Warning :
•OOC parah
•Mengandung unsur shonen-ai
•Typo berceceran.
.Yamada Saburo x Yumeno Gentaro
.
.©King_ Records
©Eca_ story.
.Yamada Saburo. Menatap bosan buku bahasa perminatannya. Mungkin pemikiran orang akan menjadi aneh. Mengigat Saburo adalah siswa yang pandai. Kembali kini Saburo menyesap jus alpukat yang dipesannya. Ditemani dengan cake rasa strawberry.
Ia melirik setiap pengunjung kafe. Menandai setiap menit jam dipergelangan tangannya. Baru ingin beranjak. Seorang pemuda menepuk pundaknya. Memberikan senyum khas menawan bercampur manisnya.
"Maaf membuatmu menunggu Saburo-kun." Ucapnya.
Saburo mengangguk. "Tak apa Gentaro-sensei aku juga baru datang."
Ya Yumeno Gentaro. Semalam ia mendapat pesan dari pemuda dihadapannya. Ingin untuk diajari pelajaran bahasa perminatan. Awalnya ia heran. Tapi tak apalah toh dia dibayar dan mendapat berbagai fiksi dan diksi untuk ceritanya.
Ia membuka buku pelajaran yang diserahkan Saburo. Meneliti setiap soal yang tak dimengerti bocah 14 tahun itu. Sedang Saburo sendiri bukannya memperhatikan penjelasan Gentaro. Malahan memperhatikan wajah yang cukup menariknya.
"Kau tidak memperhatikanku Saburo-kun."
Saburo mengalihkan pandangannya. Tak menghiraukan Gentaro yang berceloteh dihadapannya. Sesaat ia kembali menoleh ke Gentaro. Tatapannya dihadiahi sebuah cake strawberry.
"Aku tau kau pasti lapar." Ungkapnya menyuapi Saburo.
Saburo yang diperlakukan seperti itu. Memandang aneh. Sebelum tersenyum hangat dengan merah padam pada pipinya. Ditambah lagi cegukan menganggu aktifitasnya. Gentaro yang tak menahu. Memberikan teh yang dipesannya tadi pada Saburo. Sedikit mengurangi cegukan pemuda dihadapannya.
"Bukankah secara tidak langsung kita berciuman?"
"Hah?!" Gentaro menoleh. Merespon pemuda yang terkikik geli dihadapannya.
"Hik.. Gentaro-sensei harus banyak belajar."
"Seharusnya kau yang banyak belajar Saburo-kun." Balas Gentaro.
Kembali Gentaro menyuapi Saburo. Yang menunjukkan wajah dengan sunggingan senyum. Bukan wajah datar yang nampak sedari tadi. Tak menghiraukan pengunjung yang malah mengabadikan moment itu. Entahlah ia tak peduli. Melihat kebahagian kecil pemuda dihadapannya.
Saburo sendiri malah terkekeh geli. Merah padam dipipinya sudah tak dipeduli. Biarkan Gentaro melihatnya. Toh dia suka. Mungkin besok ia harus bilang untuk mengganti guru bahasanya dengan Yumeno Gentaro. Guru bahasa manis yang menyuapinya.
"Aku berharap guru bahasaku menjadi Gentaro-sensei kamisama." Rintihnya dalam hati.
"Hmm.. kelihatannya pelajaran kita harus berakhir Saburo-kun."
"Ta-tapi.." Desah Saburo.
"Demo.. uso desu yo~"
Baiklah. Tarik kata-kata Saburo untuk menjadikan Yumeno Gentaro menjadi gurunya. Tapi tak apalah untuk kali ini. Ia begitu menikmati sesi pembelajaran bahasa perminatannya.
"Gentaro-sensei kuharap kau tetap menjadi guruku."
••||••
End
Malem beut thor? -Sabubur
Biasa kuota abis tidak pada masanya.. -Author
Halah, bilang aja duit jatah kuota lu pake kuliner lagi -AnJiro
Bur, bunuh orang dosa kagak? -Author
Kalo makhluk sejenis BakaJiro sih legal -Sabubur
Bcd. Sejak kapan bunuh orang legal?! -AnJiro
—Eca story
KAMU SEDANG MEMBACA
「 Pushed Dream 」✔
HumorBerisi kisah-kisah seorang Yumeno Gentaro. warning : •mengandung unsur shonen-ai •haremnya Gentarou •fiksi dan diksi •short story _______________ ©unofficiall fanworks ©Eca & Eye