Kasus🖇️

260 21 8
                                    

Warning :
•OOC parah
•Mengandung unsur shonen-ai
•Typo berceceran

.
.

Amagumi Hitoya x Yumeno Gentaro

.
.

©King_ Records
©Eca _ Story

.
.

Jemari diketuk. Berkas berbagai kasus disebar. Menunjukkan betapa berantakan ruangan ber AC itu. Ditambah seduhan teh yang mengering. Belum lagi pemiliknya hanya bersedekap. Tanpa niat membersihkan. Entahlah moodnya sedang turun.

Tok tok..

Suara ketukan pada pintu menbuyarkan lamunanya. Memperhatikan pemuda bersetalan hakama. Dengan map hitam digenggaman. Dibumbui dengan aroma krisan menyebar. Warna yang menghangatkan batinnya.

"Siang.. Amagumi-san." Sapanya.

Amagumi Hitoya. Tersipu untuk pertama kalinya. Ia bergegas membereskan mejanya. Tak memperhatikan pemuda yang baru menyapanya. Mengabaikan atensi yang malah tertawa. Disuguhkan pemandangan seorang pengacara. Dengan kantor yang cukup kotor.

"Maaf Amagumi-san. Bisakah aku membantumu?" Tanyanya.

Masih tak dihiraukan. Bahkan tatanan jas yang miring dan helaian surai yang tak tertata rapi. Turut menamaninya. Gentaro terkekeh ria. Ia mulai membantu Hitoya. Membersihkan ruangannya. Menyingkirkan bekas teh dan sisa makanan. Menyusun dengan rapi map-map yang berceceran.

Hitoya yang sadar menghela nafas. "Maaf membuatmu bekerja keras Yumeno-kun."

"Tak apa. Oh ya!" Kagetnya.

Gentaro dengan cekatan membenarkan jas pengacara dihadapannya. Menata surai yang awalnya berceceran. Senyum disunggingkan. Menatap hasil yang menawan.

"Nah, sekarang kau terlihat rapi Amagumi-san." Ucapnya dengan senyum menawan.

Hitoya terkekeh geli. Seperti halnya melihat orang yang handal. Bahkan ruangan yang semula kotor berubah menjadi bersih. Sungguh tangan yang hebat batinnya. Ia mengambil map hitam yang diserahkan Gentaro. Membaca dengan rinci kasus yang diterbitkan.

"Jadi.. kau mau melaporkan Iruma Jyuto?"

Gentaro mengangguk. "Dia berlaku tidak sopan padaku. Dan juga aku ingin mengembalikan jasnya."

"Cara mengembalikan yang aneh. Lewat pengadilan." Gumannya.

Gentaro hanya mengindahkan bahunya. Ia memainkan bunga tulip putih didalam vas. Menyentuhnya dan tertawa. Membayangkan banyak karangan diksi. Hal itu tak terlewat dari sudut pandang Hitoya. Benar-benar pemuda yang manis batinnya.

"Apa kau menyukai tulip?"

Gentaro menoleh. "Tidak terlalu. Aku hanya menemukan beberapa karangan untuk novel baruku."

"Dan kau jauh lebih menarik daripada tulip ini." Lanjut Gentaro.

Hitoya tersedak. Wajahnya memerah padam. Ia mengalihkan pandangannya dari wajah manis Gentaro. Melihat hal itu Gentaro tertawa riang. Ia menarik jemari Hitoya dan memainkannya.

"Demo.. uso desu yo~"

Kata yang terucap membuat Hitoya menghela pasrah. Lupa akan rivalnya yang selalu berbohong itu. "Jangan banyak berbohong Yumeno-kun. Itu tidak baik."

"Kalau begitu. Aku jujur suka bunga tulip ini dan tertarik padamu."

Biarkan Hitoya berada diantara Neraka dan Surga sekarang. Sebelum ia membuat kasus yang akan menjeratnya sebagai pengacara ternama. Dan coretan kartu keluarga.

••||••

Fun~

Iya gue tau gue miskin pictnya om Hitoya -Author

Makannya ntuh galeri isinya jangan bang Genta ama bang Pumai semua thor! -Ichiro

Duh nggak bisa chir. Udah jadi candu -Author

Bct- giliran gue kapan njeng?! -Kuda Liar

- Eca Story

「 Pushed Dream 」✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang