Part 27

1.4K 177 20
                                    

Jam menunjukkan pukul 11.17 malam. Jennie terus melangkahkan kaki nya tanpa arah tujuan. Ia sudah terlalu banyak berlari, bahkan kaki nya lecet sekarang akibat sepatu yang ia pakai. Matanya bengkak dengan pipi yang basah karena air mata. Kepalanya benar benar berat dengan darah kering disekitar hidung nya.

Jennie berjalan dengan kepala menunduk, namun setelahnya ia mendongak setelah merasakan tetesan air di kepalanya. Tak beberapa lama setelahnya hujan deras mengguyurnya.

Jennie segera melangkahkan kakinya kesebuah toko yang sudah tutup, ia duduk didepan toko sambil memeluk lutut nya dan menelungkup kan kepalanya. 'hidup yang miris'

Semakin lama kepalanya semakin berdenyut sakit. Awalnya ia mengabaikan rasa sakit itu hingga akhirnya rasa sakitnya semakin parah.
"Aarrggh" Jennie menggeram sambil memegang kepalanya.

"Jennie!" Jennie mendengar seorang lelaki memanggil namanya.

"Tae" gumam Jennie pelan namun setelahnya, semuanya gelap. Ia kehilangan kesadarannya.
.
.
.
.
.
Taeyong duduk di bangku depan ruangan dimana Jennie sedang ditangani.

Flashback
Taeyong sedang mengendarai mobilnya di tengah deras hujan. Malam ini Taeyong sangat ingin memakan nasi goreng langganannya. Saat perjalanan pulang Ia mengendarai mobilnya dan tanpa sengaja melihat kepinggir jalan, tepat nya didepan toko yang sudah tutup.

"Jennie? Itu Jennie?" Tanya Taeyong pada dirinya sendiri setelah melihat wanita didepan toko yang sudah tutup itu.

"Ya gak mungkin lah, ya kali Jennie selonjoran disana"
"Malah sepi lagi"
"Apa mungkin itu setan yang menyerupai Jennie"
"Tapi kalau Jennie asli gimana?"

Taeyong masih terus berdebat dengan dirinya sendiri hingga akhirnya ia memilih keluar mobil dengan menutup kepala dan badannya dengan jaket.

Taeyong semakin yakin itu Jennie saat mendengar teriakkan kesakitan Jennie sambil memegang kepalanya.

"Jennie!" Taeyong segera menghampiri Jennie dan menyelimuti badan Jennie menggunakan jaketnya. "Tae" gumam Jennie pelan hingga akhirnya ia pingsan.

Taeyong jadi panik melihat Jennie pingsan. Ia segera menggendong Jennie, membawa nya ke mobil nya untuk dibawa kerumah sakit.
.
.
Disini lah ia berada, duduk di kursi dengan perasaan cemas. Menunggu Jennie selesai di tangani dokter.

"Yong" beberapa langkah disana. Jimin memanggil Taeyong sambil berlari. Ia datang bersama Jungkook.

Setelah Jennie masuk ke ruang penanganan, ia langsung menelpon Jimin tentang Jennie.

Awalnya Jimin memprotes karena ia sudah tidur. Tapi saat Taeyong memberi tau keadaan Jennie. Jimin langsung terkejut bahkan berteriak sampai Taeyong harus menjauhkan handphone nya dari telinga. Setelahnya hening beberapa detik hingga suara grasak-grusuk bahkan suara jatuh dan teriakkan Jimin terdengar karena jatuh dari kasur.
.
.
.
Jungkook, Jimin, dan Taeyong sedang menunggu dokter dengan duduk di kursi besi depan ruangan dimana Jennie di tangani.

Tak lama setelahnya dokter pun keluar. Jungkook, Jimin, dan Taeyong refleks berdiri dan menghampiri dokter tersebut.

"Dok gimana ke adaan Jennie?" Tanya Jungkook pada dokter perempuan berusia sekitar 30-an didepannya ini.

"Adek saya gak kenapa napa kan dok?" Lanjut Jimin yang juga penasaran dengan keadaan Jennie.

"Apa orang tuanya ada?" Tanya dokter tersebut.
"Orang tuanya sedang ada urusan dok, tapi saya kakaknya. Saya yang akan menjadi wali nya" ucap Jimin.
"Pasien akan segera di pindahkan ke ruang inap. Wali pasien tolong keruangan saya, saya akan menjelaskan nya"

Jimin mengikuti dokter ke ruangannya sedangkan Jungkook dan Taeyong menunggu dan menemani Jennie di ruang inap.
.
.
.
Jungkook sedang duduk di kursi di samping ranjang pasien, tempat dimana Jennie terbaring. Jungkook mengusap lembut tangan dan rambut Jennie sambil menatap Jennie dalam.

Sedangkan Taeyong, sibuk memakan nasi goreng yang dibelinya tadi sebelum membawa Jennie ke rumah sakit. 'laper bro'

Tak lama setelahnya, Jimin masuk dengan wajah lesu dan mata yang terlihat sedih.
"Kenapa muka lu?" Tanya Taeyong dengan mulut yang masih mengunyah makanan.

Jimin menghela nafas nya. "Kita akan pindahkan Jennie ke Jerman" ucap Jimin tiba tiba.

"APA?!" Sangking kagetnya Jungkook sampai berteriak dan Taeyong tersedak nasi gorengnya. "Heh maksudnya gimana?" Tanya Jungkook.

Jimin menatap Jennie lalu setelahnya beralih duduk di sofa sambil mengacak ngacak rambutnya. "Jennie mengidap Leukemia, udah 2 tahun yang lalu. Dokter tadi juga mengatakan kalau Jennie udah 3 kali melewatkan terapi nya. Dan juga mungkin Jennie sudah tidak meminum obatnya. Jadi aku memutuskan untuk memindahkan Jennie ke negara yang alat nya lebih lengkap sehingga Jennie dengan cepat sembuh" ucap Jimin menjelaskan.

Ruangan hening sesaat. Mengetahui fakta tentang penyakit Jennie membuat mereka shock, Jennie memang sangat pandai menyembunyikan segalanya.

"Aku akan segera memberi tau orang tua ku, aku sendiri yang akan menemani dan menjaga Jennie disana" ucap Jimin sambil mengotak Atik handphone nya untuk menghubungi orang tuanya.

"Aku ikut" ucap Jungkook tiba tiba membuat Jimin refleks menghentikan kegiatan jarinya di handphone nya. "Aku akan ikut menemani Jennie yang berusaha menyembuhkan penyakitnya" sambung Jungkook.

Jimin tersenyum tipis.

"Tapi kalian udah kasih tau orang tua Jennie?" Tanya Taeyong. Wajah Jimin dan Jungkook seketika datar.

Jimin terkekeh sinis. " Emang apa pedulinya dua orang itu. Mereka gak akan peduli, jadi aku yang akan mengurusnya" balas Jimin.

"Jika lu beritahu orang tua lu bahwa lu yang akan membawa Jennie ke Jerman untuk pengobatan. Maka secara otomatis, orang tua dan keluarga lu yang lain juga pasti akan tau tentang keadaan keluarga Jennie kan?" Tanya Jungkook.

"Gue gak peduli" ucap Jimin.
"Punten, gue gak tau apa apa ni?" Tanya Taeyong dengan wajah bingung nya. Hingga akhirnya Jimin harus menjelaskan dari awal apa yang terjadi di keluarga Jennie.

"Gila!! Berarti keharmonisan yang gue liat di keluarga Jennie itu palsu?" Tanya Taeyong dengan wajah yang sangat terkejut lalu dibalas anggukkan oleh Jimin dan Jungkook.

"Tapi aku gak yakin Jennie mau pindah" ucap Jungkook sambil menatap Jennie yang masih memejamkan matanya. Jimin pun ikut menatap Jennie lalu menghela kan nafasnya. "Kita coba tanya dan bujuk Jennie, semoga aja dia mau" balas Jimin.

Jungkook, Jimin, dan Taeyong pun memutuskan tidur berhimpitan di sofa yang ada di ruangan itu
.
.
.
Jam menunjukkan pukul 8 pagi. Jungkook duduk di kursi samping termpat tidur rumah sakit. Taeyong dan Jimin sudah pulang sejak sejam yang lalu. Taeyong akan bersih bersih, sedangkan Jimin akan membicarakan tentang Jennie kepada orang tuanya.

Mata Jungkook sangat berat karena ia sulit tidur tadi malam karena mereka tidur di sofa. Jungkook pun melipatkan tangannya di atas kasur dekat tangan Jennie lalu menelungkup kan wajahnya diantara lipatan tangannya.

Saat Jungkook akan menghampiri mimpinya, ia merasakan sebuah elusan di kepalanya. Mata Jungkook refleks terbuka. Ia mendongakkan kepalanya. Dilihatnya Jennie yang sudah membuka matanya, sedang menatapnya dengan tangan di kepalanya.


TBC



Leukimia udah pasaran banget kan ya di wattpad.
Karena jujur, aku gak tau apapun tentang penyakit dan ilmu kesehatan😂😂

REMORSE (END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang