30. daffa

1.9K 371 38
                                    

Ponselnya mati, ia tak perduli. Kakinya melangkah tanpa arah dan tujuan. Ia duduk di pembatas Jembatan, menatap sepasang cincin yang ia perjuangkan selama kurang lebih dua bulan.

Angin yang berhembus tenang seolah membawa pesan, Hyunjin mencoba evaluasi diri.

Benar, ia salah. Tak seharusnya ia membiarkan Jeongin menanggung rindu sendiri. Jujur, bukan hanya Jeongin yang rindu, ia juga rindu kekasihnya. Apa boleh buat? Semesta seolah ingin menjauhkan keduanya.

Di hatinya hanya ada Jeongin, betul. Bahkan gadis secantik Minju tak berhasil menyingkirkan Jeongin dari hati Hyunjin.

"Zidan, aku suka sama kamu. Usia kita sudah matang untuk mencari pasangan, aku bisa beli cafe kakakku dan kita urus sama-sama nantinya. Bagaimana?" Minju menggenggam tangan Hyunjin.

Empunya terkejut, "maaf, aku sudah punya pacar, mau ku lamar minggu depan." Ucapnya ketus.

Dan setelah kejadian buruk itu, Hyunjin membentak Minju, menasehatinya, dan memutuskan untuk tidak membawa hal ini ke pengadilan. Walau sebenarnya termasuk pelecehan.

Jeongin tahu semuanya, Mina yang memberi tahu. Namun, pria manis itu tidak tahu harus apa. Ulang tahunnya satu minggu lagi, ia sudah tak bisa mengharapkan apa-apa dari Hyunjin. Semuanya berantakan, dan mereka belum ada niat untuk memperbaikinya, terlalu larut.

"Halo Kak Daffa!" Pekiknya girang.

"Kemarin aku dilamar sama Yudha, kamu bisa datang ke acara makan-makan malam Minggu besok?" Tanyanya.

Jeongin menutup mulutnya tak percaya, "Pak Yudha? Yang putih banget itu, Kak? Yang waktu itu dikenalin ke aku?"

Seungmin terkekeh di seberang sana, "iya Dan, kaget ya?"

"Selamat Kak Daffa! Danu pasti datang kok!" Ucapnya girang.

"Jangan lupa ajak Zidan, sombong banget dia sekarang susah dihubungin! Tolong sampein ya, Nu!"

"Tapi Kaㅡ

Tut

Terputus.

Baiklah, Jeongin harus apa?

Celengan Rindu || HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang