Danu
Aku mau ngomongKimiaku
Mbb
Langsung aja dekDanu
Bisa ketemu?Kimiaku
Minggu ini sibukDanu
Ya sudah teleponKimiaku
Nanti malam ya, mas telepon kamu duluDanu
YaJeongin benar benar tidak tidur sampai sekarang pukul satu dini hari. Ia masih menunggu telepon dari Hyunjin.
"Masa lupa?" Ia bermonolog disela-sela kantuknya. Kepalanya kadang nyaris jatuh karena kantuk, namun ia masih memandangi ruang obrolannya dengan Hyunjin, pesannya belum dibaca.
Danu
Mas
Masih lama?Jeongin mau menyerah dan melepas, namun hatinya seperti tidak mengizinkan.
Drrt drrrrt
Akhirnya ponselnya bunyi.
"Assalamualaikum"
Demi apapun, bibir Jeongin kelu. Ia begitu merindukan kekasihnya.
"Waalaikum...salam"
"Dek, ada apa? Kamu ndak sakit to?"
"Nggak, Mas aku kangen"
"Nyalain kameranya"
Hyunjin tersenyum cerah ke kamera. Ia memandangi Jeongin tidak bosan. Yang lebih muda sibuk menutupi rona merah pipinya yang menjalar. Setelah melihat senyuman Hyunjin, kekesalan dalam dirinya seolah hilang entah kemana.
"Manis, ada apa?"
"Eja bilㅡ"
Ucapan Jeongin terhenti kala ia sadar bahwa kondisi Hyunjin sangat menyedihkan. Kantung matanya yang menghitam, rambutnya yang acak-acakan, dan wajahnya yang terlihat berantakan membuat Jeongin khawatir.
"Mas sakit?!"
Hyunjin menggeleng.
"Ndak apa, proses"
Jeongin mendekatkan wajahnya ke layar ponsel agar bisa melihat kondisi Hyunjin lebih jelas.
"Mas ayo ketemu!"
"Mas sibuk, Nu. Maaf"
Tunggu, apa bercak merah keunguan di leher Hyunjin? Jeongin memandanginya serius.
"Lehermu kenapa?"
Hyunjin reflek memegangi lehernya dan menaikkan kerah bajunya hingga menutupi leher.
"Ndak papa kok"
"Kenapa ditutup?"
Hyunjin diam, matanya bergerak kesana kemari tidak berani memandang Jeongin.
"MAS!" Bentak Jeongin yang pikirannya mulai kemana-mana.
"Zidaaan! Jangan pulang dulu ya!" Terdengar suara gadis dan langkah kaki dari seberang sana.
Jeongin yang mati-matian menahan tangis sedari tadi, kini melepaskannya begitu saja.
"Nu, Danㅡ"
Telepon diputus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Celengan Rindu || Hyunjeong
Historia CortaKonten manisan milik Zidan dan Danu. Walau kadang ada semut nyempil sih. Bagi mereka, jarak itu bukan apa-apa. Yang penting saling percaya dan tidak curiga. sequel of Teach me