17. Hidden Temple🚩

2.4K 704 287
                                    

Yeonjun berada di pojok ruangan sambil terus memandu Jinyoung yang sedang menyetir melalui WT-nya. Ia duduk dipojokkan ruang dan masih menggenggam WT milik Yeji, "Jangan ngebut-ngebut, pelan saja. 30 km/jam sudah cukup." ujarnya.

"Aku tidak berani.. 10 km/jam saja."

"Jika dengan kecepatan itu, kau bisa tiba di Seoul pagi hari!"

"Aku tidak berani, Kak."

"Oke, oke, tidak apa-apa. Hati-hati. Fokuslah ke jalan. Dini hari seperti ini jalanan sepi, kan? Tapi kau tetap harus fokus, oke? Akan kututup panggilannya. Jika ada sesuatu, hubungi aku lagi," setelah menutup panggilan, Yeonjun langsung mengumpat, "Diam, burik!" kesalnya pada Woojin yang sedang mencoba menghancurkan pintu baja di hadapannya sehingga menimbulkan suara yang sangat berisik.

"Lebih baik kau bantu aku, panjul," balasnya sebentar sebelum akhirnya ia kembali mencoba untuk menghantam pintu itu berkali-kali dengan tubuhnya. Sesekali tangannya ikut ambil alih sampai buku-buku jarinya dibuat lecet dan berdarah.

"Sudah, hentikan! Tidak ada gunanya, kau hanya buang-buang tenaga!" Yeonjun menarik tangan Woojin dan menghentikannya.

Woojin berhenti. Ia berbalik dan menatap Yeonjun, "Lalu kau ingin duduk diam disini sambil menunggu pintu ini terbuka sendiri?"

"Aku yakin Jinyoung pasti akan kembali lagi untuk membebaskan kita. Aku yakin dia pasti akan cari bantuan di Seoul."

Woojin pun mulai mengambil posisi duduk di lantai dan menyandarkan tubuhnya di tembok. Ia menghapus keringat yang sudah memenuhi wajahnya karena tenaga yang sudah ia buang untuk menghancurkan pintu di hadapannya.

***

Pagi-pagi sekali, Soobin baru saja tiba di C9 Entertainment. Dari luar gedung, ia bisa melihat seorang anak laki-laki yang sedang menunggu di dalam kafe, Donghyun. Tanpa berpikir lama lagi, ia masuk kesana dan menghampiri anak itu serta di sapanya dengan ramah, "Halo, dek. Temannya Jinyoung?"

Donghyun menoleh dan menjawab, "Oh, iya, Kak."

"Aku adalah atasan Jinyoung di kepolisian Gangnam. Aku datang untuk mengambil boneka Matryoshka yang katanya sudah kau temukan. Kau membawanya?"

"Oh, iya. Tapi aku sudah janjian dengan Kak Jinyoung pagi ini."

"Ah, haha, iya. Jinyoung sedang ada urusan jadi aku yang akan mengambilnya."

"Ohhh.. begitu. Sayang sekali, padahal aku sangat merindukan Kak Jinyoung," ujar Donghyun. Anak itu pun mulai mengambil boneka Matryoshka dari dalam tasnya dan diberikan kepada Soobin.

Soobin menerimanya sambil tersenyum, "Terima kasih, dek. Kakak duluan, ya."

"Iya, sama-sama, Kak!"

Soobin tersenyum puas. Namun, sebelum ia beranjak pergi dari kafe tersebut, ia memotret boneka itu dengan kamera ponselnya terlebih dahulu baru setelah itu ia berjalan keluar dari kafe. Begitu hendak keluar dari pintu, Jinyoung langsung datang tepat di hadapannya dan membuat Soobin otomatis berhenti melangkah, "Jinyoung?"

"Siapa yang bilang aku ada urusan pagi ini?" balasnya.

Soobin terkekeh, "Kau ingin merebut Matryoshka ini dariku? Mari kita lihat bagaimana caramu merebutnya? Kau akan menghajarku di tempat umum ini?"

Jinyoung hanya terdiam dan tak berani melakukan apa-apa, membuat Soobin langsung berlalu meninggalkan Jinyoung sambil memainkan boneka Matryoshka yang ada di genggaman tangannya. Tapi tak lama setelah itu, Jinyoung pun dibuat terkejut.

Brukk!ㅡ Seseorang tiba-tiba menubruk tubuh Soobin sampai Soobin jatuh tersungkur tepat di depan pintu kafe. Boneka Matryoshka yang sedari tadi digenggamnya lepas dan jatuh, hancur berkeping-keping. Orang yang menubruknya kini masih mencoba mengunci erat tubuh Soobin agar tidak bisa memberontak.

Matryoshka Team | TXTZY ABCIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang