kesembilan orang tersebut terdiam melihat sesosok gadis cantik di depannya itu. Gadis yang di tatap tersebut hanya tersenyum sumringah tanpa tau apa yang terjadi.
"seharusnya kau sudah mati..." tanpa sadar kalimat itu keluar dari mulut Bangchan.
"ap...
“bukalah matamu dan kamu akan melihat banyak hal yang belum sempat kamu syukuri.”
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebuah suara suara terus memanggil dirinya, Rena akhirnya membuka matanya meski kepalanya terasa sangat berat.
Ketika ia membuka mata terpampang jelas kedelapan orang yang memandanginya dengan tatapan sangat khawatir.
"Rena.." sendu Felix di sebelahnya.
Rena mencoba melihatnya namun rasa sakit di kepalanya tidak memperbolehkannya untuk bergerak sedikitpun.
"Oppa..?"
Mereka semua terdiam, mereka sedikit tenang karena Rena sudah sadar.
"Apa yang..-" perkataan Rena terhenti ketika di tubuhnya di selimuti oleh empat jaket. Dia memprediksi bahwa ia masih di ruang latihan.
"Maaf.. maaf karena tak bisa membawamu pulang." Lirih Jisung.
Rena mengerti, akan aneh jika mereka terlihat menggendong sesuatu padahal tidak ada apa apa, karena Rena tidak terlihat itu sedikit susah.
Sebenarnya mereka tadi berencana untuk membawa Rena kembali namun agensi saat ini sedang ramai. Stray Kids meminta ruang pribadi agar tidak diganggu karena sedang fokus latihan namun nyatanya mereka meminta itu agar Rena bisa istirahat dengan tenang.
"Aku baik baik saja." Ucapnya tapi mereka semua tahu bahwa Rena berbohong.
Jeongin berdiri ia mengambil air hangat untuk Rena. "Apa kau bisa minum?" Tanyanya, Rena mengangguk dan mencoba bangun lalu dibantu oleh Jeongin.
Sedikit susah tapi ia bisa melakukannya. Tapi rasanya kepala Rena benar benar berputar putar, sangat berat dan menyakitkan, seperti kepalanya sedang di remas remas oleh sesuatu.
Seakan akan rasa itu sudah terbiasa dirasakan oleh tubuhnya.
"Bagaimana perasaanmu?" Tanya Minho.
Rena terdiam sejenak, "sedikit pusing.."
Tiba tiba saja Jisung teringat sesuatu dan mengecek handphonenya. Matanya membulat lalu berdiri, perubahan gerakannya itu segera di lihat yang lain.
"Ah maaf.. tapi kita harus membawa Rena pergi dari sini, terlebih Rena sudah sadar kita harus membawanya pulang." Ucapnya.
Semuanya sedikit bingung tapi mengangguk, akan lebih mudah jika Rena sudah dalam keadaan sadar.
"Tapi.. bagaimana dengan kalian?" Tanya Rena.
"Tidak akan berhasil jika kita semua pergi." Gumam Changbin.
"Kalau begitu biar aku sendiri saja," lanjutnya.
"Aku bisa mengangkat Rena. Kalian bantu aku saja keluar dari agensi, sisanya serahkan padaku."
Mereka berpandangan lalu mengangguk. Rena segera dipindahkan ke dalam pelukan Changbin. Badannya yang masih dingin segera dibalut dengan jaket Seungmin.