"Sahabat sejati bukanlah mereka yang memiliki banyak persamaan, tapi mereka yang memiliki pengertian terhadap setiap perbedaan."
***
Kabar Alea jatuh dari tangga terdengar di telinga Okta dan Ega. Mereka segera menuju ke rumah sakit tempat Alea di rawat.
Mereka baru tiba saat pihak Mall sedang berbicara dengan Fardhan mengenai kecelakaan yang menimpa Alea.
"Menurut saksi mata, putri bapak kehilangan keseimbangan sesaat setelah membantu temannya yang akan jatuh." Jelas pihak Mall.
"Terimakasih Bapak sudah jauh-jauh datang kemari. Dan Bapak sudah mengijinkan kami melihat rekaman CCTV. Menurut keterangan dari Eka juga seperti itu."
"Eka?" Batin Ega
"Baik, kalo begitu saya permisi. Semoga Nona Alea cepat sadar." Ucap pihak Mall itu tulus.
"Terimakasih." Ucap Fardhan lalu mmengantarnya hingga pintu lift.
Ega hanya bisa melihat Alea dari kaca karena keadaan Alea yang belum sadarkan diri. Ia menoleh saat Fardhan menyentuh bahunya.
"Om.. Maaf kami baru bisa datang sekarang." Sesal Ega
"Terimakasih sudah mau menjenguk Alea. Minta doanya juga supaya dia cepat sadar."
"Pasti Om." Ucap Okta.
"Kalo boleh tau, yang Om maksud Eka temen kita?" Tanya Ega.
"Iya. Menurut Eka, dia ingin bertemu dengan Alea disana."
"Kecelakaan Alea bukan karena Eka, Om?" Tanya Ega curiga.
"Bukan. Itu murni kecelakaan. Om udah melihat di CCTV Mall. Justru Eka yang membawa Alea ke rumah sakit.
"Gak mau! El pokoknya mau nungguin Kak Alea." Teriak El.
Teriakan El membuat semua menoleh ke arah El dan Maudi. Disana El menolak diajak pulang Maudi.
"El, pulang. Lagian Disini tuh dia udah ada yang jaga. Kamu harus istrahat." Ucap Maudi menahan marah
"Pokoknya El mau nungguin Kak Alea sampe sadar." Ucap El tegas.
Melihat hal itu, Okta segera menghampiri El yang merajuk. Diikuti Fardhan Ega dan Bayu.
"El, el sayang kan ama Kak Alea?" Tanya Okta sedangkan El mengangguk.
"Kalo El sayang ama kak Alea, El pulang dulu ya. Istrahat nanti biar El seger dan bisa main ama Kak Alea." Ucap Okta.
"Tapi janji ya kalo kak Alea nya udah sadar kasih tau El."
"Iya, ayah pasti kabarin." Ucap Fardhan sambil mengusap kepala El lembut.
Akhirnya El mau diajak pulang bersama Maudi. Namun perkataan Maudi membuat Okta menggelengkan kepala tak percaya.
"Kamu gak perlu buang-buang waktu buat kabarin Mama kalo dia sadar. Sejak awal Mama tuh gak pernah setuju kalian angkat dia jadi anak dan Mama peduli ama dia." Ucap Maudi ketus dan meninggalkan Fardhan yang menahan marah.
Tanpa menghiraukan ucapan Maudi, Fardhan masuk ke ruangan Alea. Maura langsung menatapnya tajam.
"Bun, istrahat dulu, gantian Ayah yang jagain Alea."ucap Fardhan
"Peduli?" Tanya Maura tajam.
"Dia anak kita." Ucap Fardhan.
"Bukannya nyesel ya ngangkat dia jadi anak?" Tanya Maura ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleanor (Anak Yang Terabaikan) End
Roman pour AdolescentsBerkisah tentang kehidupan seorang Gadis kelas 3 SMA pencinta dance yang ceria, energik, keras kepala dan sedikit badgirl. Kehidupannya penuh dengan luka dan rahasia yang tersembunyi dibalik senyum cerianya. Dia selalu penasaran karena perlakuan yan...