Jangan terlampau sedih ketika putus cinta, karena Tuhan telah menyelamatkanmu dari orang yang salah.
***
Alea pov
Setelah makan siang, aku teringat dengan amplop yang Ega berikan. Aku segera mengambilnya di tas.
Begitu amplop di tangan, aku mengeluarkan isinya dan tiba-tiba sebuah kertas jatuh, aku mengambilnya. Penasaran, aku segera membuka kertas itu.
Dear Alea...
Maaf gue baru menyadari kode dari lo. Lo tenang aja, kita bakal bantuin lo. Untuk sementara gue bakal jauhin lo seperti yang lo minta. Tapi, lo tetep sahabat gue.
Gue gak tau apa yang buat lo jauhin gue. Tapi kita pasti cari tau penyebabnya. Lo pasti bingung kenapa gue selalu nyebut kita? Iya, kita. Gue, Bayu dan juga Okta.
Lo konsen aja ama rencana lo yang pengen nyari tau keberadaan ibu kandung lo. Masalah ini serahin ama kita.
Al, gue sayang ama lo. Dan gue gak mau lo menderita terus. Cukup lo menderita karena Oma.
Uang ini, simpan aja. Siapa tau suatu saat nanti bakalan berguna buat lo.
Tetep tersenyum dan bahagia selalu. Senyum lo cantik meskipun bukan buat gue.
We love you, Alea.
Ega, Bayu, Okta
Tak terasa air mataku menetes setelah membaca surat itu. Aku bersyukur karena mereka masih peduli padaku.
Aku melipat surat itu dan menaruh bawah buku yang ada di laci meja belajarku.
Ponselku berdering, panggilan dari Kak Febri. Segera ku geser tombol hijau.
"Ya Hallo kak?"
"Bisa ketemu?"
"Kapan Kak?"
"Besok pulang sekolah, cafe biasa."
"Oke, Kak. Alea jug-"
Tut tut tut.
Panggilan terputus
Aku memandangi ponselku. Benar, Kak Febri memutus panggilan sepihak. Padahal aku masih ingin berkata aku ingin mengatakan sesuatu pada dia.
Hmm sudahlah, besok juga ketemu. Jadi gak sabar bertemu dengannya besok dan melihat reaksinya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleanor (Anak Yang Terabaikan) End
Teen FictionBerkisah tentang kehidupan seorang Gadis kelas 3 SMA pencinta dance yang ceria, energik, keras kepala dan sedikit badgirl. Kehidupannya penuh dengan luka dan rahasia yang tersembunyi dibalik senyum cerianya. Dia selalu penasaran karena perlakuan yan...