prolog

503 44 0
                                    

"hei, cepatlah cepat!" Dia melangkah lebih dulu dibanding para laki laki yang di belakangnya sembari tertawa.

"Tunggu sebentar Rena, kami tak memiliki tenaga lagi." Keluh changbin yang sedang memegangi lututnya.

"Tidak bisa! Acara nya akan segera dimulai, kita kan berjanji akan melihat kembang api itu!" Serunya sembari menggembungkan kedua pipinya.

"Baiklah baiklah, tapi sesuaikan langkah kakimu dengan kami. Kami baru saja selesai bermain sepak bola." Balas Lee Minho padanya.

Tak mendengarkan perkataan Minho, Rena terus berjalan hingga ke tempat dimana bisa melihat dengan jelas kembang api tersebut.

Duar.. duar!

Suara kembang api tersebut mewarnai langit malam kala itu.

Rena segera menarik hampir dari mereka semua agar bisa sampai. "Lihat, lihat! Bukankah indah?!" Serunya senang ketika mendengar suara kembang api tersebut.

"Ucapkan permohonan, ucapkan permohonan!" Ucapnya senang.

"Ini bukan bintang jatuh," bantah Jisung cepat.

"Diamlah! Itu bukan urusanmu." Rena memeletkan lidahnya meledek Jisung, Jisung yang emosi segera ditahan oleh Felix, "sabar sabar."

"Aku ingin kita bersembilan menjadi idol! Kita akan debut bersama, kita juga akan berada di agensi yang sama!" Rena mengucapkan permohonan tersebut dengan suara yang keras.

Dan dibalas anggukan oleh mereka semua. Anak kecil tersebut yang masih berumur 10 tahun memiliki impian yang sama, mereka ingin debut bersama sebagai idol dan menyebarkan karya mereka ke penjuru dunia. Mereka ingin agar lagu lagu mereka dapat di dengar oleh orang orang, lagu lagu yang akan menyampaikan perasaan yang mereka tuangkan di dalamnya.

Setelah itu mereka menikmati pesta kembang api bersama sama. Menikmati waktu yang terus bergulir dengan cepat.

•••












Tapi sayang, mereka tak bisa debut dengan 9 member.

Rena terbaring lemah di kasur rumah sakit, matanya yang sudah sangat susah dibuka membuatnya tak bisa melihat apa apa. Hanya jari jari dan mulutnya saja yang sedikit bisa bergerak. Penyakit yang ia derita ternyata membuat dirinya tak bisa bertahan lebih lama lagi.

Seluruh keluarganya, seluruh teman temannya menangis melihat keadaannya yang seperti ini. Gadis yang selalu ceria ternyata memiliki rahasia yang selalu ia jaga sendirian.

Penyakitnya tersebut terus menggerogoti sisa hidupnya,

kala itu ia mengukir senyum di wajahnya.

"Ma..ri.. de..de..but..be..r..sa..ma.." kalimat terakhir sebelum ia menutup mata selamanya membuat mereka semua menangis sangat keras.

Gadis itu memiliki keinginan yang sangat kuat untuk menjadi idol. Di usia yang masih muda ia sudah berlatih bernyanyi dan menari agar impiannya terwujud namun sayang takdir tidak mengizinkannya. Ia hanya bisa memimpikan hal tersebut di dalam angan angannya untuk selamanya.


-Prolog end-

Real or not Real: Stray kidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang