34. jeno

2.3K 375 70
                                    

Hyunjin hanya bisa menatap datar kekasihnya yang sibuk mengobrol dengan teman-teman kuliahnya. Iya, mereka sekarang tengah berkumpul memenuhi undangan dari Seungmin. Sayangnya, Hyunjin merasa dikucilkan.

Jeongin sedari tadi dicubiti pipinya, dimainkan rambutnya, ditarik ke sana kemari oleh teman-teman kampusnya, katanya mereka gemas. Ditambah lagi Jeongin termasuk social butterfly, dia mudah bersosialisasi dan mendapat teman baru.

"Dek pulang yuk? Sudah malam" ajak Hyunjin.

Jeongin yang tengah mengobrol dengan Jeno dan Jaemin pun menoleh. "Masih jam sembilan kok" ucapnya setelah melirik jam dinding.

"Udah malam itu bocil, nggak baik keluar malam-malam!" Ucap Jeno mencubit pipi Jeongin.

Hyunjin menatap pria itu tajam, yang ditatap tidak sadar. Astaga, Jeonginnya malah tertawa.

-

Jam sebelas malam mereka tiba di kost Hyunjin, Jeongin menginap karena paksaan dari Hyunjin. Lagipula, ia sudah izin ke Yoona.

Si kecil baru saja masuk, mengikuti langkah Hyunjin. Tapi tubuhnya tiba-tiba didorong kasar ke tembok dan pintu kost Hyunjin ditutup kencang oleh pemiliknya.

"M-mas?" Jeongin agak takut sebenarnya, sorot mata Hyunjin berbeda.

Hyunjin menyapu kasar rambutnya ke belakang. Lalu tangannya kembali mengungkung Jeongin.

"Sudah berani to diemin Mas tadi? Ndak protes to pas dicubiti pipimu? Ndak takut kalau Jeno naksir kamu?!" Tanyanya sambil menatap intens mata Jeongin.

Jeongin menunduk ketakutan, tak berani menatap Hyunjin. Sebenarnya, ia tidak tahu kalau Jeno biseksual, karena Jeno datang bersama perempuan tadi.

"Mas ndak suka kalau Mas cemburu begini, tapi kamu punya Mas!"

"Lihat Mas!" Suruhnya. Ia tidak membentak, sama sekali tidak. Namun, cara bicaranya dan aura yang dimiliki Hyunjin membuat Jeongin gugup setengah mati.

Pelan-pelan si kecil menatap Hyunjin.

Tanpa aba-aba Hyunjin melahap bibir Jeongin habis-habisan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa aba-aba Hyunjin melahap bibir Jeongin habis-habisan. Halus, namun temponya memabukan Jeongin. Hyunjin bahkan tak membiarkan Jeongin menghirup udara terlebih dahulu.

Aura dominan Hyunjin keluar begitu saja, ia mendominasi ciuman panas malam itu. Jeongin hanya menurut, karena dirinya juga tak bisa menolak. Ciuman lambat, pelan, tapi dalam, Jeongin bisa gila.

Cium, hisap, lumat.

Jeongin kehabisan napas, ia memukul kecil dada Hyunjin. Empunya paham, ia melepas tautan lalu tersenyum miring. Tiga detik setelahnya ia kembali melumat bibir Jeongin.

Jeongin yang sudah dimabukan oleh ciuman Hyunjin itu mulai meremas rambut Hyunjin dan memeluk pria itu dengan tangan kecilnya. Si dominan menangkup pipi Jeongin, lalu tangannya beralih ke pinggang ramping Jeongin.

Tiba-tiba Hyunjin berhenti. Ia memeluk erat Jeongin dan berbisik "you are mine" dengan aksen inggris yang Jeongin pikir seksi. Hyunjin mengangkat tubuh Jeongin dan membawanya ke kamar. Ia tidurkan tubuh kecil itu dan lanjut menciumi Jeongin semalaman.

Astaga, Jeongin dihukum.

















Hanya dengan ciuman kok.

Ciuman Hyunjin saja amat melelahkan.

Celengan Rindu || HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang