5 Maret 2019, Anyangㅡ Woojin menendang pintu kayu tua itu. Sekrupnya lepas, pintunya jebol lagi. Tapi sepertinya hal itu lebih efektif daripada harus susah payah masuk ke markas melalui lubang got bawah tanah menuju bungker. Bersama pasukannya yang lain, Yeonjun, Yeji, dan Yuqi ikut masuk ke dalam.
Mereka berempat masuk ke bungker dan mulai melihat-lihat ruang kerja yang luas itu. Masih agak berantakan, tapi jauh lebih rapi daripada ketika pertama kali mereka kesini. Sebenarnya tujuan mereka berempat kembali ke markas legendaris ini hanya untuk mengambil berkas-berkas penting milik Pak Ong yang masih tersimpan disini karena Pak Ong hendak menggusur markas bobrok yang pintunya sudah pernah jebol berkali-kali itu. Dan dia menyuruh babu-babunya untuk mengantarkan berkas-berkas pentingnya ke markas barunya di Ilsan.
"Sesibuk apa sih dia sampai kita harus menjadi babu seperti ini?" keluh Woojin dengan wajah cemberutnya sambil merapikan berkas-berkas di dalam lemari.
"Sudahlah, jangan mengeluh terus, cepat kemasi berkas-berkas itu. Kita harus segera mengantarnya ke markas baru Pak Ong di Ilsan," balas Yeonjun yang sedang sama sibuknya.
"Nanti malam kita juga harus menonton pertunjukkan sulap pertama Taehyun di Ilsan! Pasti seru!" seru Yuqi.
"Ah, males," balas Woojin.
"Mana boleh begitu! Kau masih memiliki dendam dengan Taehyun karena Jinyoung, ya!?" protes Yeji yang langsung menampol keras kepala Woojin.
"Kenapa malah membahas Jinyoung!" balas Woojin sambil meringis kesakitan, memegangi kepalanya yang baru saja dihantam oleh sang pacar.
Yeonjun hanya tertawa kecil melihat kelakuan teman-temannya yang tidak pernah berubah dari dulu. Kemudian ia kembali mengambil berkas-berkas yang masih tersisa di dalam lemari. Hingga akhirnya ia menemukan salah satu berkas yang menarik. Ia membersihkan debu-debu diatasnya, kemudian dibukanya berkas itu. Ia menemukan sebuah kertas kusam terlipat yang diselipkan di dalam berkas tersebut. Kertas itu bertuliskan Surat untuk anak-anak didikku, dari Pak Ong.
"Awh!" namun tiba-tiba Yeonjun berteriak secara reflek ketika merasa tangannya dicubit dengan keras. Ketika menoleh ke samping, ada Yeji yang tersenyum takut setelah sengaja mencubit tangan Yeonjun dengan kuku-kukunya yang panjang.
"Hehe, maaf. Sakit, ya?" ujar Yeji.
"Kenapa kau suka sekali mencubitku tiba-tiba, sih? Aku masih normal. Lihat, bahkan sudah 2 tahun dan tidak ada gejala-gejala aneh yang terjadi pada diriku."
"Yah.. Maaf."
"Aku ke kamar mandi dulu," ijin Yeonjun yang setelah itu bangkit sambil membawa salah satu berkas di tangannya.
Yeonjun masuk ke dalam kamar mandi yang ada di bungker. Ia menutup pintunya dan mulai duduk diatas kloset yang tertutup. Ia memandangi sebuah berkas di tangannya. Itu merupakan berkas dari kasus yang berjudul Pembunuhan di Rumah Lavender. Yeonjun ingat, dulu Pak Ong pernah bercerita soal kasus yang satu itu. Itu adalah sebuah kasus pembunuhan yang sampai sekarang Pak Ong tak pernah berhasil mengungkap siapa pembunuhnya. Salah satu kasus gagalnya.
Yeonjun tidak membaca latar belakang kasus tersebut lebih dahulu, matanya langsung terfokus pada sebuah kertas terlipat yang terselip di berkas itu. Dan tulisan 'Surat untuk anak-anak didikku, dari Pak Ong.' itu sangat membuatnya penasaran. Dibukalah kertas yang berisi paragraf panjang itu.
***
Anyang, 1 Maret 2017
Halo anak-anakku, Yeji, Woojin, Jinyoung, dan Yeonjun. Tanggal hari ini adalah hari pertama kalian memulai penyelidikan sebagai tim tanpa nama, kan? Entah kapan kalian akan membaca surat ini. Bapak memang sengaja menyembunyikan surat ini disini agar kalian bisa membacanya suatu hari nanti, jika memang surat ini masih ada dan kalian masih sempat membacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matryoshka Team | TXTZY ABCIX
FanfictionBukan detektif atau polisi. Namun karena suatu kesalahpahaman, mereka diutus untuk menyelidiki kasus hilangnya salah seorang pelajar SMA 2 tahun yang lalu. ≡Nation's worst detectives has formed≡