01. I am Not the Killer

4.7K 951 268
                                    

"Yeonjun, kau dikeluarkan."

Lelaki muda yang dipanggil Yeonjun itu terdiam begitu mendengar kalimat singkat dari bosnya yang mungkin tak hanya menembus gendang telinganya saja, namun berhasil menghancurkan hatinya pula. Keadaan di Galaxy Pet Shop cabang distrik Bundang itu kini semakin memanas dan sukses mempermalukan Yeonjun di hadapan banyak orang. Bosnya memecatnya langsung di hall utama yang tentunya cukup ramai, bisa bayangkan betapa malunya ia.

Yeonjun terus terdiam dan merenung. Ia hanya sesekali merapikan seragam kerjanya. Rasanya ingin menangis atau bahkan jika ia tipe orang yang tidak sabaran, ia bisa saja memukul wajah bosnya sendiri di depan orang-orang. Tetapi itu sangat mustahil dilakukan. Jadi ia hanya bisa memohon dengan wajah yang menyedihkan.

"Aku bisa menjelaskannya, bos."

"Kau ini tidak tahu malu ya? Kau baru saja menghilangkan kucing nona Yuqi. Dia adalah anak dari seorang pengusaha kaya di Cina! Pet shop ini bisa saja dituntut olehnya!"

"Oh, ayolah, Pak! Aku hanya mengajak main kucing itu sebentar lalu kumasukkan kembali ke dalam kandang dan ku kunci dengan rapat karena aku harus pergi ke toilet. Bahkan selama aku pergi ke toilet pun aku menyuruh temanku untuk menjaganya."

"Apa kau tidak dengar bahwa kau dipecat?"

Yeonjun menghembuskan napasnya kesal, "Oke, baiklah, aku dipecat. Baru kali ini aku melihat seseorang dipecat karena pergi ke toilet."

Masih berdiri di posisi yang sama, Yeonjun menoleh kepada seorang wanita muda yang sedari tadi terduduk di bangku dan menangis tanpa henti, nona Yuqi. Yeonjun sendiri juga tak menyangka bahwa majikan kucing tersebut sampai sesedih ini ketika tahu kucingnya hilang. Padahal itu bukan kucing ras yang harganya berjuta-juta. Itu hanya kucing kampung berwarna hitam yang wajahnya sangat jelek. Mungkin kucing itu sudah menjadi sahabatnya sejak lama.

"Maafkan aku, nona Yuqi." ujar Yeonjun.

Setengah jam kemudian, setelah mengurus hal-hal penting hingga akhirnya ia resmi dipecat dari pekerjaan paruh waktunya itu, Yeonjun pun keluar dari pet shop sialan yang ada di pinggir jalan raya utama Bundang, kota Seongnam. Ia sudah berganti pakaian casual sambil menggendong tas ranselnya, kemudian mencari taksi untuk mengantarnya ke suatu tempat. Begitu sudah mendapat taksi, ia langsung menyandarkan tubuhnya dengan nyaman di jog mobil yang empuk setelah melewati hari yang cukup keras.

"Antar aku ke pusat perbelanjaan Myeongdong."

Sang supir taksi menjawab, "Myeongdong? Kita membutuhkan waktu sekitar 40 menit untuk kesana dan tarifnya akan sedikit lebih mahal karena ada di luar kota."

Yeonjun tidak menjawab apapun. Ia hanya mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan langsung membuat sang supir kaget. Siapa sangka seorang pekerja paruh waktu ini black card yang dengan santainya diselipkan ke dalam case ponsel transparannya itu. Asal orang tahu saja, Yeonjun juga merupakan seorang pelajar abad 21 yang sangat gemar melakukan mirror selfie. Namun dibandingkan memamerkan logo apel atau case ponsel yang lucu-lucu, Yeonjun lebih suka memamerkan black card itu.

(*Black Card adalah kartu kredit berwarna hitam dengan desain elegan yang diperuntukkan khusus bagi para miliarder.)

Begitu melihat sebuah kartu hitam, supir taksi itu hanya bisa diam dan menuruti apa kata si penumpang. Yeonjun pun siap diantar menuju pusat perbelanjaan Myeongdong yang ada di pusat kota Seoul dalam perjalanan yang menyita waktu kurang lebih 40 menit. Dan di sore hari yang cukup cerah ini, Yeonjun akan bersenang-senang sepuasnya disana bersama si kartu hitam.

Ia benar-benar menghabiskan waktunya dengan baik di pusat perbelanjaan. Mulai dari bermain archade, karaoke, berbelanja, atau sekadar membeli street food untuk mengganjal perutnya. Wajahnya bahagia sekali, seakan lupa bahwa ia baru saja dipecat. Tapi sejujurnya, hal yang paling membuatnya sedih bukanlah kehilangan pekerjaannya, tetapi karena ia dipermalukan oleh bosnya di depan banyak orang.

Matryoshka Team | TXTZY ABCIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang