27. preman

1.6K 346 22
                                    

Hari demi hari Hyunjin lewati, kesibukannya membuat dirinya kurang tidur, oleh karena itu saat bekerja ia suka mencuri waktu untuk tidur.

"Zidan, nggak usah ambil jam malam lagi. Kuliahmu keganggu, tidurmu keganggu juga"

Hyunjin tersenyum dengan mata tertutup, "Jam malam bayarannya lebih besar, dan saya masih sanggup kok mbak" ucapnya.

"Semoga berhasil sama Danu!"

"Aamiin"

Pukul sebelas malam ia pulang, melewati jalanan yang sudah mulai sepi. Sekilas ia melihat keributan di dekat halte.

"Celine?" Matanya memicing.

Ia bergegas lari saat sadar bahwa Minju tengah diganggu oleh dua orang preman.

Tangan kurusnya bergerak cepat memukuli dua preman yang mengganggu Minju, beberapa serangan balik ia terima. Lengannya, perutnya, dan beberapa bagian tubuhnya terkena serangan dan berujung memar.

"Zidan! Pergi kalian, saya sedang telepon polisi!" Minju mengutak-atik ponselnya. Alibinya membuat dua preman itu takut dan memilih lari.

"Astaga" Minju menghampiri Hyunjin yang tersungkur di jalanan. Mata Hyunjin tertutup lelaki itu pingsan. Ia kurang tidur, makannya tidak teratur, dan sekarang ia harus melawan dua preman? Kalap.

Akhirnya Minju merebahkan tubuh Hyunjin di kasur kamar khusus tamu yang ada di rumahnya.

Minju menatap Hyunjin dalam-dalam, menikmati wajah tampan Hyunjin yang kini sedang berada di alam mimpi, mungkin. Wajah pria yang ia kagumi semasa SMAnya, dan kini bertemu lagi.

Tiba-tiba entah dorongan darimana ia memiringkan wajah Hyunjin ke samping. Leher pria itu terpampang nyata, Minju mendekatkan wajahnya ke leher Hyunjin dan menciumnya hingga meninggalkan bekas merah keunguan. Sementara, Hyunjin belum sadar akan itu... Sampai ia terbangun karena pesan dari Jeongin.

"Lehermu kenapa?" Tanya kekasihnya.

Hyunjin sendiri tidak tahu, ia kira bercak di lehernya karena pukulan dari preman tadi. Ia tak mau kekasihnya khawatir, apalagi sekarang sudah tengah malam, Hyunjin memilih diam.

"Ndak apa-apa kok" tangan Hyunjin bergerak menutupi bercak itu.

"Kenapa ditutup?" Demi tuhan, Hyunjin tidak mau Jeongin khawatir.

"MAS!" Jeongin malah menyentak, Hyunjin bingung.

"Zidaaan kamu jangan pulang dulu ya!" Suara Minju dari ruang makan.

Astaga, bisa kacau. Hyunjin bingung, Jeongin pasti berpikiran macam-macam.

"Nu, Danㅡ"

Teleponnya terputus sepihak. Hyunjin menyisir rambutnya ke belakang karena frustasi.

Celengan Rindu || HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang