04. Petualangan Kecil

2.4K 447 18
                                    

Panti asuhan bernama Moon Young itu menjulang dihadapan Jaehyun dan Rose.

Setelah sempat tersasar dan harus bertanya pada orang lain sampai Rose gusar, mereka akhirnya tiba. Dengan papan kayu sederhana yang di cat hijau seperti daun muda yang segar, tempat itu kentara sekali merupakan tempat yang beralih fungsi. Terdiri dari 3 lantai, hanya ada sedikit jendela yang terlihat dari luar. Bercak-bercak kecoklatan aneh menghiasi ubin putih bagian luarnya. Tapi pemiliknya  mengalihkan perhatian orang-orang agar tidak curiga dengan menanam bunga-bunga yang ditata menjadi kebun sederhana yang saat ini sedang mekar.

Tiang setinggi 3 meter menyangga sebuah bendera Korea yang berkibar tertiup angin, bergerak pelan menyambut mereka bersama tawa anak-anak yang terdengar bahkan sebelum mereka mengetuk pintu.

Rose mendongak menatap lampu bulat yang bersinar di atas kepalanya. "Ini tempatnya?"

"Inilah yang diberitahukan Google maps." Jaehyun melangkah turun dari motornya dan mengantongi kunci. "Dengar-dengar, dulunya tempat ini adalah bekas penjara. Si Johnny itu, berarti dia tidak pandai memilih tempat yang layak untuk adik rajamu."

Rose memberinya lirikan tajam dari samping. "Setidaknya anak itu masih hidup."

Tahu betul bahwa berdebat dengan wanita kemungkinan hanya akan menuntunnya pada kekalahan, Jaehyun bungkam. Sanggahannya ia telan kembali saat Rose mengetuk pintu dan memasang senyum ramah yang membuat manusia paling waspada pun, mengendurkan ketakutannya.

Sinar redup muncul di tepi-tepi tubuh Jaehyun selagi dirinya berkonsentrasi. Kelap-kelip samar mengiringi perubahannya saat dia perlahan-lahan memudar, semakin pudar dan tipis, sampai akhirnya tidak terlihat lagi; menjadi bayangan tanpa bayangan.

Glamour yang membuatnya tak kasat mata bekerja.

Rose membuka mulutnya, hendak bertanya mengapa dia melakukan itu, tapi pintu tiba-tiba terbuka dan dia tidak punya waktu.

Seorang wanita paruh baya dengan rambut yang memutih di sana-sini tersenyum pada mereka一atau sebenarnya hanya pada Rose. Kerutan-kerutan di sekitar matanya terbentuk saat dia melakukan itu. "Sayang, ada yang bisa kubantu?"

Jaehyun mengerjap tidak percaya saat melihat Rose menjalankan peran sebagai gadis manis yang tidak berbahaya dengan sangat baik. "Aku mencari seorang anak, tapi dia pasti sudah dewasa sekarang. Dia pernah tinggal di sini dulu, dan kalau ini membantu, dia ... hm, menjadi penghuni tempat ini sejak tanggal 14 februari tahun 1997."

Glamour yang dipakainya memungkinkan Jaehyun tertawa tanpa suara mendengar itu. "Pemilihan kata yang bagus."

Rose mengabaikannya.

Wanita itu menoleh ke balik bahu Rose seakan ingin memastikan dia sendirian dan tatapannya berhenti cukup lama di motor Jaehyun yang terparkir, mungkin heran mengapa ada seorang gadis mengendarai motor pria. "Masuklah. Aku pengurus di panti ini, panggil aku Woori."

Mundur beberapa langkah, Woori mempersilahkan Rose masuk, dan Rose menahan pintu sedikit lebih lama agar Jaehyun bisa mengikutinya.

Keduanya masuk, melewati ruang duduk yang ramai oleh anak-anak berusia rata-rata di bawah 10 tahun yang sedang makan, menonton Disney channel, dan bermain monopoli dengan suara memekik yang berisik.

Woori membimbing Rose ke dapur, tempat yang lebih sepi dan agak berantakan berkat peralatan makan yang belum di cuci, dan duduk di salah satu kursi yang bersih. "Kau bilang 14 februari tahun 1997?"

Rose mendudukkan dirinya di kursi seberang sementara Jaehyun, karena tidak ingin menarik perhatian dengan menggerakkan kursi lain, bersedekap di belakangnya. "Benar."

Morality : A Prince's Tale ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang