kesembilan orang tersebut terdiam melihat sesosok gadis cantik di depannya itu. Gadis yang di tatap tersebut hanya tersenyum sumringah tanpa tau apa yang terjadi.
"seharusnya kau sudah mati..." tanpa sadar kalimat itu keluar dari mulut Bangchan.
"ap...
“Berpikir bahwa semuanya akan baik baik saja tanpa bantuan orang lain adalah sebuah kesalahan.”
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"sedang mengerjakan apa?" Tanya Rena, saat ini sudah pukul 12 malam namun lampu studio Chan masih menyala dan ketika Rena datang disana ada Chan yang masih berkutat dengan laptop dan peralatan musik lainnya.
"Ah, Rena, belum tidur?" Tanya Chan balik.
Rena menggeleng, "aku tak bisa tidur."
"Apa yang oppa lakukan?" Tanyanya lagi.
Chan melirik laptopnya sekilas lalu menatap Rena, "mengerjakan lagu."
"Kenapa tidak dilakukan besok saja?"
"Itu.. karena untuk kedepannya akan sulit mengerjakan lagu, PD Nim juga telah menentukan tanggal deadlinenya, jadi aku harus memberikan lagu baru bulan depan."
"Bukannya udah comeback?" Tanya Rena yang masih bingung dengan kehidupan mereka.
Chan melirik bangku di sebelahnya dan menepuk nepuk, menandakan untuk Rena segera duduk disana, "duduk dulu."
Rena mengangguk dan duduk di sampingnya. "Kami harus menyiapkan beberapa lagu meski baru saja comeback, kedepannya bisa saja kami akan sibuk dan tak sempat membuat lagu. Tapi jika kita sudah punya stock lagu kita hanya tinggal mengeditnya menjadi lebih bagus lagi." Jelas Chan dan dibalas anggukan oleh Rena.
"Dapat ide?" Tanya Rena lagi.
Chan menggeleng, "aku tak memiliki ide sama sekali."
"Mau aku bantu?" Tanya Rena, Chan hanya mengulum senyum, "boleh,"
Rena mencoba berfikir keras tetapi baru lima menit saja dia sudah menyerah. "Aku tak punya bakat untuk membuat lagu," lesunya.
Sedangkan Chan terkekeh, "tidak apa apa, tak semuanya bisa membuat lagu." Ucapnya dan mengelus rambut Rena.
"Aku jadi ingat pertama kali bertemu denganmu."
Rena menoleh, "oh iya, oppa kaget dengan kehadiranku." Cengirnya.
"Iya, rasanya seperti mimpi dapat melihatmu lagi." Chan mengelus rambut Rena lembut. Rena menatap mata Chan sembari tersenyum,
"Tapi aku sudah kembali." Balasnya.
"Iya, setelah sepuluh tahun. Seakan akan doa kami telah didengarkan oleh yang maha kuasa.." dia mengatakan itu dengan raut wajah sedih.
"Rena, apa kau tersiksa kembali ke dunia ini lagi?"
Rena menoleh ke arahnya, "tidak." Jawabnya tegas.
"Aku tidak tersiksa oppa," balasnya.
"Aku hanya berfikir apakah kedatangan kau ini hanyalah sebatas keinginan egois kami."