Kala itu🔖

195 18 30
                                    

Hynosis mic hanya milik ©King Record. Saya hanya meminjam beberapa karakter untuk kebutuhan cerita.
.
.
Izzanami Hifumi x Yumeno Gentaro

.
.

Angst story.
Maaf lupa nabur gula dan garem.

.
.

Disini ia berdiri. Menopang dagu dengan bosan. Menatap setiap penjuru taman. Disibaknya surai kekuningan. Menampakkan wajah tampan rupawan. Jas disampirkan kepunggung. Hanya memperlihatkan balutan kemeja dengan rompi kasual hitam.

Ia mengistirahatkan tubuhnya. Merengkuh jasnya menjadi bantalan. Berteduh dibawah pohon besar. Hari ini tetap sama. Yang berbeda hanya satu. Orang yang di nantinya tak akan pernah datang. Jika saja kala itu..

...

"Hifumin!" Panggil sosok pemuda berusia 14 tahun menghampirinya. Ia menampakkan cengiran khasnya.

"Ini untukmu!" Katanya menyerahkan dua buah bunga krisan putih.

Pemuda yang dipanggil Hifumi itu menengadah. Usianya jelas lebih tua 4 tahun daripada anak itu. Tapi anak itu bebal memangilnya seenaknya.

"Terimakasih Gentaro-kun." Balasnya.

"Tapi.. kenapa harus krisan putih? Dan kenapa jumlahnya dua?"

Gentaro terkekeh kecil. Ia menarik Hifumi untuk bersandar di balik pohon besar. Ditaman sepi itu. Memang pertemuan mereka juga aneh. Sehingga mereka memilih taman yang sudah tidak digunakan sebagai tempat bertegur sapa.

Hifumi itu. Anak yang menginjak bangku terakhir SMA berusia 18 tahun. Sedang Gentaro masih menginjak bangku tingkat SMP kelas pertama.

"Hifumin ingat bagaimana pertemuan pertama kita?" Tanya Gentaro.

Hifumi jelas ingat. Setahun yang lalu. Dimana Gentaro merengek karena kehilangan brosnya. Bahkan ia sampai memaki setiap pengguna jalan. Yang malah menghadiakan hardikan kasar. Jika saja Hifumi tidak datang. Pasti Gentaro sudah babak belur karena dipukul. Dia bahkan merelakan uang tabungannya untuk membeli bros baru.

Semenjak itu Hifumi dan Gentaro saling mengenal. Gentaro yang usil menganggunya dan menungguinya saat pulang sekolah. Menariknya menuju taman kosong dan bersandar pada pohon. Dan menceritakan berbagai hal yang dia alami di sekolahnya. Semuanya termasuk tawanya yang hanya untuk Hifumi.

"Ya aku ingat jelas dimana kau merengek hanya demi bros itu." Tunjuknya pada kemeja yang kerahnya dipasangi sepasang bros berbentuk mawar.

Gentaro memberengut kesal. Ia menggembungkan kedua pipinya dan mengalihkan pandangan. Hifumi malah terkekeh melihat hal itu. Ia mengacak surai Gentaro dan mencubit gemas pipi gempal itu. "Jangan ngambek dong. Aku bercanda." Ucapnya.

Gentaro mendengus. "Hm sudahlah itu masalalu."

"Jadi.. bisa lanjutkan alasanmu memberikanku bunga krisan putih ini?" Tanya Hifumi.

Jelas Gentaro mengangguk. Ia menggengam jemari Hifumi. "Kau tau Hifumin? Kau adalah orang pertama yang mau mengulurkan tangan padaku. Bahkan tak menghiraukan cacian orang.  kau bertanya soal krisan putih itu. Mengapa aku hanya membawa dua buah saja.."

Dia menarik nafas sejenak. Dan melanjutkannya. "Karena ketika aku tiada. Aku ingin kau selalu mengingatku dengan bau harum krisan itu."

"Gentaro!" Belum Gentaro masih melanjutkan kalimatnya.

「 Pushed Dream 」✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang