37. Ending

1.9K 48 0
                                    

"Don't give up when you still have something to give. Nothing is really over until the moment you stop trying"
- Brian Dyson -

***

Alea Pov

Setelah meyakinkan Ayah dan Bunda, akhirnya aku bisa berada disini, di Jakarta. Setelah mengetahui bahwa aku hanya anak angkat Ayah dan Bunda serta Mama kandungku yang berada di Jakarta, aku berniat melanjutkan kuliah ku disini sekaligus untuk mencari alasan sebernanya kenapa aku di buang.

Saat ini di tempat kostku yang baru, dimana aku akan tinggal disini selama aku menempuh kuliah, benar-benar belajar Mandiri mengingat kampus tempatku kuliah dan kampus Kak Oliv berbeda.

Ayah mengijinkanku kuliah disini dengan memberiku syarat aku dilarang bekerja dan ikut dance lagi, karena cidera kakiku saat jatuh dari tangga Mall. Aku menuruti syarat yang Ayah berikan, lagipula syarat yang Ayah ajukan semua untuk kebaikanku.

FYI, ayah menyesal pernah berkata bahwa beliau menyesal mengangkatku anak apalagi saat melihat aku tak sadarkan diri saat kecelakaan. Ayah begitu terpukul melihat keadaanku.

Mungkin benar aku memang bukan anak kandung Ayah tapi Ayah begitu sayang padaku dan kalian tau apa jawaban Ayah saat aku tanya kenapa?

"Ayah emang sayang banget ama kamu, karena kamu gak bisa merasakan kasih sayang Ayah kandung kamu lagi." Jawab Ayah saat aku tanya waktu di rumah sakit.

Ya, Papa Alvin, Papa Kandungku. Kata Ayah Bunda Papa meninggal karena kecelakaan. Dulu aku hanya bisa merasakan kasih sayangnya saat masih kecil. Karena beliau sering ke rumah Ayah Bunda dan main bersamaku. Saat itu aku tak tahu jika beliu adalh Ayah kandungku. Andaikan aku tau, aku pasti tidak akan sungkan untuk bermanja-manja dengannya.

"Semoga Papa tenang di Sisi-Nya. Doaku selalu menyertai mu, Papa." Ucapku saat melihat foto Papa.

Aku selipkan foto Papa dan Mama di Dompetku dan tentunya foto Ayah Bunda tak lupa ku selipkan juga. Bagaimanapun mereka adalah malaikatku yang selama ini menjaga ku.

Suara ponsel menyita perhatianku, ku lihat panggilan dari Bunda. Segera ku geser tombol hijau di layar.

"Hallo Bun."

"Al, kami udah sampai di rumah. Kamu hati-hati selama di Jakarta ya. Kalo ada apa-apa kamu hubungi Oliv aja, lebih dekat."

"Iya Bun. Pasti. Bunda dan Ayah juga hati-hati disana. Alea pasti jaga diri disini. Doakan Alea sukses ya Bun."

"Iya pasti syang. Ya sudah, Bunda tutup dulu ya."

"Iya Bun."

Panggilan terputus.

Aku tersenyum saat mengingat segudang nasehat dari Bunda saat akan pulang tadi. Kurebahkan tubuhku menatap langit kamarku.

Semoga aku bisa melupakan kejadian yang tak mengenakkan di masa SMAku dulu. Aku juga harus bisa membuka hati, mencoba membuka lembaran baru dan tentunya aku harus beradaptasi dengan lingkunganku saat ini.

Tanpa terasa mataku terpejam dan aku hanyut dalam mimpi indahku.

***

Aleanor (Anak Yang Terabaikan) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang