2. Pacar Alea

799 49 0
                                    

"Jadilah sepasang kekasih yang kuat, yang ketika renggang kembali mengisi, yang ketika salah tak lantas mencari kebenaran pada hati yang lain."
- Anonim -

***

"Mas, kok aku kepikiran Alea terus ya." ucap Maura saat jam istrahat dia menghampiri Fardhan di kantornya

"Kenapa sih Bun?"

"Nih ya, beberapa hari yang lalu, aku gak sengaja tuh ngeliat bekas lebam di punggung Alea. Kayak abis di pukul. Aku takut Alea di bully di sekolahnya." Ujar Maura antusias.

"Masa? Udah Bunda tanyain kenapa?" Ucap Fardhan tetap tenang

"Katanya sih Abis jatuh waktu ngedance, kejedot meja."

"Iya kali bun. Kamu nih kayak gak tau Alea aja gimana aktifnya dia."

"Iya sih, mirip ayah waktu muda, suka bolos."

"Iya." cengir Fardhan.

***

Alea pov

"Kak Al.. Kakak kok baru pulang?" tanya El begitu aku sampai di depan pintu rumah.

"Kakak abis ngerjain tugas di rumah Kak Ega." Jawabku sambil menuntun tangan mungilnya.

"El, udah makan?" tanyaku

"Belum. Pengen disuapin kakak." Ucapnya Manja.

"Bentar ya. Kakak ganti baju dulu. Ayo ke kamar Kakak." ajakku.

Sesampai dikamar, aku segera mengganti seragamku dengan kaos oblong dan celana pendek. Setelahnya Aku mengajak El ke ruang makan dan mengambil makanan untuknya.

Dia begitu lahap ketika aku menyuapinya. Saat makanan El sudah habis, dia meminta ijin bermain di rumah tetangga sebelah. Aku beranjak ke dapur untuk mencuci piring bekas makan El.

Sial.

Saat akan membilasnya, tanganku yang licin menjatuhkan piring tersebut. Mendengar suara piring pecah, Oma datang menghampiriku dengan tatapan marahnya.

"Alea!! Bisa gak sih kamu kerjanya. Nyusahin aja. Cepetan beresin."

"I...iya Oma.", jawabku gugup

Saking takutnya, saat aku membersihkan pecahan piring, tangan kiriku terluka. Oma bukannya membantu malah tanpa perasaan Oma menginjak tanganku hingga pecahan beling menusuk tangganku.

"Aaarrgg sakit Oma." Pekikku

Dengan cepat, Oma menarik daguku dan menampar kedua pipiku hingga aku terhempas ke lantai mengenai pecahan beling. Aku meringis dan ku lihat Darahku mengalir.

"Cepet beresin.!!!" bentak Oma.

Tanpa bantak bicara aku membereskan pecahan piring sambil menahan tangisku. Aku tidak boleh memangis di depan oma.

Kenapa?

Karena Oma benci melihatku menangis. Bukan emang udah benci ya?
Ya seenggaknya gak nambah benci lah.

Aleanor (Anak Yang Terabaikan) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang