25. Gen Hobi Tidur

892 185 38
                                    

Masih di hari yang sama Rose pergi, sepasang mata dengan iris hitam pekat mengerjap terbuka.

Saat Doyoung memandangnya, dia seperti memandang ke dasar laut dalam yang tidak memperlihatkan apa-apa selain kegelapan tanpa batas. Mereka bilang, mata adalah jendela jiwa, tapi mustahil membaca apapun di mata itu. Jiwanya tersembunyi. Kalau mau tahu, seseorang harus menyelaminya dengan resiko tenggelam.

Sang raja bangun.

Menjelang malam, saat Johnny masih saja mondar-mandir dan mengancam membuat Doyoung gila sampai-sampai Doyoung harus mengusirnya keluar kamar, dia akhirnya membuka mata, seakan dia memang berniat bangun bersamaan dengan terbenamnya matahari.

"Astaga, sepertinya keluarga kalian punya gen hobi tidur."

Dia memejamkan matanya sejenak, tidak menjawab. Tatapan matanya tidak fokus dan wajah Doyoung yang berada di atasnya pastilah membingungkannya. "Kim ... Doyoung?"

"Ya, ini aku." Doyoung menyilangkan tangan di depan dada. "Kau pikir aku malaikat, ya?"

Hening lagi saat pemilik mata gelap itu menjelajahi isi kamar; dindingnya yang berwarna putih, meja Doyoung di pojok yang belum dibereskan dan membuat seluruh ruangan itu dibanjiri bau bunga-bunga, serta kursi Johnny yang kosong. Rupanya sang raja adalah tipe orang yang lebih suka mencari jawaban sendiri daripada bertanya.

"Ini ... bukan kamarku. Di mana Johnny?"

"Mungkin orang pertama yang harus kau tanyakan bukan Johnny."

Dia terlihat kebingungan. Jelas saja. Tidak sadarkan diri beberapa hari dan bangun di tempat yang asing. Reaksinya yang tenang patut diapresiasi. "Siapa? Apa maksudmu?"

"Tapi Jaehyun."

Ruangan itu masih sama seperti saat Jaehyun berada di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruangan itu masih sama seperti saat Jaehyun berada di sana.

Berupa ruangan berbentuk kotak yang catnya sudah mengelupas. Luasnya bisa memuat kira-kira 5 orang, tapi tidak ada perabotan apapun di sana kecuali sepasang kursi yang berbeda kasta; satu reyot dan terlihat bisa ambruk kapan saja, yang kedua masih bagus. Noda-noda kecokelatan yang tidak ingin Jaehyun tebak berasal dari siapa atau apa tercetak di dinding.

Tapi kedua kursi itu tidak ditempati meski masih ada dan 2 tawanan dibiarkan duduk begitu saja di lantainya yang kotor.

2, bukan 1.

Xiao Jun memang benar-benar ada di dalam, tapi dia tidak sendirian. Selain Xiao Jun yang rambutnya dihiasi darah yang mengering, ada gadis bermata biru di sebelahnya yang  sama-sama terikat. Seseorang telah menutup mulut mereka dengan sehelai kain.

"Rose?"

Rose mengeluarkan suara-suara yang tidak membentuk kata tapi bila diterjemahkan mungkin berbunyi : lepaskan aku dan jangan hanya diam di situ!

Baiklah. Jaehyun melangkah mendekati gadis itu dan pertama-tama membuka kain di mulutnya. "Apa yang kau lakukan di tempat ini?"

Ekspresi Xiao Jun kurang lebih sama seperti saat Jaehyun bertanya kabarnya.

Morality : A Prince's Tale ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang