kesembilan orang tersebut terdiam melihat sesosok gadis cantik di depannya itu. Gadis yang di tatap tersebut hanya tersenyum sumringah tanpa tau apa yang terjadi.
"seharusnya kau sudah mati..." tanpa sadar kalimat itu keluar dari mulut Bangchan.
"ap...
“ Semua orang punya 'hard time' -nya masing masing. Akan ada saat dimana ketika kamu bisa mengatakan dengan suara yang lantang bahwa kamu baik baik saja.”
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"satu... Dua...ti..ga" seorang kameramen memposisikan kamera agar mendapat angel yang bagus.
"Oke, sudah selesai." Dia mengangguk kepada kesembilan orang di depannya.
"Terimakasih!" Mereka membungkuk dan bersalaman satu satu dengan para staff.
"Kalian sudah bekerja dengan baik." Puji manajer kepada mereka.
"Terimakasih manajer Nim, tapi apakah boleh kita pergi ke makam sebentar?" Tanya Chan.
"Makam?"
"Iya. Kami ingin mengunjungi teman kami." Jelasnya, manajer tersebut terdiam sebentar lalu mengangguk.
"Baiklah kalau begitu, kalian bisa pergi dengan beber-"
"Bisa kami pergi sendiri?" Tanyanya hati hati.
"Kenapa?" Selidik manajer sedikit curiga.
"Ada beberapa hal yang harus kami lakukan disana. Jadi akan memakan banyak waktu."
"Bukankah dengan begitu kalian harus ada yang m-"
"Manajer Nim tolonglah.." ucap Jeongin dengan penuh aegyo.
Manajer yang tidak tahan segera mengangguk, "baiklah baiklah, tapi jangan lama lama."
"Oke!"
Setelah persiapan selesai mereka segera pergi ke makam Rena. Chan segera meminta kepada penjaga makam untuk melakukan sesuatu.
"Kami minta tolong untuk membongkar makamnya." Pintanya.
Memakan banyak waktu akhirnya makam Rena berhasil dibongkar. Sebelum itu mereka juga sempat meminta izin kepada orang tua Rena, meski awalnya ditolak namun pada akhirnya mereka mengizinkannya.
Ketika selesai, sebuah kain yang menutup tubuh Rena yang telah menyatu dengan tanah terlihat. Dengan begini mereka dapat melihat bukti bahwa memang ada tubuh yang berada di dalam makam Rena.
Selanjutnya mereka akan pergi kerumah orang tua Rena, menutup makam kembali dan setelah selesai mereka segera pergi.
Sebuah pemandangan rumah lama yang belum pernah mereka kunjungi sejak sepuluh tahun yang lalu sudah berada di depan mereka sekarang.
"Ayo.." sahut Chan pelan, sebagai member tertua dia memimpin jalan pertama.
Tiga ketukan ia keluarkan, lalu terdengar suara langkah kaki yang membuka pintu tersebut.
Wanita paruh baya tersebut tersenyum melihat mereka bersembilan.