00. Prologue

8K 1K 104
                                    

Demi melahirkan generasi yang berkualitas di masa depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Demi melahirkan generasi yang berkualitas di masa depan. Katanya.

Di awal tahun 2017 ini, Kementrian Pendidikan Korea Selatan menetapkan ketentuan baru yang menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Sistem drop out untuk para pelajar SMA dihapuskan. Tetapi bukan berarti para murid yang melanggar peraturan bisa melanjutkan sekolahnya seolah tidak terjadi apa-apa. Lebih tepatnya, para pelajar nakal yang dinyatakan di drop out tidak benar-benar dikeluarkan dari sekolah tetapi pemerintah sendirilah yang akan turun tangan untuk mengurusnya. Nantinya, akan disediakan sebuah asrama khusus yang digunakan untuk menampung para pelajar hasil drop out-an itu.

Hal tersebut sempat menggegerkan masyarakat pada akhir tahun 2016 terkait rumor-rumor yang sempar tersebar, dan sekarang, tepatnya pada tanggal 1 Januari 2017, Menteri Pendidikan meresmikan ketentuan tersebut. Sebagai langkah awal, ketentuan ini hanya akan diberlakukan di wilayah Ibukota Seoul dan sekitarnya, serta beberapa kota lain di provinsi Gyeonggi. Sebelum akhirnya aturan ini akan diberlakukan pula di seluruh wilayah di Korea Selatan.

Lalu, apa tujuan utama ketentuan ini diterapkan? Sebenarnya, banyak sekali anak muda yang kecerdasannya terbuang sia-sia hanya karena mereka salah pergaulan dan malah terjerumus ke dalam kenakalan remaja yang macam-macam jenisnya. Hal seperti itulah yang membuat negeri ini kekurangan manusia-manusia cerdas. Jadi, dengan adanya penjara khusus remaja ini diharapkan dapat mengubah kepribadian mereka. Itulah tujuan utamanya, yaitu untuk tidak menyia-nyiakan para pemuda-pemudi cerdas yang terjerumus di jalan yang salah.

Penjara khusus remaja ini sebenarnya tidak semengerikan istilahnya. Itu hanyalah sebuah asrama sederhana dimana nantinya para pelajar akan dikurung disana dan hanya ditahan selama beberapa waktu dengan masa tahanan yang bermacam-macam, sebelum akhirnya dikembalikan ke orang tua mereka. Seluruh sekolah-sekolah di Korea Selatan juga tidak akan menerima murid baru bagi pelajar yang telah di drop out sebelumnya. Itu artinya, mereka yang telah menjalani kurungan penjara dan telah dikembalikan ke orang tuanya maka tidak akan pernah bisa sekolah lagi. Kemudian mereka akan mengurus masa depan gelap mereka sendiri. Itu terdengar sedikit kejam.

Lalu, apa upaya pemerintah untuk mewujudkan tujuannya demi meluruskan para anak-anak cerdas yang berjalan di jalan yang salah? Pemerintah akan memberikan berbagai macam misi khusus untuk mereka yang masih memiliki keinginan besar dalam melanjutkan sekolah. Setiap akhir bulan akan diadakan sebuah ujian tertulis yang bisa diikuti oleh siapapun yang ingin bisa kembali bersekolah. Itu bukan ujian tertulis matematika, fisika, atau sejarah, hanya sebuah survey yang berisi pertanyaan-pertanyaan acak untuk menentukan kepribadian mereka.

Kemudian dibentuklah beberapa kelompok beranggotakan 3-6 orang yang anggotanya ditentukan melalui survey tersebut. Maka jangan heran bahwa dalam satu kelompok akan berisi orang-orang dengan kepribadian yang tidak begitu jauh.

Setelah kelompok sudah terbagi, misi akan diberikan perkelompok dan dijalankan secara kelompok pula. Kelompok yang sudah terbentuk dan misi yang sudah diberikan tidak bisa diganti, misi itu harus diselesaikan dalam jangka waktu yang sudah ditentukan. Jika misi berhasil, mereka bisa sekolah. Jika misi gagal, mereka akan bernasib sama seperti para pelajar yang di drop out, tidak akan pernah bisa sekolah lagi.

