE YOU💜

 Dara (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang