Bentar, sebelum baca saal mau bilang. Saal nggak pinter nulis scene yang romantis/dewasa/rated. Jadi nikmatin aja 600+ words ku di book ini
Jeongin bergegas masuk, sialnya ia dihadang oleh petugas di sana.
"Permisi, maaf tapi anak dibawah tujuhbelas tahun dilarang masuk"
"Saya delapanbelas tahun!" Ia menunjukan KTPnya, lalu berlari masuk.
Bau alkohol yang menyengat menyapa indra penciumannya, ia mau muntah. Matanya menyapu seisi ruangan yang dipenuhi oleh wanita berpakaian seksi dan laki-laki yang sibuk menari.
"Astagaaa" desahnya.
"Manis" tubuhnya tiba-tiba didorong sampai punggungnya membentur tembok. Ia meringkih, di depannya sudah ada lelaki tinggi dan terlihat masih muda, mungkin mahasiswa.
"Kenapa bocah manis bisa masuk ke sini, hm?" Pria itu menyentuh dagu Jeongin. Empunya menepis tangan besar itu kasar.
"Minggir!" Bentak si kecil.
"Ops, galaknyaa"
"Dia bilang minggir" suara Hyunjin tiba-tiba menyambar. Dengan kuat ia mendorong pria yang tengah menggoda manusia kesukaannya ini. Pria tadi tersungkur di keramaian. Hyunjin saat emosi akan bertambah kuat berkali-kali lipat.
"Sudah Mas bilang jangan ke sini!" Ujarnya. Hyunjin mendekati Jeongin, kedua tangannya ia gunakan untuk mengunci Jeongin.
"Kok nakal?" Hyunjin mengangkat sebelah alisnya sambil menatap Jeongin sayu.
Bau alkohol dapat Jeongin cium dari napas Hyunjin dengan jelas.
"Ayo pulang!" Jeongin memberanikan diri untuk mendorong Hyunjin dan menariknya keluar dari kelab.
Hyunjin malah merengek tidak mau.
"Aahh Nunu jangan pulang dulu, Mas ndak mau!" Jeongin menatap Hyunjin bingung.
"Masuk"
Mereka pulang menaiki mobil Hyunjin, Jeongin yang menyetir. Ia bersyukur sempat latihan dengan bundanya beberapa waktu lalu.
"Nunuuuu" Hyunjin masih mabuk, ia mendekat ke Jeongin yang sedang fokus menyetir.
"Nuu, Mas kangen sama kamu" ucapnya manja.
"Aish dipikir aku nggak kangen apa?" Omelnya lirih, takut Hyunjin teringat saat sadar nanti.
"Nunu Mas mau peluk!" Astaga, Hyunjin seperti bayi besar.
"Mas minum berapa gelas sih?!" Jeongin kesal.
"Cuma dua botol" Hyunjin tersenyum miring.
"Dua botol?! Baru pertama kali langsung dua botol?!"
"Huum, hebat, kan? Kasih hadiah dong~" ia bertingkah lucu.
"Hadiah apa?"
"Cium, peluk, cium lagi" Hyunjin memainkan tangan Jeongin.
Jeongin menepikan mobilnya, lalu menghadap ke Hyunjin yang menatapnya dengan senyum miring. Seksi memang, Jeongin akui.
"Puas?!" Tanyanya.
"Ndak, soalnya ndak sama kamu"
"Katanya banyak jalang, banyak bidadari! Balik saja sana, Mas!"
Wajah Hyunjin datar tiba-tiba.
"Bisa-bisanya aku cariin seharian keliling kota malah minum sama jalang! Ndak tahu apa aku khawatir! Kenapa tiba-tiba mabuk? Kenapa baru telepon aku?!" Omelnya.
Hyunjin diam, menatap bibir Jeongin yang terus bergerak. Ia menjilat bibirnya sendiri.
"Terus bilang kalau kangen, apa aku nggak kangen juga?! Mas pergi dua bulan tanpa kabar aku nggak kangen? Sampai sekarang aku kangen sama Mas, sampai hubungan kita selesㅡ"
Hyunjin menghentikan omelan Jeongin. Ia memajukan tubuhnya lalu mencium bibir Jeongin, candunya.
"Mmhams" ucap si kecil tidak jelas.
Hyunjin menggerakkan bibirnya membasahi milik yang lebih muda. Manis mengecap di lidahnya. Jeongin mulai memejamkan matanya, tangannya bergerak memegang dada bidang Hyunjin dan rahang pria itu. Mereka menikmati rindu yang hampir membunuh mereka.
Lumat, lumat, hisap, hisap, Jeongin dan Hyunjin sama-sama larut. Lupa akan status mereka sebagai mantan pacar, karena nyatanya mereka masih saling menyayangi.
Hyunjin memasukkan lidahnya ke mulut Jeongin sambil memperdalam ciumannya. Pria itu memegang tengkuk Jeongin dan menariknya semakin dalam. Napas mereka beradu, seiring dengan memanasnya ciuman mereka.
Jeongin dapat mencium bau alkohol dengan jelas, alkohol dan bibir Hyunjin memabukkannya.
Si kecil kehabisan napas, ia memukul kecil dada Hyunjin. Pria itu menjauhkan wajah mereka, lalu menatap Jeongin halus.
"Maafkan Mas yang ndak bisa jaga diri, padahal Mas sok-sokan mau jagain kamu. Maafkan Mas yang sudah bikin kamu rindu, Mas juga rindu kamu, Nu." Hyunjin menempelkan keningnya ke milik Jeongin.
"Mas nggak salah, Danu yang salah. Maafkan Danu yang kurang peka dan egois, nggak seharusnya Danu langsung akhiri hubungan kita. Mas pasti sakit hati, Danu bodoh" ia balas menatap Hyunjin.
Yang lebih tua masih dibawah pengaruh alkohol, orang bilang ucapan orang mabuk itu jujur. Dan Jeongin percaya kata orang itu.
Hyunjin menangkup pipi Jeongin sambil menatapnya sedekat ini. "Jadi,
Mau mengulangi hubungan lagi?" Tanyanya.
"Sure"
Jeongin melepas sabuk pengamannya dan bergerak menubruk Hyunjin. Ia memandangi leher Hyunjin, bekas dari Minju masih ada, hal itu membuatnya sesak.Dengan sigap Jeongin menciumi leher Hyunjin, mengisapnya hingga meninggalkan bekas baru menutupi bekas dari Minju. Hyunjin mendesah kecil.
Jeongin memandangi karyanya, ia tersenyum bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Celengan Rindu || Hyunjeong
Kısa HikayeKonten manisan milik Zidan dan Danu. Walau kadang ada semut nyempil sih. Bagi mereka, jarak itu bukan apa-apa. Yang penting saling percaya dan tidak curiga. sequel of Teach me