Kamuflase 🏮

177 16 0
                                    

Desclaimer :

Hypnosis Mic • King Record

Story • Eye dan Eca

.

Kannonzaka Doppo x Yumeno Gentaro

.

Alert :

Karakter terlalu OOC
Mengandung kata-kata kasar dan non baku
Terdapat unsur kekerasan

.
.

Matanya layu. Seiring berjalan waktu kelopak hitam membingkai bak kacamata. Kannonzaka Doppo terlalu lelah untuk menerima semua ini. Bencengkrama sok formal dihadapan bos. Dan mengerjakan beberapa tugas lembur.

Petang menjelang. Ia memaksakan kakinya menapaki jalan. Menenteng tas kerja dan sebuket bunga. Dia tersenyum sembari mencium bau anyelir putih itu. Seakan dunia lelahnya tergantikan.

Segera ia bergegas. Saat jemarinya menyentuh ujung pintu kereta. Mendudukkan diri disamping orang yang sibuk tertidur. Ia menoleh, sepertinya mengenal orang itu. Bukankah itu Yumeno Gentaro batinnya. Ia menatap kantung mata yang tercipta juga. Mungkin sama kelelahannya.

Ia menyandarkan dirinya pada kursi kereta. Membiarkan matanya menutup sempurna. Tak terasa jemari-jemari lentik menyentuh wajahnya. Membuatnya mau tak mau mengerjap bingung. "Ah, Yumeno-kun." Katanya melihat Gentaro memperhatikannya dengan wajah imut.

Gentaro berkedip lalu terkekeh. "Kau ketiduran ya?" Tanyanya.

Doppo mengangguk malu. Ia meraba anyelir putihnya sembari menopang dagu. Gentaro memperhatikan itu. "Untuk siapa Kannozaka-san?"

"Untuk seseorang yang telah lama tiada." Katanya tersenyum lembut.

"Ooh pasti untukku ya!" Bisiknya.

Doppo menyadari sesuatu. Matanya berair. Ia lupa satu hal. Bahwa Yumeno Gentaro telah tiada. Kekasihnya telah lama pergi. Lalu siapa yang ada disampingnya. Tersenyum polos dengan manik hijau jernih?

....

"GENTARO!! Hah.. hah.." Nafas Doppo terengah. Ia terjaga dari tidurnya. Ternyata semua itu hanya mimpi.

Ia memalingkan wajahnya. Melihat bingkai ayu Gentaro dengan hiasan krisan sebagai kalungan. Dielusnya pelan. Dan terekekeh. "Tiga tahun kau meninggalkanku. Kau pikir aku tak menderita Gentaro?"

"Kaulah.. satu-satunya harapanku waktu itu.."

....

Pemuda bermarga Yumeno itu berlari riang. Memetik beberapa bunga anyelir yang dijadikan satu. Mengikatnya dengan teratur dan rapi. Menciumnya sebelum senyumnya mengembang.

"Doppo-san!" Panggilnya pada pemuda mengantuk itu.

Doppo berpakaian kantor. Baru saja ia pulang dan menemani Gentaro pergi ke taman. Melihatnya memetik bunga dan berlari kearahnya. Ternyata begitu menyenangkan.

Jdug- kaki Gentaro tersandung akar pohon. Membuatnya terjembab dan pipinya terluka sampai berdarah. "Hiks.. Do-doppo-san!" Tangisnya beradu.

Doppo dengan cekatan membopong Gentaro kedekapannya. Umurnya yang terpaut jauh dengan Gentaro membuatnya kalap. Masalahnya Gentaro itu remaja 15 tahun. Sedang dia sudah 25 tahun. Dan bekerja.

「 Pushed Dream 」✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang