part 3

2K 184 2
                                    

Setelah memastikan mereka pergi... "JENNIEEE..." Panggil ibunya keras. Saat jennie membuka pintu kamarnya. Rambutnya langsung di tarik dengan sangat kencang. "Ma sakit" Ucap jennie lirih sambil menahan sakit. "Apa yang kamu lakukan jennie. Menolak perjodohan itu? Kamu tau jika kamu menikah dengan taeyong makan perusahaan papa akan naik drastis" Kata sang papa murka.

Hati Jennie jauh lebih sakit lagi setelah mendengar fakta itu. "Demi bisnis? Itu sama aja kalian jual anak kalian sendiri kan?" Ucap jennie lirih. Sungguh, ia sakit saat ini. "Kami sama sekali tak menginginkan mu, kau adalah orang yang membunuh anak lelaki ku. Kau yang membunuh pewaris perusahan ku" Ucap papah jennie murka

Pembunuh.  Kata itu lagi, sungguh ia sakit mendengarnya.
Rasa sakit itu datang lagi, menghiraukan kedua orang tua nya. Ia langsung lari ke kamar. Mengunci kamarnya. Menghiraukan teriankkan dan cacian orang tuanya padanya. Dan mencari obat obatnya. Air mata terus mengalir ke pipinya. Menahan rasa sakit.

Ia meminum obat obatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia meminum obat obatnya. Membaringkan dirinya. Menutup matanya berharap hari hari menderitanya segera berakhir.

"Kriinngggg" Itu adalah bunyi alarm jennie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kriinngggg" Itu adalah bunyi alarm jennie. Matanya sangat berat untuk dibuka. Rasa nyeri dikepalanya belum juga menghilang. Tapi setidaknya lebih berkurang rasa sakitnya daripada semalam.

Jennie mendudukan badannya dan berjalan menuju cermin. Ck, matanya sangat bengkak. Bagaimana ia bersekolah jika matanya begini. Tak mau membuang waktu ia segera ke kamar mandi yang ada didalam kamarnya. Membersihkan diri berharap matanya sedikit membaik

Jennie telah selesai bersiap, tapi ia masih berdiam dikamarnya. Ia tak ingin keluar. Mengingat pertengkaran semalam hatinya masih sakit. Ia tak ingin bertemu kedua orangtuanya. Tapi tak mungkinkan ia lewat jendela. Karena kamarnya berada di lantai 2. Setelah ia berfikir cukup lama ia pun memutuskan buat jalan lewat pintu.

Ia keluar kamar. Mengintip sedikit ke arah meja makan. Sepi. Tak ada siapa siapa. Ia bergegas keluar rumah dan masuk ke mobilnya. Ia sungguh tak siap bertemu mamah dan papahnya.

Setelah sampai sekolah, jennie pun keluar dari mobilnya. Tapi sebelum itu, kacamata hitam terpasang menutupi matanya. Mata sembab nya belum hilang. Dan ia tak ingin orang lain melihatnya. Dengan ke.eja sekolah dan rok sekolah. Dan juga jaket hitam yang melekat di badannya karena hari ini yang cukup dingin.

REMORSE (END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang