36. Selamat Jalan, Sahabatku

1.6K 43 1
                                    

"Ada saatnya kamu tahu siapa sebenarnya sosok teman yang rela berjuang untuk kamu selama ini. "

***

Alea Pov.

Tepat dua bulan yang lalu aku sudah dinyatakan lulus sekolah. Dan saat ini aku sudah diterima kuliah di kampus yang menjadi tujuanku kuliah. Hanya saja aku belum memberitahukan kepada keluargaku.

Saat ini, aku bersiap-siap untuk menghadiri pernikahan Okta. Oh iya soal Om Ardi dan tante Niyala, mereka sudah menikah seminggu setelah aku keluar dari rumah sakit.

Untuk Eka, dia memutuskan untuk kuliah di Sumatera, dekat dengan rumah nenek dari pihak ayahnya. Sedangkan Imel, kami sudah berbaikan atas salah paham yang terjadi diantara kami. Hanya saja, dia menjaga jarak denganku. Hubungan kita memang sudah tidak seakrab dulu.

Marcel, dia memilih untuk ikut ayahnya yang di pindah tugaskan ke Bali.

"Sahabat yang baik akan membantumu menemukan hal-hal penting yang kamu hilangkan. Senyummu, harapanmu, dan keberanianmu." - Doe Zantamata

Kata-kata itu benar-benar kurasakan saat ini. Setelah semua kejadian yang menimpaku, kini aku tau siapa yang benar-benar menjadi sahabatku.

"Al, ad Ega di depan." Suara nenek memanggilku.

"Iya Nek. Bentar lagi Alea keluar." Sahutan sambil mengoleskan bedak.

Aku terburu-buru mengambil tas tangan, sekali lagi aku merapikan penampilanku didepan kaca setelah dirasa pas, aku segera berlari menuju ke teras.

Sesampainya di teras, Ega menatapku tanpa berkedip. Merasa di tatap, membuatku gtohh dan malu.

"Ega..." Panggil ku

"Eh maaf. Udah?" Tanya Ega, aku menggangguk pelan.

Namun tiba-tiba Ega tertawa terbahak-bahak membuatku bingung.

"Kenapa?" Tanyaku bingung.

"Sumpah, lo gimana sih? Itu lihat, lo mau pake sendal ke nikahan Okta?" Jawab Ega setelah tawanya terhenti.

Aku pun menoleh ke arah kakiku dan seketika aku menepuk jidatku. Ternyata benar, aku masih menggunakan sendal. Tanpa banyak kata aku masuk ke kamar dan mengganti dengan flatshoes.

"Nek, Alea berangkat ya." Pamitan sambil menyalami nenek.

"Hati-hati Al. Pulangnya jangan kemalaman." Pesan nenek

"Baik nek." Jawabku setelah mengecup pipi nenek.

Singkat cerita kini kami sudah sampai di tempat pernikahan Okta. Banyak teman SMA yang diundang, masih banyak diantara mereka yang membicarakan tentang videoku dengan Marcel dan tak sedikit dari mereka yang sudah tau jika video itu editan.

Aku menghampiri Okta dan suaminya di pelaminan. Dia terlihat cantik dengan balutan kebaya biru di tubuhnya.

"Selamat ya Okta. Semoga jadi keluarga sakinah mawaddah dan warohmah ya. Lo sold out duluan." Ucapku setelah cipika cipiki

"Makasih udah dateng. Tapi gue juga sedih, besok gue udah ikut suami ke Makassar. Jangan lupain gue ya." Ucapnya sedih.

"Ya nggak lah. Lo itu yang selalu ada saat gue susah dan selalu ad di samping gue. Lo itu sahabat gue yang paling Is the best." Ucapku.

"Selamat ya Ta. Samawa." Ucap Ega

"Iya. Lo gak mau nyusul ama Eka?" Ledek Okta yang langsung mendapat pelototan dari Ega membuat aku, Okta dan suaminya tertawa.

Aleanor (Anak Yang Terabaikan) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang