"ini semua salah kamu, kamu yang membuat anak saya meninggal. Kamu pembunuh kamu pembawa sial, anak tak tau diuntung" Teriak seorang ibu parubaya kepada anak kecil di depannya.
Jennie langsung terbangun dari tidurnya, keringatnya bercucuran. "Hahh... Mimpi itu lagi" Gumam jennie dengan helaan nafas kasar.
Tak berdiam lama, jennie langsung bangkit dan menuju kamar mandi. Dia harus sekolah pagi ini
Tak butuh lama bagi jennie mandi dan bersiap. Ia tak seperti wanita lain yang rempong. Setelah mandi ia turun kebawah menuju meja makan bersama kedua orang tuanya. Hawa di meja itu tak enak, sangat dingin dan canggung. Semenjak kejadian 'itu', hidupnya hancur, keluarga nya hancur 'jennie rindu kehangatan keluarga kita'. Gumam jennie dalam hati.
"Mah, pah, hari ini jennie pulang lama. Mau kerja kelompok dirumah lisa" Kata jennie kepada orang tua nya. Berharap dapat perhatian seperti anak lainnya. "Hm" Hanya itu. Hanya itu balasan orang tua nya. Jennie sedih, tapi ia tau ini semua terjadi juga karena kesalahannya.
Jennie bangkit dari duduknya, mengambil tas dan langsung ingin berangkat. Tapi langkahnya terhenti mendengar ucapan ibunya. "Kalau perlu tak usah kembali lagi". Sakit! Hati Jennie sakit mendengarnya, segitu bencinya kah orang tuanya kepada dirinya?
Jennie melanjutkan langkahnya. Ia tak suka orang melihatnya menangis, ia tak suka dianggap lemah. Walaupun itu orang tuanya sendiri, ataupun orang lain yang berada didekatnya. Jennie selalu menyembunyikan sedih dan luka nya sendiri.
Jennie menjalankan mobilnya menuju sekolah, ia membeli mobil itu dengan hasil jerih paya nya sendiri. Ya, Jennie seorang model. Berawal dari dirinya SMP. Dia sudah tak pernah dikasih uang saku. Ia memutuskan bekerja, sehingga ia sekarang menjadi seorang model terkenal. Wajahnya banyak muncul di berbagai majalah. Hal itu juga lah yang membuatnya famous disekolah.
Jennie keluar mobilnya. Sampai disekolah, langsung berjalan ke kelasnya mengabaikan bisikan bisikan orang tentang dirinya. Jennie sudah sangat terbiasa dengan itu, kadang banyak yang mem foto dirinya diam diam, kadang juga mendekati dirinya secara langsung untuk berteman. Tapi sayangnya Jennie tak sebodoh itu, orang orang itu mendekatinya hanya untuk numpang famous semata. Setelah sampai dikelas "JENNIEEE...." Teriak ketiga sahabatnya. Jisoo, Rose, Lisa. Sahabatnya dari SMP, hanya mereka yang tulus berteman dengannya. Dan Jennie bersyukur dengan itu.
Hari Jennie emang tak pernah tenang selalu terdengar suara cempreng ketiga sahabatnya. "Apa" Ucap Jennie dingin. Jennie emang begitu kesemua orang, tapi ia sangat menyayangi sahabatnya. Dan sahabatnya pun tau itu. "Foto lu ada di majalah terbaru bulan ini" Kata lisa penuh semangat. "Gila lo keren banget disitu" Lanjut Rose tak kalau semangat. "Gila, teman model gue keren banget" Ucap jisoo sambil tepuk tangan kagum. Jennie tersenyum tipis. Teman temannya selalu ada untuknya dan mendukungnya. Dan Jennie sangat beruntung akan itu. Walaupun mereka tak tau masalah Jennie, karena emang jennie tak pernah menceritakan nya. Tapi mereka selalu menghibur jennie saat jennie sedih, walaupun mereka tak tau masalahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REMORSE (END)√
RomanceKisah Jennie dengan berbagai masalah di kehidupannya. Sahabat, pacar, bahkan keluarga. Semua masalah datang tanpa henti, seakan akan dunia melarang jennie untuk bahagia "Kenapa aku terlahir jika aku tak pernah bisa merasa bahagia!" -Jennie . . . [T...