Misi-misi itu diberikan langsung oleh pihak kepolisian dan sudah disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut. Mulai dari misi yang terbilang mudah hingga misi yang serumit kasus pembunuhan pun tetap diberikan. Berharap dari misi-misi tersebut, para anak-anak muda bermasalah itu dapat mengerti apa arti sesungguhnya dari sebuah kerja sama.. dan persahabatan.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Seoul, 3 Januari 2017 Berita soal ketentuan baru dari menteri pendidikan Korea sudah tersebar dimana-mana semenjak diresmikan pada tanggal 1 Januari lalu. Bahkan dua hari setelahnya pun beritanya masih sering terdengar di beberapa stasiun TV. Salah satu rumah yang berada di kawasan elit Gangnam masih terlihat terang benderang di tengah malam seperti ini karena ada sepasang saudara laki-laki sedang menonton berita tersebut.

Adiknya terus fokus memperhatikan layar TV sambil bersandar di sofa dengan wajah yang agak mengantuk. Sementara kakaknya, yang mengenakan kacamata itu sedang duduk di sofa yang sama tetapi lebih fokus mengerjakan sesuatu di laptopnya. Sesekali ia mendengarkan berita dari TV yang dinyalakan adiknya.

Kemudian sang kakak menyela di tengah-tengah suara reporter berita pada TV yang volumenya disetel agak tinggi, "Yeonjun-ah, kau tidak boleh sampai di drop out dari sekolah." ujarnya tanpa menoleh.

"Ah, hahaha tidak mungkin. Untuk berpacaran saja aku tidak berani. Memangnya Kak Soobin, ceweknya dimana-mana."

"Eh? Enak saja."

"Oh, ya, katanya pekerjaanmu telah diberhentikan, Kak? Kakak dipecat? Kalau begitu sama saja dong seperti di drop out."

"Astaga, bukan. Kepolisian Reserse Gangnam sengaja memberhentikan pekerjaanku sebagai ahli forensik untuk sementara waktu karena aku mendapat tugas penting yang lain."

(*Reserse adalah satuan kepolisian yang menyelidiki kasus-kasus kriminal termasuk pembunuhan, pencurian, penculikkan, dsb.)

(*Ahli forensik adalah profesi ilmu medis yang bekerja untuk penegak hukum dan memecahkan kasus kriminal.)

"Mendapat tugas penting lain?"

"Ya. Kepolisian Gangnam ditunjuk oleh menteri pendidikan untuk mengurus program penjara remaja dan membutuhkan beberapa tenaga kerja baru. Karena programnya terlalu mendadak dan belum memiliki cukup banyak tenaga kerja, aku dan beberapa pekerja dari Kepolisian harus ikut turun tangan."

"Wah, keren. Kau belum lulus kuliah tetapi sudah mendapat pekerjaan yang sangat terhormat. Aku juga ingin seperti itu."

"Maka dari itu belajarlah yang rajin, haha. Kau sudah kelas 3 dan sebentar lagi kau akan benar-benar terjun ke kehidupan duniawi yang sebenarnya, kau harus banyak-banyak belajar, jangan main-main terus."

"Siap, kak!"

Setelah berseru dengan suara yang keras, Yeonjun langsung menekan remotnya dan mengganti saluran TV. Ia sudah mengganti sebanyak 3 kali tetapi semua salurannya kosong karena sudah tengah malam. Sampai akhirnya ia menemukan saluran TV yang menyala lagi selain berita barusan. Ia meletakkan remot TV diatas pangkuannya dan wajahnya kembali serius menatap ke arah layar. Itu adalah sebuah acara siaran internasional yang membahas kasus-kasus kriminal di seluruh dunia dan kini sedang membahas salah satu kasus kriminal di Korea Selatan.

"Kak, kak, bukannya itu adalah kasus lama?" tanya Yeonjun sambil menyenggol lengan kakaknya.

Soobin yang sedari tadi fokus dengan laptopnya akhirnya mau menoleh ke arah TV. Setelah memperhatikan layar TV sebentar, ia pun menjawab, "Oh, itu mungkin tayangan ulang. Itu kan peristiwa 2 tahun yang lalu."

"Ah, begitu. Pantas dulu aku pernah dengar soal ini."

"Kasus itu juga sempat heboh pada masanya, seorang pelajar SMA yang tiba-tiba menghilang tanpa jejak dan polisi bilang itu kasus penculikkan. Sekarang sudah jarang dibahas lagi, sih. Sepertinya kepolisian juga sudah menyerah untuk menemukan siapa penculiknya."

.

.

2020.03.16

Oh ya, btw maaf kalau saya menjadikan Soobin sebagai kakaknya Yeonjun.

Matryoshka Team | TXTZY ABCIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang