Warning :
•OOC parah
•Mengandung unsur shonen-ai
•Typo berceceran.
.Yamada Jiro x Yumeno Gentaro
.
.©King_ Record
©Eca_ story.
.Seorang pemuda tingkat SMA tengah menengadah. Sembari melirik tugas bahasa jepang yang berjajar. Ditambah essay dengan jajaran tulisan kanji yang membuat minusnya bertambah. Yamada Jiro. Pemuda yang sedang membolak-balikkan bukunya tanpa minat itu.
Sebenarnya ia ingin meminta bantuan. Tapi rasa gengsinya meminta belas kasihan dari adiknya. Akan berbuah cacian dan hinaan. Bukannya mengajari. Orang itu akan duduk diam sembari mengomentari. Pilihannya cuma satu. Berhubung dirumah juga hanya tersisa dirinya. Ditinggal sang kakak tercinta bekerja. Dan adiknya sibuk berlatih untuk olimpiade matematikanya.
Diraihnya ponsel disaku. Mencoba mencari kontak yang bisa dihubungi. Ah ketemu batinnya.
"Moshi-moshi Gentaro-sensei."
Yang diaeberang menyahut. "Ya. Ada apa Jiro-kun?"
Jiro menggaruk tengkuknya. "Bisakah kau datang kerumah dan mengajariku membaca kanji?"
"Hmm.. aku tidak bisa."
"Ta-tapi Gentaro-sensei kau satu-satunya harapanku."
"Ara~ demo.. uso desu yo~ Aku akan datang setengah jam lagi. Sampai jumpa."
Telepon dimatikan secarah sepihak. Membuat Jiro mendecih. Belum sempat mengumpat akan kebohongan orang yang menjadi gurunya kali ini. Dilihatnya jam dinding yang tergantung. Setengah jam lagi katanya.
Ting.. Tong..
Suara bel memecahkan keheningannya. Apakah itu Saburo. Atau kakaknya. Tapi semua itu tidak mungkin. Karena mereka akan pulang malam. Apakah Gentaro? Tapi orang itu bilang akan datang setengah jam lagi.
Dibukanya pintu. Menampakkan sosok pemuda berbalut hakama. Masih lengkap dengan laptop ditangan kanannya. Ia mengucek matanya. Memproses apakah ini benar-benar pemuda yabg ditunggunya. Atau jangan-jangan teroris yang berkeliaran.
"Maaf membohongimu. Aku datang lebih cepat karena kebetulan aku habis bertemu dengan editor lamaku di Ikkebokuro."
Jiro mendengus kesal. Ia membiarkan Gentaro masuk. Menuntun pemuda tersebut ke ruang tamunya. Menyuguhkan secangkir teh dan biskuit sebagai jamuan.
"Aku hanya punya itu. Sekarang ajari aku membaca kanji." Perintahnya.
Gentaro hanya terkekeh menyaksikan pemuda yang lebih muda darinya itu merajuk. Ia menepuk surai hitam dihadapannya. Sebelum membuka buku dengan deretan tulisan kanji itu. Dengan sabar ia mengajari beberapa kata kepada Jiro. Jiro makin bersemangat. Karena dia jauh lebih mudah mengigat ajaran Gentaro.
Jiro mulai membacanya. Tak sedikit kesalahan. Namun Gentaro memaklumi itu. Dia terkikik geli saat Jiro salah menyebutkan beberapa kata yang malah menjadi arti berbeda. Kini Jiro berlatih menulis kanjinya. Sabar Gentaro menunggu pemuda dihadapannya menulis.
Jiro menyunggingkan senyum. Menggoreskan tinta hitam yang diberikan Gentaro. Menulis jajaran kanji yang sulit dimengerti. Namun yakin masih bisa dibaca oleh gurunya itu.
"私はあなたが好き"
Lantang. Ia menunjukkannya pada Gentaro. Awalnya Gentaro ingin menertawai tulisannya. Namun mengerti isinya ia menyemburkan teh yang disajikan Jiro. Merah padam menjalar dipipinya.
"A-apa kau mengerti artinya Jiro?" Tanyanya.
Jiro menarik kedua sudut bibirnya. "Aku menyukaimu."
Buang Gentaro sekarang juga dari kediaman Yamada.
••||••
Fin
Bwahahaha akhirnya gue bisa bajak hpnya author! -Jyuto
Bangsat! Ini kan pair gue ama Gentaro sensei, lo ngapain nimbrung foto laknat itu, dasar kelinci bejad! - Jiro
Jangan tahan gue buat nggak musnahin kelinci bejad ini -Ichiro kakak yg baek.
— Eca story
KAMU SEDANG MEMBACA
「 Pushed Dream 」✔
HumorBerisi kisah-kisah seorang Yumeno Gentaro. warning : •mengandung unsur shonen-ai •haremnya Gentarou •fiksi dan diksi •short story _______________ ©unofficiall fanworks ©Eca & Eye