25. One Step Closer

757 40 0
                                    

Tulisan itu masih sama rapinya seperti saat pertama kali ia menerimanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tulisan itu masih sama rapinya seperti saat pertama kali ia menerimanya. Sticky notes yang ditempel pada sebuah kotak kayu berukuran sedang. Isinya bukanlah barang mewah, tapi begitu berharga jika mengetahui maknanya. Sebuah foto yang begitu manis untuk diingat dan buku sketsa baru dengan cetak timbul berhuruf R di bagian sampulnya. Menggantikan sesuatu yang telah lama menghilang dan membuat hati rasa kosong. Hidup hanya dengan bermodalkan percaya dan semangat untuk menghadapi semuanya

Semua bergulir begitu cepat. Tidak ada kata akhir untuk menutup yang lama. Masih ada yang tersisa untuk ditutup. Tapi terlalu takut untuk mengambil resikonya. Tidak mungkin satu hal yang tersisa utu ditutup begitu saja tanpa adanya kejelasan lebih lanjut. Belum ada kata menyerah untuk terus membuka lembaran lama itu. Semua kisah masih apik tersusun di sana. Belum ada goresan tinta baru. Masih sama, tidak berkurang ataupun belum ditambah lagi.

"HAYO! OM BENGONG LAGI!!!"

Seorang gadis kecil berseragam model nahkoda dengan kuncir dua melengkapinya lagi-lagi menangkap Omnya tengah melamun. Hal yang jarang sekali dilakukan sejak lama, akhir-akhir ini kembali lagi. Namun berbeda dengan sebelumnya, Omnya itu akan melamun sambil menatap sesuatu di pangkuannya. Bukan lagi tatapan kosong yang sering diperlihatkannya dulu.

"Om gawau lagi?" Tanya gadis kecil itu. Ia menggapai Omnya, meminta untuk digendong. Begitu senang rasanya jika berada di gendongan Omnya itu sambil menatap suasana kota dari jendela besar yang ada di kamar Omnya.

"Gawau? Bahasa baru apa lagi itu?" Om gadis kecil itu tertawa kecil. Belakangan ini gadis itu sering mengucapkan kata baru yang membuat seisi rumah bingung mengartikannya.

"Gawau, Om... itu Mama sering bilang gitu kalau Papa lagi mikir berat."

"Maksud kamu galau?"

"Yeah! That's what I mean! Briliant! I'm forget how to say it. Thanks for letting me know!"

"With my pleasure, Miss Aretha."

"Oh, iya Om! I'm forget... "

"Forget apa lagi kali ini?"

"My Dad says, if you miss someone. You can tell me or meet her and... eumm I don't know to describe it but kalo Papa lagi galau, biasanya Papa cerita ke Are. Kadang juga langsung pulang from his office to meet my Mom."

"Kamu tahu dari mana kalau Om lagi kangen orang? Perempuan lagi!"

"My feeling. You can't lie to me. Dari kebiasaan Om yang suka bengong aja Are udah tahu, ada tulisan di jidatnya Om dengan tulisan I miss you so much!"

Are dengan segala ucapan gamblangnya selalu menjadi obat ampuh bagi siapapun yang beruntung menjadi salah seorang terdekat dari Are.

"Om Awan, kita turun sekarang! I'm forget, my Dad udah nunggu di bawah!" Gadis kecil itu segera meronta dari gendongan Om Awannya. Entah berapa kali Are mengucapkan kata I'm forget sejak ia masuk dalam kamar tadi.

Di ujung Senja (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang