7. Pingsan

542 36 0
                                    

"Kalau kau tersenyum, aku akan tersenyum. Jika kau menangis, aku juga. Tapi kalau kamu melompat dari jembatan, aku akan di bawah sini dengan sepuluh kasur dan sebuah perahu."

***

"Al... Bangun, Nak..." Maura mengusap kepala Alea membangunkannya.

"Eunghhh... Ada apa Bun?" Ucap Alea dengan suara khas bangun tidur.

"Bangun, udah pagi. Siap-siap ke sekolah." Ucap Maura lembut sambil membelai punggung Alea.

"Auwch..." Ringis Alea reflek membuat Maura langsung menarik tangannya.

"Al, kamu kenapa?" Tanya Maura khawatir.

Menyadari perubahan wajah Maura, Alea langsung beranjak duduk dan tersenyum manis.

"Prank... Abis bunda lembur mulu." Bohong Alea sambil mencebikkan bibirnya.

"Maaf sayang. Kerjaan Bunda banyak kemaren." Ucap Maura mengusap pipi Alea.

"Iya Bun. Alea gak marah kok. Ya dah, Alea mau siap-siap ke sekolah." Ucap Alea.

Maura pun beranjak menuju ke meja belajar Alea, sedangkan Alea langsung masuk ke kamar mandi.

Perhatian Maura terarah pada rok Alea yang sobek yang terletak di gantungan baju.

"Al, ini roknya kenapa?" Teriak Maura.

"Nyangkut Bun waktu lompat pagar.", reflek Alea menjawab.

Sedetik kemudian dia menyesali kejujurannya. Dan terdengarlah suara merdu Maura. Untung saat ini Alea masih di dalam kamar mandi kalau tidak pasti telinganya menjadi sasaran tangan indah Maura.

"Alea kamu bolos lagi? Kan udah bunda bilangin jangan bolos sekolah. Nih anak susahnya kalo di bilangin. Bandel banget sih Al. Kan gini jadinya. Awas kalo kamu bolos lagi, gak bunda ijinin kamu ikut kegiatan dance dan yang lainnya. Ato kalo nggak kamu Bunda taruh di pesantren." Omel Maura bersamaan dengan Alea keluar dari kamar mandi lengkap dengan seragamnya.

"Iya Bunda. Gak bolos lagi."

"Terakhir kali kamu juga bilang gitu.", geram Maura sambil menjewer telinga Alea.

"Aw.. Aw.. Sakit Bun..ampun..." Ringis Alea.

"Ada apa sih Bun pagi-pagi udah ribut aja?" Tanya Fardhan menghampiri kamar Alea.

"Nih yah anak kamu. Masa bolos loncat pagar ampe roknya sobek kayak gini." Sebel Maura sambil menunjukkan rok Alea yang koyak.

"Bun.. Malu." Ucap Alea lngsung menarik roknya dari Maura dan menyembunyikan di belakng badannya.

Dan detik berikutnya Fardhan malah tertawa terbahak-bahak mendengar penuturan istrinya.

"Ayah, kok malah ketawa sih. Nih anak bandel banget kayak ayah." Kesal Maura.

"Ya abis masa ampe sobek gitu. Kamu nih ada-ada aja. Ya dah sebagai hukumannya. Sini ponsel kamu dan uang saku ayah kurangin." Ucap Fardhan tegas.

"Ya.. Jangan dong yah...", rengek Alea.

"Rasain. Pulang sekolah langsung pulang. Ga ada alasan. Trus cuci piring selama seminggu.", tambah Maura.

Aleanor (Anak Yang Terabaikan) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang