"Aku tidak percaya kita menyia-nyiakan waktu 1 jam yang berharga untuk menjemputnya." Mengabaikan Jaehyun, Johnny yang duduk di depan dan terlihat tidak nyaman berada di kendaraan buatan manusia, berpaling pada Doyoung. "Apakah kita perlu membawa si pangeran ini?"
Tubuh Jaehyun berjengit mendengar kalimatnya yang sudah dikatakan Johnny di rumah Doyoung一tapi tanpa penambahan julukan untuknya一seolah Johnny baru saja menyetrumnya. "Aku bukan pangeran. Jangan panggil aku begitu. Dan sungguh, aku akan dengan senang hati turun, mengerjakan kegiatan yang lebih penting daripada menengok rajamu yang payah."
Pemegang kendali tertinggi di mobil itu malah tertawa menyaksikan debat mereka. "Senang rasanya melihat kalian sudah akrab."
Jaehyun mendelik.
Sedangkan Rose menghela napas jengkel karena mereka terus mengulang perdebatan yang sama. Gadis itu menatap keluar jendela, tidak berkomentar banyak dalam perjalan menuju entah ke mana yang Doyoung sebut adalah "rumah", tapi sejauh ini, mereka hanya berkendara ke daerah pinggiran yang masih terdapat hutan lebat yang tidak tersentuh tangan kejam manusia.
Mobil aluminium yang secara khusus di pesan Doyoung agar tidak ada bagian yang terbuat dari besi yang bisa ia sentuh, melesat dalam kecepatan mengerikan yang bisa saja mengancam nyawa. Manusia tidak tahu bahwa saat merancang mobil yang lebih ringan itu, mereka juga memberi fairy kesempatan untuk mengebut seperti orang gila.
Polisi akan terkejut mengetahui berapa banyak pelanggar peraturan lalu lintas yang bukan berasal dari ras mereka.
Johnny tidak senang dengan keputusan Doyoung dan Rose yang menyelinap diam-diam untuk menculik Jaehyun. Mereka bahkan tertahan selama beberapa menit karena pria itu bersikeras Jaehyun tidak boleh ikut sementara Doyoung menginginkan sebaliknya.
Akhirnya, setelah waktu yang rasanya luar biasa lama, Doyoung menghentikan mobil di kawasan hutan yang lebih sepi dan tidak terdapat tanda-tanda kehidupan manusia.
"Tempat apa ini?" Jaehyun turun dari mobil dan mengitarinya, memutar tubuh melihat barisan rapat pepohonan yang menyambut mereka dengan kibasan dahan yang dipengaruhi angin.
Rose menatapnya dengan tatapan aneh. "Ini pintu masuk ke rumah."
"Tidak terlihat seperti rumah bagiku." Dan Jaehyun sungguh-sungguh. Dia memang merasa nyaman di sini一perasaan seperti saat ia masih kecil dan memegang mainan favoritnya一yang biasa ia rasakan bila berada di daerah tanpa besi, tapi ia juga agak takut karena meski sebenarnya masih pagi, dedaunan menghalau sinar matahari dan menciptakan kegelapannya sendiri.
Berbeda dengannya, Doyoung tersenyum. Dia menelpon seseorang untuk menjemput mobilnya dan memimpin mereka berjalan lebih dalam menyusuri hutan. Sepatu botnya menginjak tanah becek bekas hujan kemarin tapi dia tidak mengeluh. Dia berjalan cepat, tidak pernah tampak tidak semanusia ini sebelumnya. Tiap gerakannya, keindahan langkahnya, mencerminkan bahwa dia makhluk yang bukan berasal dari dunia ini.
Sekarang Jaehyun benar-benar ingin pulang karena dia merasa asing dengan temannya sendiri.
Tapi tak dipungkiri, dia penasaran.
"Kau memakai kalung." Johnny menyela lamunan Jaehyun yang asyik mengobservasi. "Kalung apa itu?"
Awalnya, Jaehyun tidak menjawab karena dia kira Johnny bicara pada Rose, kemudian sadar Rose tidak memakai kalung apa-apa dan bahwa Johnny menghadap padanya. "Kau sendiri membawa benda aneh itu sejak kemarin. Apa yang ada di tasmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Morality : A Prince's Tale ✔️
Fanfiction[Fantasy, royals, minor romance] Demi mencegah perebutan kekuasaan, sebuah kerajaan yang tersembunyi dari manusia menetapkan sebuah tradisi; bila ada pewaris takhta yang terlahir kembar, salah satunya harus dihabisi. Bertahun-tahun kemudian, terjadi...