Dibalik Topeng🎭

170 15 21
                                    

Hypnosis Mic hanya milik ©King Record. Saya meminjam beberapa karakter untuk kebutuhan cerita.

.
.

Aohitsugi Samatoki x Yumeno Gentaro

.
.

Angst Story.
Maaf gula author habis.
Story by :
Dey Keyana [Eye]

.
.

"KALAU KAU ANAK BAIK-BAIK?! KAU TIDAK AKAN PERNAH MEMBUAT KEDUA ORANGTUAMU MEMBUANGMU!!" Cerca salah seorang siswa.

Dibawah sana. Yumeno Gentaro. Meringkuk dengan badan basah hasil guyuran para siswa yang membullynya. Ia menggigit bibirnya kuat-kuat. Setiap hinaan yang menggores hatinya. Ia menangis sejadinya. Saat para siswa tadi menguncinya dalam toilet lama.

"Hiks.. a-apa salahku?! Ke-kenapa Okaa-san dan Tou-san meninggalkanku? A-apakah aku tak pantas mendapat kasih sayang?" Tangis pilunya makin memenuhi toilet itu.

Aohitsugi Samatoki yang kebetulan melewati kamar mandi. Mendobrak pintu itu. Ia melihat Gentaro yang menatapnya dengan kabut takut. Tak ragu pemuda itu mengulurkan tangannya. Yang tak kian disambut oleh Gentaro. Malahan ditepis kasar.

"JANGAN DEKATI AKU JIKA KAU AKAN MENYAKITIKU JUGA!!" Katanya membentak.

Samatoki tercenung. Ia mendekap pemuda itu dalam dekapannya. Berusaha tak melepasnya meski si empu memberontak. Tetap ia pertahankan. Sisi tangis pilu yang mewarnai putih seragamnya. Setelah agak tenang. Samatoki memilih menggendong Gentaro dibelakang punggungnya.

Tubuh ringkih dan lemah. Samatoki tak tega kalau begini. Kalau saja ia datang sejak lama. Jika saja ia berani mengungkapkan perasaannya. Pasti Gentaro tidak akan pernah tersakiti oleh siapa pun. Pasti dirinya aman. Semua ini salahnya. Hanya memperhatikan dari jauh. Seolah menganggap semuanya aman-aman saja.

"Tenanglah Gentaro.. aku bersamamu." Bisiknya disela tidur Gentaro.

***

"Ugh.. tempat membosankan." Perkataan Gentaro membuat Jinguji Jakurai tertegun. Biasanya orang akan mengungkap pertanyaan klise 'aku dimana?' tapi Gentaro sepertinya tak tertarik mengungkap kata tersebut.

"Kau sudah sadar Yumeno-kun. Tadi Samatoki-kun mengantarmu kemari." Kata Jakurai.

Gentaro menatap nyalang dokter itu. Ia mengambil pisau buah disamping nakasnya. Dan mulai menggoreskannya pada tangannya. Jakurai yang sadar berteriak. "APA YANG KAU LAKUKAN GENTARO?!!"

Samatoki yang mendengar teriakan Jakurai. Segera masuk setelah membeli bubur. Ia melihat Gentaro yang meringkuk dipojokan. Dan mengacungkan pisau bila ada yang mendekat. "JANGAN DEKATI AKU! ATAU AKU BUNUH DIRI DIHADAPAN KALIAN!!" Ancamnya.

Samatoki tak kuasa. Ia mendekati Gentaro yang tetap mengacungkan pisaunya. Jakurai sempat menahan Samatoki. Namun pemuda itu bersikeras. Membuat Jakurai melepasnya. "Ja-jangan mendekat!" Takutnya.

Samatoki langsung memeluk Gentaro. Tak peduli jika dia akan dilukai. Hatinya sudah cukup terluka karena melihat Gentaro depresi. "Tenanglah, tenang.. disini ada aku.." Katanya mengelus punggung Gentaro.

Gentaro terisak. "Hiks.. Sa-samatoki.." Bisiknya ditelinga pemuda itu. Ia menjatuhkan pisau buah itu. Dan Jakurai segera bertindak mengambilnya serta memberi suntikan bius bagi Gentaro. Setelah dirasa Gentaro makin memberat dipundaknya. Samatoki membaringkannya diatas kasur rumah sakit.

「 Pushed Dream 」✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang