Sekolah🎬

223 19 46
                                    

Warning :
°Mengandung unsur shonen-ai
°Haremnya Gentaro
°Mengandung humor dan gula
°1600++ works
°Bagi pembaca yang tidak suka dipersilahkan memencet tombol keluar.

.
.

Hypnosis Mic hanya milik ©King-Records. Saya hanya meminjam beberapa karakter untuk kebutuhan cerita.

.
.

Story by :
Eca & Eye

.
.

Yumeno Gentaro. Panggil saja namanya Gentaro. Siswa dengan nilai bahasa terbaik seantero Acedemy Hypnos Mic. Dengan paras ayu yang menipu. Mungkin jika sekilas melihatnya. Kalian akan terpesona. Namun jangan mendekatinya. Karena kalian harus berhadapan dengan tujuh belas orang.

Ya. Kalian fikir kehidupan Gentaro di Academy baik-baik saja? Seperti remaja umumnya. Jawabannya tidak. Tidak sama sekali. Menurutnya harinya dipenuhi kesuraman. Mau kesana-kemari di larang. Harus ditemani. Jika saja ia bisa mengulang waktu. Mungkin dia akan mengundurkan diri sebelum masuk sekolah.

Kini dirinya terpaku. Sembari menonton buku. Berusaha berfikir apa kelanjutan bab baru. Goresan-goresan tinta membeku. Kertas kosong yang tidak menahu. Biarkan Gentaro berfikir. Otaknya sudah mentok. Dan ingin loncat dari gedung tingkat lima sekarang.

Ia kembali memilin jidatnya. Sebelum merasakan dingin menjalar dipipinya. Diliriknya keatas. Teman sekelasnya. Siapa lagi kalau bukan Aohitsugi Samatoki. Pemuda garang seperti preman dengan tampang urak-urakan. Namun selalu bersikap manis pada Gentaro seorang. Ia menarik kursi dihadapan Gentaro. Dan membuka kaleng minuman yang dibawanya.

"Jangan kebanyakan mikir. Nggak baik buat kesehatan." Katanya halus.

Gentaro hampir saja tersedak. Biasanya banyak bacot ni orang batinnya. "Makasih." Ia tersenyum sebagai balasan.

"Jangan senyum. Gue takut diabetes karena liat senyum lo yang manis." Duh belajar darimana sih nih orang. Bikin anak saya baper.

Dari arah belakang seseorang merangkul leher Gentaro. Ia hapal siapa yang berani melakukan ini. Yamada Ichiro "LO NGAPAIN SIH WIBU?!" Kumat deh.

"Ngapelin calon ibu dari anak-anak gue." Katanya enteng tak peduli wajah Gentaro yang memerah padam.

Duh Gentaro kuat iman tuhan. "DIA ITU CALON GUE YA, UDAH GUE TAKEN DARI MASIH JADI EMBRIO!" Emang taken dari embrio bisa? Dasar kuda jadi-jadian.

Gentaro menghela nafas. Diam-diam ia berjalan keluar kelas. Mengucap syukur karena kedua makhluk itu tidak menyadarinya. Hah dia butuh ketenangan. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke UKS. Setidaknya mungkin saja disana akan cukup tenang. Kalau saja ia tidak sedang berkhayal.

"Eh, Gentaro-kun? Apakah kau demam sampai kesini? Jika iya, aku bisa buatkan surat ijin pulang dan mengantarmu." Kata Jinguji Jakurai saat Gentaro memasuki ruang UKS.

Emang harus ya. Kalau ke UKS sakit dulu. Gentaro kan mau numpang ketenangan. Eh malah sama aja nggak ada perubahan. Ia mendaratkan bokongnya pada tempat duduk didepan guru UKSnya itu. Dan terkekeh pelan. "Jakurai-sensei khawatir banget sama saya—"

Belum selesai Gentaro berkata. Jakurai memotongnya dengan spontan. "Aku hanya tak mau orang yang kusayangi terluka." Baikah setelah itu Gentaro benar-benar membanting pintu ruang UKS dan meninggalkan Jakurai yabg tersenyum entah kenapa.

「 Pushed Dream 」✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang