18. Apgujeong Station

2.5K 743 350
                                    

Yeonjun dan Woojin masih berdiam di dalam ruangan tertutup itu. Mereka duduk di sudut ruangan yang berlawanan, masih enggan untuk berdekatan karena konflik yang baru saja terjadi di antara mereka. Woojin hanya sesekali menyentuh luka di buku-buku tangannya. Yeonjun masih terus-terusan mencoba menghubungi Pak Ong atau Jinyoung. Masing-masing sibuk dengan aktivitas mereka sendiri sampai seseorang tiba-tiba menendang pintu baja itu dengan kuat.

"Oi," yang di dalam menjawab dengan kompak.

"Yeonjun-ah? Woojin-ah? Kalian di dalam?" balas yang diluar.

Yeonjun tidak perlu berpikir lama. Ia hapal betul suara siapa itu. Beomgyu.0 "Beomgyu-ya!?"

"Ya, ini aku. Aku dan Kayi baru saja mendapat panggilan dari Taehyun soal Matryoshka keempat. Lokasi selanjutnya adalah Stasiun Apgujeong. Sekarang, aku akan bebaskan kalian terlebih dulu. Kalian berdua mundurlah ke belakang!" seru Beomgyu.

Yeonjun dan Woojin sempat kebingungan dan saling memandang satu sama lain. Tetapi ujungnya mereka berdua pun menuruti perintah Beomgyu ketika mendengar suara gergaji mesin yang sangat mengganggu telinga.

"Kau sudah gila!?" bentak Woojin.

"Kalian ingin berdiam di dalam ruangan itu selamanya!? Cepat mundur!"

Proses penghancuran pintu itu tidak bisa dituntut lebih cepat. Prosesnya cukup lama dan mungkin akan memakan waktu hampir 15 menit. Tapi setidaknya ide Beomgyu itu berhasil. Pintu itu berhasil dijebolkan setelah 15 menit waktu terbuang hanya untuk mendengar suara gergaji mesin.

Secara reflek, Yeonjun dan Woojin keluar dari sana untuk menghirup udara segar. Beomgyu dan Kayi ikut melepas topeng las mereka bersamaan.

"Terima kasih!" seru Yeonjun.

"Ayo, kita harus cepat pergi ke Seoul!" balas Beomgyu.

Namun ketika Beomgyu hendak mengajak mereka pergi, Yeonjun menahan tangannya dan membuat Beomgyu menoleh, "Kenapa kau tiba-tiba datang menolong kami.. seperti ini?" tanya Yeonjun.

Beomgyu tersenyum, "Karena aku lebih berterima kasih padamu."

Yeonjun mengernyitkan dahinya bingung, "Huh?"

Beomgyu malah tertawa, "Ah, kau seharusnya tahu itu. Aku mungkin tidak akan bisa sekolah di Hanlim lagi jika kau tidak menolongku, waktu itu."

Woojin dan Kayi hanya memandangi kedua temannya, Woojin menyenggol lengan Kayi untuk mulai mengajaknya bicara, "Ayo ceritakan masa lalumu, siapa tahu kita dulu juga sepasang sahabat yang telah terpisah lama. Soalnya waktu SD aku sangat ingat kalau aku pernah punya sahabat blasteran."

Kayi membalas, "Diam. Satu-satunya kenangan antara kita berdua adalah insiden penyelundupan di Hanlim. Betapa menjengkelkannya dirimu yang membuatku lari mengitari seluruh penjuru asrama Hanlim dalam keadaan basah kuyup."

Setelah sempat-sempatnya bercanda, keempat anak yang tidak mau membuang-buang waktu lagi itu langsung berlari keluar dan menuju mobil yang diparkirkan di pinggir jalan.

"Aku saja yang menyetir. Kalian pasti sangat lelah," ujar Beomgyu yang langsung mengambil alih jog setirnya.

Hanya bisa menurut, Yeonjun dan Woojin duduk di belakang, dan hal itu merupakan kali pertamanya bagi Yeonjun yang selama ini selalu jadi supir. Sementara Kayi menemani Beomgyu menyetir di depan.

Yeonjun terkejut dan kebingungan ketika melihat ada Hobak di jog belakang mobilnya. Yeonjun langsung memangkunya dan melihat luka di leher Hobak yang semakin parah, "Hobak ikut bersama kalian?"

"Kami baru menyadari ada kucing di dalam mobil. Dia tenang sekali dan tidak bersuara jadi kami tidak tahu dan baru sadar di tengah perjalanan. Tapi tenang saja, kami menjaganya dengan baik, kok," jawab Beomgyu yang mulai menyalakan mesin mobilnya.

Matryoshka Team | TXTZY ABCIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang