Hyunjin tersenyum senang, uangnya sudah terkumpul lumayan banyak. Kira-kira cukuplah untuk membeli sepasang cincin. Ia pergi ke toko perhiasan yang ada di sebuah mall, memilih cincin tercantik untuk kekasihnya yang cantik.
Senyumnya masih betah mengembang saat ia berjalan-jalan keliling mall tersebut berniat mengisi perutnya yang kosong.
"Danu?" Senyumnya luntur, ia melihat kekasihnya bersama Guanlin. Amarahnya memuncak begitu saja, tanpa pikir panjang ia menghampiri kekasihnya dan menarik kasar tangan kekasihnya itu. Dibawanya Jeongin ke sebuah bilik di toilet laki-laki dengan tujuan tidak mengganggu pengunjung lain.
Mereka adu mulut di sana, berlomba mempertahankan argumennya.
"Mas yang kemana!"
Lidah Hyunjin kelu, ia ingin menjawab namun sepertinya sekarang bukan saat yang tepat. Apa kalau Jeongin mengetahui bahwa sebentar lagi dia akan dilamar oleh Hyunjin, lelaki manis itu akan percaya dan luluh? Apa ia akan menerima lamaran Hyunjin?
"Makannya aku mau putus"
Mata Hyunjin panas, tangannya mengepal menggenggam erat cincin yang ia beli. Jujur, Hyunjin belum sadar dimana letak kesalahannya, ia memang terlalu bodoh soal cinta."Gimana? Enak main sama cewek?" Tanya yang lebih muda.
Hyunjin tidak sebodoh itu, ia tahu kalau yang Jeongin maksud adalah bercak di lehernya yang bocah itu pergoki kemarin. Hyunjin mau menjelaskan, kekasihnya terlanjur pergi.
"Danu Mas sayang sekali sama kamu" lirihnya sambil menatap cincin yang ia genggam sedari tadi. Pemiliknya pergi, bahkan sebelum cincin itu terpasang rapi. Hyunjin sakit, dadanya sesak, matanya panas, ia menangis.
Ditinggalkan orang yang sangat dicintai itu sakitnya bukan main. Namun, Hyunjin bahkan belum bisa percaya jika Jeongin meninggalkannya.
Ia hancur, berantakan, rusak, tidak tahu arah. Hyunjin terpuruk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Celengan Rindu || Hyunjeong
Cerita PendekKonten manisan milik Zidan dan Danu. Walau kadang ada semut nyempil sih. Bagi mereka, jarak itu bukan apa-apa. Yang penting saling percaya dan tidak curiga. sequel of Teach me