part 2

2.4K 218 1
                                    

Setelah kerja kelompok jennie pun menunggu jimin menjemputnya. Kerja kelompok mereka tak berjalan lancar. Mulai dari jisoo dan lisa yang yang asik mengganggu jennie dan rose dan diselingi pertengkaran receh mereka dan juga rose yang asik makan.

Hampir sejam jennie menunggu jimin. Hingga akhirnya jimin datang dengan mobilnya dengan senyum tak berdosa.

 Hingga akhirnya jimin datang dengan mobilnya dengan senyum tak berdosa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ck. Lama lu" Dumel jennie sambil langsung masuk disamping kursi kemudi. "Ya maap. Ohiya jen, gue mau ngomong penting ni" Ujar Jimin berubah serius. "Apa" Tanya jennie tanpa minat. "Lu tau teman teman gue kan?" Tanya jimin.
"Gak"
"What? Seriusan? Sahabat dari sepupu lu yang imut ini lu gak tau?" Ucap jimin sambil membulatkan matanya. Melebih lebihkan ekspresinya.

"Gk penting"
"Ya Tuhan... Kenapa sepupu ku berbeda"
"Alay"
"Auah.. Pokoknya lu gak boleh sampe suka apalagi cinta sama sahabat gue. Kalau sampai itu terjadi pasti lu bakalan sakit" Ucap jimin dengan pelan namun ada keseriusan dari nadanya.
"Lu cemburu sama gue?" Tanya jennie dengan tampang polosnya.

"Gue normal woy!!" Ucap jimin ngegas "intinya jangan sampe lu suka sama mereka" Lanjutnya
"Gue gk gampang kasih hati gue. Dan lu tau itu"
"Gue tau, hanya mengingatkan. Baiklah, mari kita antar princess ini pulang" Ucap jimin sambil mengacak rambut jennie
"Lu bosan hidup?" Tanya jennie garang
"Hehe, ampun bos" Ucap jimin sambil nyengir nyengir imut. "Btw jen, kenapa lu gak mau orang orang tau kita sepupu?" Tanya jimin. Ia cukup penasaran karena jennie melarangnya mendekati jennie disekolah. "Males ladeni fans lu"
"Bukan salah gue jadi ganteng jen"
"Jalani mobilnya sekarang atau besok lu akan liat mobil lu berubah jadi warna pink"
"Ebusyet. Jangan dong, iya ini mau jalan kok" ucap jimin panik sambil menyalakan mesin mobilnya.

Setelah sampai rumah, hawa tak enak itu kembali terasa. "Kenapa balik hm. Gak sekalian minggat" Kata sang mama kasar. Jennie menghela napasnya kasar, lalu kembali melanjutkan langkahnya ingin ke kamarnya. "Kamana sopan santun mu jennie. Kami sedang bicara" Ayahnya ikut me nimbrung. "Saya akan dengan senang hati ikut mengobrol jika pembicaraannya tak seperti ini" Ucap jennie datar. "Berani kamu menjawab jennie" Ucap ayahnya dengan menambah volumenya. 'Tadi suruh jawab, setelah dijawab malah marah, faktor umur?' ucap jennie dalam hati.

"Lagian topik ini tak akan ada jika kamu tak membunuh anak saya jennie" Kata mamanya telak. Baiklah, ini sangat sakit. Apakah ia pembunuh?. Kepala jennie mulai sakit, ia tak suka topik ini. Dengan tergesa gesa ia ke kamarnya.

"Aku bukan pembunuh, aku tidak melakukannya, ini bukan salah ku" teriakkan keras Jennie memenuhi kamarnya. Mengambil pil penenang yang sering ia konsumsi. Ia mulai tenang, suaranya mulai melemah, tapi dia tetap mengumamkan kata kata yang sama sambil terus menarik keras rambutnya. Hingga akhirnya ia tidur meringkuk dilantai dingin kamarnya. Ini sungguh sakit.

Paginya jennie bangun dengan mata sembab. Menangis semalaman. Ia segera bersiap berangkat sekolah.
Sesampainya di sekolah, seperti biasa ia menjadi tontonan. Malas dengan tatapan orang ia segera kekelasnya. "JENNIIEEE...." Seperti biasa. Teriakan ketiga temannya yang menggelegar menyambut paginya. "Jen lu udah PR belom" Tanya rose, yang emang sebangku dengan jennie. Jisoo dan lisa didepan mereka. "Jam apa pertama?" Tanya jennie menghiraukan pertanyaan rose. "Guru kiler. Fisika.ada PR juga" Jisoo yang menjawab. "Gue mau bolos" Ucap Jennie sambil langsung keluar kelas menghiraukan teriakan teman temannya. Tujuannya adalah  Rooftop, tempat ternyaman buat bolos.

REMORSE (END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang