Amanda🐖

204 19 35
                                    

Warning :
•OOC parah
•Mengandung unsur shonen-ai
•Typo berceceran

.
.

Aimono Jyushi x Yumeno Gentaro

.
.

©King_ records
©Eca _ story

.
.

Surai hitam dengan goresan kuning teracak. Titikan embun terurai. Jajaran orang berdecak. Melihat sisi pemuda cengeng dihadapan mereka. Aimono Jyushi. Nama pemuda itu. Berjalan di sekitar trotoar Shibuya. Apa yang dilakukannya di Shibuya? Jelas sudah karena permintaan sang kakak. Agar ia berjalan-jalan.

Dan malah tersesat sampai kota yang tak pernah diinjaknya. Nagoya itu lebar. Tapi kenapa ia sampai tersesat di Shibuya. Belum lagi sang Amanda hilang. Dan tidak ada orang yang dikenalnya.

Hampir saja ia tumpah ruahkan semua perasaannya. Saat sebuah tangan terulur. Ditatapnya pemuda yang ikut menatapnya. Menampakkan senyuman tulus dan cengiran khas. Pemuda berhakama itu. Yumeno Gentaro. Pesaing battle rapnya.

"Kau tak apa Aimono-kun?" Tanyanya memiringkan kepala.

Jyushi tak menyahut. Ia memeluk Gentaro dengan tangis yang pecah. Benar-benar bocah batin Gentaro. Ia menepuk pelan pundaknya dan mengajak berdiri Jyushi. Dan menggandengnya ke sebuah taman rindang dengan bangku yang berjajar. Memilin satu bangku cukup dua orang. Gentaro mendudukkan Jyushi disana.

"Sekarang jangan sedih lagi. Ada aku disini." Cengirnya dengan senyum simpul.

Jyushi menatap Gentaro penuh selidik. Pemuda ini baik batinnya. Ia kagum seketika. Sedikit terisak ia menggapai jemari Gentaro. "Si-siapa namamu?" Tanyanya.

Kekehan Gentaro menjadi objek utamanya. "Kau bisa memanggilku Gentaro. Apakah kau mencari Amanda?"

Jyushi mengangguk seketika. Sebelum mengerutkan dahinya. "Da-darimana kau tahu Amandaku?"

Tak menjawab. Gentaro melangkah ke belakang pohon besar. Ia mengambil sebuah boneka babi dan menentengnya di depan Jyushi. Jyushi segera merangkul kembali Amandanya. Dan berucap syukur karena telah ditemukan. Ia bahkan tertawa setelah menangis. Semuanya disaksikan oleh Gentaro. Yang dibalas kekehan manis si empu surai cokelat.

"Kau seperti anak kecil Jyushi." Katanya.

Jyushi tersenyum. Ia menarik jemari Gentaro dan menyelipkannya di anak surainya. "A-ku tak seperti itu. Ta-tapi bisakah kau mengelus suraiku?" Tanyanya hati-hati.

Tak disuruhpun sedari tadi Gentaro memang ingin mengelus surai hitam itu. Ia kembali duduk dibangku taman. Dengan Jyushi yang tertidur diatas pangkuannya. Ia masih asyik memainkan anak surai Jyushi. Bak mengurus anak kecil saja fikirnya.

"Sasayaku jikan wa arimasen.

Watashi ga ō ni naru to shitara zen sekai o katto shimasu.

Dakara anata wa eien ni watashi no mono ni naru."

Tak sadar Jyushi melantunkan salah satu lagu penghantar tidur. Yang menjadi background dalam novel baru Gentaro. Gentaro cukup tercengang. Namun Jyushi menggerakkan jemarinya tepat di bibir merah delima itu. Dan menggulang bait terakhirnya.

"Dakara anata wa eien ni watashi no mono ni naru."

"Agar kau menjadi milikku selamanya." Senyum Gentaro mengembang. "Kau imut Jyushi, jadi milikku selamanya juga tak apa."

Dug— Merah padam menghiasi wajah Jyushi. Ia menutup wajahnya dan memilih tidur. Daripada melihat wajah Gentaro yang tersenyum manis.

••||••

Fun~

Hayoloh dedek Jyushi gercepkan -Author

Untung bocah -All

Awowkwowkok yg kalah cepet mah bisa ae! Woi itu pisau diturunin bego! Gue potong gaji kalian lama-lama. -Author

Para bapak bertemu -Author

Wihhh pengen esde lagihhh!! -Sasara

Sudahlah mari kita tutup book ini, karena menuai para aib -Hitoya

gblk, ntar gue nggak ada kerjaan lagi dong, oh iya tugas online aink numpuk bejibun! Oke jadi author bakal hiatus! -Author

JANGAN!! -All

Biwarin bwleee -Author

bngst -All

— Eca Story

「 Pushed Dream 」✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang