Tadi saat Jennie terbangun dari tidurnya. Ia melihat Jungkook disebelahnya menemaninya sedangkan Jimin di kantin membelikan makanan dan minuman untuk mereka makan di uks.
(Enak banget ya ni 3 orang, uks jadi rumah sendiri)Rose dan Lisa tadi sudah memberi tahu bahwa mereka tidak bisa menemani Jennie di uks karena mereka sedang kumpul ekskul dance, jadi mereka memberi tahu Jimin dan Jungkook untuk menjaga Jennie.
Sedangkan dari tadi Jennie mencari pacarnya, Taehyung.
'Kenapa Tae gak datang? Apa dia gak tau jennie di uks?'
.
.
.
.
Skip!
Saat jam pulang sekolah, Jennie kembali di jemput Taeyong. Orang tua mereka akan membicarakan tentang acara pertunangan Jennie dan Taeyong.Tapi yang lebih tepatnya. Jennie dan Taeyong yang akan membicarakan pembatalan pertunangan mereka.
.
.
.
Mereka pun sudah sampai dirumah Jennie.
"Jennie Taeyong, sini nak" panggil mama nya taeyong. "Kalian mau tema acara yang bagaimana?"Taeyong pun menatap Jennie. Jennie menggigit bibirnya. Bingung mau mengatakan apa. "Emm mah, ada yang ingin kami bicarakan" ucap Taeyong. "Apa?"
"Kami ingin membatalkan perjodohan ini" ucap Taeyong.Para orang tua membulatkan matanya. "Tapi kenapa? Kalian cocok kok" ucap mama nya Jennie berusaha tetap ramah. "Kenapa tiba tiba ingin membatalkan?" Lanjut ayahnya Jennie.
"Kami cuman merasa nggak cocok, kami lebih suka jadi teman atau adik kakak. Lagipula Jennie memiliki pacar. Kami berhakkan menentukan pasangan kami sendiri. Bukan dengan perjodohan kayak gini. Apalagi kami masih sangat muda" ucap Taeyong menjelaskan semuanya.
Mereka taerdiam cukup lama hingga Mr Lee membuka suara.
"Saya setuju dengan anak saya. Menjalin kedekatan dalam pekerjaan tidak harus melibatkan anak anak. Mereka berhak menentukan pilihan mereka" ucap ayahnya Taeyong yang diangguki istri nya.Setelah nya mereka berbicara sebentar dan saat hari semakin sore menjelang malam, keluarga Lee pun memutuskan pulang.
Saat keluarga Lee pulang Jennie memutuskan akan kekamarnya untuk beristirahat. Tapi baru beberapa langkah ada sebuah tarikkan keras pada rambutnya terasa.
"Dasar anak sial*n, gara gara kamu pertunangan ini batal!!! Buat apa kamu disini kalau tidak berguna!!! Saya menyesal karena melahirkan kamu!!!" Ucap mama nya Jennie berteriak sambil terus menjambak rambut Jennie.
Mamanya Jennie terus menarik rambut Jennie keras lalu menghempaskannya. Jennie langsung jatuh terduduk dan mengakibatkan kepalanya terkena ujung meja hingga berdarah. Kepala terasa berdenyut kencang.
Tak lama papa nya Jennie datang membawa cambuk dan lanjut mencambukki punggung Jennie. "Anak tidak tau diuntung!! Kenapa tidak kamu saja yang mati!! Kenapa harus anak laki laki saya!! Kamu sama sekali tidak berguna!! Lebih baik kau pergi dari sini!! Kami tak akan pernah mau melihat mu lagi!! Kau bukan anak kami!!" Berbagai macam cacian dan umpatan keluar dari mulut ayah dan ibu Jennie. Jennie hanya bisa terdiam sambil menahan tangisnya dengan tubuh yang bergetar. Seluruh badannya terasa sakit.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN?!!" Suara menggelegar itu menghentikan cambukkan papanya pada Jennie. "Jennie kau tak apa?" Tanya Jimin penuh khahwatir. Ya, dia Jimin.
Jennie hanya diam. Dia berusaha menahan air mata nya dan juga kesadarannya. Kepalanya semakin pusing dan penglihatannya semakin kabur.
"Mending kau diam dan minggir Jimin. Anak ini telah membatalkan perjodohan nya padahal kami sudah memberi tahu jika perjodohan ini sangat penting bagi perusahaan!! Anak ini emang tak berguna!! Dan anak ini juga yang membuat putra kesayangan ku mati" Balas mamanya Jennie sambil menunjuk nunjuk Jennie.
"Kejadian 10 tahun lalu? Dan kalian masih membahasnya sampai sekarang? Jadi kalian selama ini masih berlaku kasar pada Jennie?" Ucap Jimin sambil mengepalkan tangannya.
"Kejadian itu sama sekali bukan kesalahan Jennie. Bahkan jennie baru berumur 6 tahun pada saat itu. Itu adalah sebuah kecelakaan!!" Tegas Jimin sambil menatap tajam kedua pasutri didepannya.
"Jika saja anak itu tidak merengek pada anak laki laki ku, maka anak lelaki ku pasti tak akan terlibat kecelakaan itu!! Jika saja anak sialan itu tidak manja pada anak lelaki ku maka anak lelaki ku pasti masih ada disini!!" Ucap ayahnya Jennie sambil menunjuk nunjuk Jennie.
"Jennie tidak mungkin semanja itu jika dia mendapat kasih sayang kedua orang tuanya. Sayang nya sejak Jennie kecil pun kalian hanya peduli dengan pekerjaan kalian!! Apa salah jika Jennie jadi manja dan haus perhatian pada kakak lelakinya dan diriku?. Kalian bilang Jongin meninggal karena kemanjaan Jennie? Bukti nya aku masih hidup sampai sekarang!!. Tapi karena kalian Jennie kehilangan sosok manja dan periangnya!! Jongin pasti sedih diatas sana melihat perlakuan orang tuanya pada adik kesayangannya" ucapan jimin membuat kedua orang tua jennie terdiam.
"Ah, tadi kalian mengatakan agar Jennie pergi dari rumah ini kan? Dengan senang hati Jennie akan pergi" ucap Jimin lalu menggendong Jennie menuju mobil nya.
"Jimin" panggil Jennie dengan suara lemahnya. "Ya?" Saut jimin sambil menatap Jennie yang berada dalam gendongannya.
"Thanks" ucal Jennie lalu setelahnya matanya terpejam. Dia sangat lelah. "Jen? Jennie!!"Melihat Jennie yang tak menyahut ucapannya. Jimin melangkah cepat menuju mobilnya untuk membawa Jennie ke rumah sakit.
.
.
.
.
Di rumah sakit.
Jennie masih terbaring di atas brankar rumah sakit dengan Jimin dan Jungkook disisinya. Saat luka Jennie diobati dokter tadi, Jimin langsung menelpon Jungkook agar segera ke rumah sakit."Eungh" Jennie menggerang pelan sambil memegang kepalanya yang terasa berputar.
"Jen lu gak papakan?"
"Ada yang sakit gak?"
"Yang mana yang sakit?"
"Aku panggilan dokter ya?!"Baru membuka mata langsung disuguhi banyak pertanyaan yang membuat Jennie semakin pusing. "Diem deh, gue gak papa"
Mereka terdiam beberapa lama hingga akhirnya Jimin buka suara.
"Jen, kenapa gak pernah cerita?" Tanya Jimin sambil menatap Jennie dalam. Jungkook yang sudah tau cerita nya dari Jimin pun ikut menatap Jennie."Hufh,, ya gue harus apa? Mereka orang tua gue" balas Jennie dengan suara lemah sambil menunduk.
"Tak apa, mendingan kalian bantu gue siap siap buat pulang" ucap Jennie kembali mendadak ceria.
"What? Pulang gimane? Lu aja baru bangun. Jangan Ngadi Ngadi deh" ucap Jimin sambil menoyor pelan kepala Jennie.Jennie pun memonyongkan bibirnya. "Tapikan Nini cuman luka lagipula besok sekolah. Nini kan pengen sekolah" ucap Jennie dengan wajah memelas.
"Halah, sok sok an sekolah. Biasanya juga bolos" ucap Jungkook yang dibalas tatapan tajam Jennie.
"Yaudah, gue kedokter dulu tanya soal kepulangan lu sama ambil obat" ucap Jimin yang membuat senyum Jennie semakin lebar.
Baru tiga langkah berjalan, Jimin kembali memundurkan langkahnya. Dia menatap Jennie sambil tersenyum manis. "Nini yang manja udah kembali ya. Jangan berubah lagi ya! Nchim suka Jennie yang manja" ucap Jimin sambil mengusap pelan rambut Jennie. Jennie membalas senyum Jimin dan mengangguk semangat.
Setelahnya pun Jimin kembali melanjutkan langkahnya keluar ruang inap. Sekarang hanya tersisa Jennie dan Jungkook didalam.
Setelah kepergian Jimin, Jennie menatap Jungkook lama dengan wajah polosnya. "Kenapa tatap gue begitu sih jen?" Ucap Jungkook. Kagak tau apa, dia salting.
"Kookie! Nini laperr" ucap Jennie sambil memegang perut nya.
Ya Tuhan!!!! Lempar Jungkook ke rawa rawa sekarang. Ia tidak bisa melihat ke unyu an ini!!!!
TBC
Kalau di Real life JenKai jadi mantan.
Di sini jadi kakak adek aja, soalnya mereka banyak banget kesamaannya, gemez....
KAMU SEDANG MEMBACA
REMORSE (END)√
RomanceKisah Jennie dengan berbagai masalah di kehidupannya. Sahabat, pacar, bahkan keluarga. Semua masalah datang tanpa henti, seakan akan dunia melarang jennie untuk bahagia "Kenapa aku terlahir jika aku tak pernah bisa merasa bahagia!" -Jennie . . . [T...